Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi

120 Mengapa rekonsiliasi penting bagi kehidupan bangsa? Diskusikan Berbagai kegiatan yang dapat dimasukan dalam upaya perlindungan HAM antara lain: 1 Kegiatan belajar bersama, berdiskusi untuk memahami pengertian HAM; 2 Mempelajari peraturan perundang – undangan mengenai HAM maupun peraturan hukum pada umumnya, karena peraturan hukum yang umum pada dasarnya juga telah memuat jaminan perlindungan HAM; 3 Mempelajari tentang peran lembaga–lembaga perlindungan HAM, seperti Komnas HAM, Komisi Nasional Perlindungan Anak KNPA, LSM, dan seterusnya; 4 Memasyarakatkan tentang pentingnya memahami dan melaksanakan HAM, agar kehidupan bersama menjadi tertib, damai dan sejahtera kepada lingkungan masing– masing; 5 Menghormati hak orang lain, baik dalam keluarga, kelas, sekolah, pergaulan, maupun masyrakat; 6 Bertindak dengan mematuhi peraturan yang berlaku di keluarga, kelas, sekolah, OSIS, masyarakat, dan kehidupan bernegara; 7 Berbagai kegiatan untuk mendorong agar negara mencegah berbagai tindakan anti pluralisme kemajemukan etnis, budaya, daerah, dan agama; 8 Berbagai kegiatan untuk mendorong aparat penegak hukum bertindak adil; 9 Berbagai kegiatan yang mendorong agar negara mencegah kegiatan yang dapat menimbulkan kesengsaraan rakyat untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti, sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan.

2. Analisis Penerapan Fungsi Lembaga Penegakan Hak Asasi Manusia

Perlindungan dan penegakan hak asasi manusia di Indonesia mencapai kemajuan ketika pada tanggal 6 November tahun 2000 Dewan Perwakilan Rakyat DPR mengesahkan Undang Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia dan kemudian diundangkan tanggal 23 November 2000. Undang- Undang ini merupakan undang-undang yang secara tegas menyatakan sebagai undang-undang yang mendasari adanya pengadilan hak asasi manusia di Indonesia yang berwenang mengadili para pelaku pelanggaran hak asasi manusia berat. PPKn SMP KK H 121 Istilah pengadilan HAM sering dipertentangkan dengan istilah peradilan pidana, karena memang pada hakekatnya kejahatan yang merupakan kewenangan pengadilan HAM juga merupakan perbuatan pidana. UU No. 26 Tahun 2000 yang menjadi landasan berdirinya pengadilan HAM mengatur tentang beberapa kekhususan atau pengaturan yang berbeda dengan pengaturan dalam hukum acara pidana. Pengaturan yang berbeda atau khusus ini mulai sejak tahap penyelidikan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Komnas HAM sebagai lembaga yang berwenang menyelidiki terjadinya pelanggaran HAM berat, sampai pengaturan tentang majelis hakim yang komposisinya berbeda dengan pengadilan pidana biasa. Komnas HAM didirikan berdasarkan Keppres No. 50 Tahun 1993 dengan tujuan untuk membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM serta meningkatkan perlindungan HAM. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Komnas HAM melakukan sejumlah kegiatan yang pada intinya meliputi tiga hal, yaitu : penyebarluasan wawasan HAM kepada masyarakat Indonesia dan Internasional, pengkajian berbagai instrumen HAM PBB dalam rangka asksesiratifikasi, pemantauan dan penyelidikan pelaksanaan HAM. Peranan Komnas HAM dalam penegakkan HAM antara lain sebagai berikut: a. sebagai salah satu lembaga penggerak dalam menjalankan perlindungan HAM b. sebagai salah satu lembaga yang melaksanakan kajian tentang HAM c. sebagai salah satu lembaga yang turut serta secara aktif menegakkan HAM d. sebagai salah satu lembaga yang bergerak sebagai media perantara bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan HAM Untuk melaksanakan tujuan , Komnas HAM melaksanakan fungsi : a. Fungsi pengkajian dan penelitian. Untuk melaksanakan fungsi ini, Komnas HAM berwenang antara lain: 1 melakukan pengkajian dan penelitian berbagai instrumen internasional dengan tujuan memberikan saran-saran mengenai kemungkinan aksesi dan atau ratifikasi. 2 melakukan pengkajian dan penelitian berbagai peraturan perundang- undangan untuk memberikan rekomendasi mengenai pembentukan,