Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan

PPKn SMP KK H 119 2 Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan perlindungan hak-hak asasi perempuan.

j. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi

Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi adalah lembaga yang melakukan penyelesaian terhadap kasus pelanggaran HAM di luar pengadilan HAM. komisi ini di bentuk berdasarkan UU RI nomor 27 tahun 2004. Menurut pasal 43 UU No. 26 tahun 2000 menyatakan bahwa kasus pelanggaran HAM Berat yang tidak dapat di selesaikan melalui pengadilan HAM akan ditangani oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi dibentuk berdasar UU No. 27 tahun 2004 dengan tujuan: 1 Memberikan alternative penyelesaian pelanggaran HAM berat di luar pengadilan non litigasi HAM ketika pengadilan HAM mengalami kebuntuan 2 Sarana mediasi pelaku dan korban pelanggaran HAM berat di luar jalur sidang. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi mempunyai fungsi kelembagaan yang bersifat publik untuk mengungkapkan kebenaran atas pelanggaran hak asasi manusia yang berat dan melaksanakan rekonsiliasi. Sedangkan tugas Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yaitu : 1 Menerima pengaduan atau laporan dari pelaku, korban, atau keluarga korban yang merupakan ahli warisnya; 2 Melakukan penyelidikan dan klarifikasi atas pelanggaran hak asasi manusia yang berat 3 Memberikan rekomendasi kepada presiden dalam hal permohonan amnesti 4 Menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah dalam hal pemberian kompensasi dan atau rehabilitasi; dan 5 Menyampaikan laporan tahunan dan laporan akhir tentang pelaksanaan tugas dan wewenang berkaitan dengan perkara yang ditanganinya, kepada presiden dan dewan perwakilan rakyat dengan tembusan kepada mahkamah agung. 120 Mengapa rekonsiliasi penting bagi kehidupan bangsa? Diskusikan Berbagai kegiatan yang dapat dimasukan dalam upaya perlindungan HAM antara lain: 1 Kegiatan belajar bersama, berdiskusi untuk memahami pengertian HAM; 2 Mempelajari peraturan perundang – undangan mengenai HAM maupun peraturan hukum pada umumnya, karena peraturan hukum yang umum pada dasarnya juga telah memuat jaminan perlindungan HAM; 3 Mempelajari tentang peran lembaga–lembaga perlindungan HAM, seperti Komnas HAM, Komisi Nasional Perlindungan Anak KNPA, LSM, dan seterusnya; 4 Memasyarakatkan tentang pentingnya memahami dan melaksanakan HAM, agar kehidupan bersama menjadi tertib, damai dan sejahtera kepada lingkungan masing– masing; 5 Menghormati hak orang lain, baik dalam keluarga, kelas, sekolah, pergaulan, maupun masyrakat; 6 Bertindak dengan mematuhi peraturan yang berlaku di keluarga, kelas, sekolah, OSIS, masyarakat, dan kehidupan bernegara; 7 Berbagai kegiatan untuk mendorong agar negara mencegah berbagai tindakan anti pluralisme kemajemukan etnis, budaya, daerah, dan agama; 8 Berbagai kegiatan untuk mendorong aparat penegak hukum bertindak adil; 9 Berbagai kegiatan yang mendorong agar negara mencegah kegiatan yang dapat menimbulkan kesengsaraan rakyat untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti, sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan.

2. Analisis Penerapan Fungsi Lembaga Penegakan Hak Asasi Manusia

Perlindungan dan penegakan hak asasi manusia di Indonesia mencapai kemajuan ketika pada tanggal 6 November tahun 2000 Dewan Perwakilan Rakyat DPR mengesahkan Undang Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia dan kemudian diundangkan tanggal 23 November 2000. Undang- Undang ini merupakan undang-undang yang secara tegas menyatakan sebagai undang-undang yang mendasari adanya pengadilan hak asasi manusia di Indonesia yang berwenang mengadili para pelaku pelanggaran hak asasi manusia berat.