Umpan Balik dan Tindak Lanjut

PPKn SMP KK H 35 Kegiatan Pembelajaran 2 Analisis Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan yang Utuh

A. Tujuan

1. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menunjukkan analisis penerapan nilai-nilai yang menjiwai dan dijiwai sila-sila Pancasila dengan benar 2. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menunjukkan analisis permasalahan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuhdengan benar

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menganalisis penerapan nilai-nilai yang menjiwai dan dijiwai sila-sila Pancasila 2. Menganalisis permasalahan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh.

C. Uraian Materi

1. Analisis Penerapan Makna Nilai-Nilai Menjiwai dan Dijiwai oleh Sila-Sila Pancasila

Pancasila yang terdiri dari lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Sila ke -1:“Ketuhanan Yang Maha Esa” meliputi dan menjiwai sila ke -2, ke-3, ke-4 dan ke-5.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan jaminan kebebasan kepada setiap penduduk untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya dan beribadah 36 menurut agama dan kepercayaannya masing-masing dengan toleransi. Sila I menjadi sumber pokok kehidupan bangsa Indonesia, menjiwai, mendasari serta membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab, penggalangan persatuan Indonesia yang telah membentuk Negara Republik Indonesia yang berdaulat penuh, bersifat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan guna mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. b. Sila ke- 2 “Kemanusiaan yang Adil Dan Beradab” diliputi dan dijiwai Sila ke-1, meliputi dan menjiwai sila ke-3, ke-4, dan ke-5. Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk berbudi yang mempunyai potensi pikir, rasa, karsa, dan cipta. Karena potensi inilah manusia menduduki martabat yang tinggi dengan akal budinya manusia menjadi berkebudayaandan menjaga kekayaan budaya, dengan budi nuraninya manusia menyadari nilai-nilai dan norma-norma. Adil mengandung arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas norma-norma yang obyektif, tidak subyektif apalagi sewenang- wenang. Beradab berasal dari kata adab, yang berarti budaya, berarti bahwa sikap hidup, keputusan dan tindakan selalu berdasarkan nilai budaya, terutama norma kesopanan dan kesusilaan. Adab bearti tata kesopanan kesusilaan atau moral. Jadikemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran sikap dan perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya baik terhadap diri pribadi, sesama manusia maupun terhadap alam dan hewan. c. Sila ke-3 : “Persatuan Indonesia” diliputi dan dijiwai sila ke-1, dan ke-2, meliputi dan menjiwai sila ke-4 dan ke-5. Hakekat sila Persatuan Indonesia bahwa bangsa yang mendiami wilayah Indonesia bersatu karena didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah Negara yang merdeka dan berdaulat. Dengan persatuan Indonesia bangsa Indonesia menggapai tujuan memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi, sekaligus perwujudan dari paham kebangsaan Indonesia yang dijiwai oleh sila I dan II. Nasionalisme Indonesia mengatasi paham golongan, suku bangsa, sebaliknya membina tumbuhnya persatuan dan kesatuan sebagai satu bangsa yang padu