Analisis Toleransi Antar Umat Beragama di Indonesia

PPKn SMP KK H 163 beragama merupakan salah satu perwujudan pelaksanaan hak asasi manusia. Oleh karena itu pengertian toleransi beragama adalah keyakinan adanya kebebasan setiap warga negara untuk memeluk suatu agama yang diyakininya dan kebebasan untuk menjalankan ibadahnya. Rudini. 1994:65menghargai perbedaan agama dan kepercayaan Dalam kehidupan toleransi beragama di Indonesia bisa dibedakan atas 3 toleransi yaitu toleransi intern umat beragama, toleransi antar umat beragama dan toleransi antara umat beragama dengan pemerintah. Kehidupan toleransi beragama dalam masyarakat perlu dikembangkan supaya tercipta suasana yang tenang, damai sehingga kebebasan dalam menjalankan ibadah menurut agama masing-masing dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu perlu dikembangkan sikap saling mengerti, saling menerima, saling hormat menghormati, saling harga menghargai dan toleransi menghendaki adanya kejujuran dan kebesaranjiwa empati Agama sebagai realitas sosial didalamnya tidak hanya tergantung aspek ajaran yang bersifat normatif doktrinal melainkan juga terdapat variabel pemeluknya, tafsir ajaran, lembaga keagamaan, tempat suci, serta bangunan ideologi yang dibangun dan dibela para pemeluknya. Dengan demikian, jika terjadi konflik antar agama maka terdapat berbagai variabel yang terlibat yang satu ikut memperkuat yang lain, meskipun ada juga aspek ajaran yang menjadi kekuatan pencegah yaitu doktrin agama untuk saling menghormati sesama manusia dan misi setiap agama untuk menegakkan kedamaian. Sebagai locusclassicus dan pluralisme, Indonesia tidak saja menjadi tempat berkembang suburnya berbagai macam keanekaragaman sosial budaya tetapi juga sangatrentan terhadap munculnya konflik sosial. Terjadinya konflik agama secara nyata menjadi cermin betapa wacana kerukunan di Indonesia masih belum berjalan ideal. Kerukunan antar umat beragama selama ini terkesan masih sekedar menjadi cita-cita, belum berjalan ideal karena belum menjadi kesadaran seluruh umat beragama. Disamping itu, konflik beragama juga disebabkan mengkristalnya ketidakpuasan masyarakat akibat diberlakukannya kebijakan politik pemerintah masa lalu yang diskriminatif. Jadi timbulnya friksi yang dapat merusak kerukunan antar umat beragama bisa terjadi karena kesalahpahaman yang bersumberkan dari kurangnya pemahaman agama yang 164 dipeluknya, disamping bisa terjadi akibat faktor diluar kehidupan beragama. Sikap tidak toleransi diantara individu-individu dan kelompok-kelompok masih sering muncul dalam kaitannya motivasi, rasial,ideologis,politik dan keagamaan. Dalam kenyataannya, sikap tidak toleransi tidak semata-mata oleh faktor intern, melainkan juga sering disebabkan karena faktor eksternal, misalnya karena kebijakan politik pemerintah atau politik global kekuatan dunia. Menurut Salim 2000:4 terjadinya konflik sosial yang berlindung dibawah bendera agama atau mengatasnamakan kepentingan agama bukan merupakan justifikasi dari doktrin agama, karena semua agama mengajarkan kepada umatnya sikap toleransi dan menghormati sesamanya. Bahkan semakin soleh seseorang dalam penghayatan agama dan kepercayaannya akan semakin toleran dan menghargai eksistensi agama lain. Munculnya konflik yang mengancam pluralisme beragama bisa dipicu oleh motif tertentu seperti politik, ekonomi, sosial dan kekuasaan. Kurangnya kejelasan hubungan antar pengahayatan agama sebagai doktrin disatu pihak dengan sikap keagamaan yang terwujud dalam perilaku bisa memunculkan konflik. Reaksi dari pembahan sosial yang cepat karena orientasi materialisme yang eksklusif dan orientasi hasil yang dikembangkan selama ini juga merupakan potensi tumbuhnya konflik antar agama. Pelaksanaan toleransi beragama dapat dimulai dan komunitas yang terkecil yaitu keluarga. Toleransi dalam keluarga berbentuk toleransi antar sesama penganut agama kemudian meningkat dalam lingkup yang lebih luas yaitu masyarakat. Menurut Projo Kusumo 1986:8 upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan kerukunan hidup beragama dengan: 1 menanamkan pengertian akan nilai dari kehidupan bermasyarakat yang mampu mendukung kerukunan hidup beragama; 2 mengusahakan lingkungan dan keadaan yang mampu menunjang sikap dan tingkah laku yang mengarah kepada kerukunan hidup bersama; 3 menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan tingkah laku yang mewujudkan kerukunan hidup beragama. Peningkatan pemahaman atas agama masing-masing wajib dilakukan setiap pemeluk agama. Tugas ini selain kewajiban setiap pribadi pemeluk agama juga merupakan tanggung jawab para tokoh atau pemimpin agama masing-masing. Sementara itu, peningkatan toleransi beragama di negara yang majemuk ini PPKn SMP KK H 165 menjadi tugas dan tanggung jawab bersama semua agama serta pemerintah. Pemerintah harus dapat menjembatani dan memfasilitasi agar dialog antar umat beragama ini bisa berlangsung dengan baik, lancar, konsisten dan berkelanjutan. Dalam kehidupan toleransi beragama, pemerintah mempunyai kewajiban melakukan pembinaan. Menurut Imron 2000:4 untuk mengatasi konflik antar umat beragama, pemerintah dapat melakukan berbagai terobosan, yaitu: 1 pemerintah hendaknya memberikan prioritas terhadap sosialisasi pemahaman dan kesadaran terhadap pentingnya kerukunan antar umat beragama sampai pada tingkat yang paling bawah; 2 pemerintah harus segera mensosialisasikan pentingnya kesadaran dan penghormatan terhadap realitas kemajemukan pluralisme dalam masyarakat; 3 berbagai kebijakan politik , pemerintah hendaknya benar-benar didasarkan pada asas keadilan demi melindungi seluruh lapisan masyarakat.

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 10 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point 2. Akitivitas pembelajaran diklat dalam kegiatan pembelajaran dengan mata diklat “Analisis Keberagaman Yang Berbhinneka Tunggal Ika dan Toleransi Antar Umat Beragama di Indonesia” dirancang sebagai berikut :

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Analisis Keberagaman Yang Berbhinneka Tunggal Ika dan Toleransi Antar Umat Beragama di Indonesia”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: 166 Tabel 13. Aktivitas Pembelajaran Materi Analisis Ber-Bhinneka Tunggal Ika dan Analisis Toleransi AntarUmat Beragama di Indonesia