PPKn SMP KK H
117
diketuai oleh Seto Mulyadi. Anggota KPAI pusat terdiri dari 9 orang, yaitu 1 orang ketua, 2 orang wakil ketua, 1 orang sekretaris, dan 5 orang
anggotaKomisi Perlindungan Anak Indonesia bertugas : 1 melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan perlindungan anak 2 mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduan masyarakat,
melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi, dan pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan anak.
3 memberikan laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada Presiden dalam rangka perlindungan anak. Misalnya untuk tugas memberikan
masukan kepada Presidenpemerintah KPAI meminta pemerintah segera membuat undang–undang larangan merokok bagi anak atau setidak-
tidaknya memasukan pasal larangan merokok bagi anak dalam UU. Sedangkan fungsi Komisi Perlindungan Anak Indonesia adalah :
1 Melakukan pengumpulan data, informasi dan investigasi terhadap pelanggaran hak anak.
2 Melakukan kajian hukum dan kebijakan regional dan nasional yang tidak memihak pada kepentingan terbaik anak.
3 Memberikan penilaian dan pendapat kepada pemerintah dalam rangka mengintegrasikan hak-hak anak dalam setiap kebjijakan.
4 Memberikan pendapat dan laporan independen tentang hukum dan kebijakan berkaitan dengan anak.
5 Menyebasluaskan, publikasi dan sosialisasi tentang hak-hak anak dan situasi anak di Indonesia.
6 Menyampaikan pendapat dan usulan tentang pemantauan pemajuan dan kemajuan, dan perlindungan hak anak kepada parlemen, pemerintah dan
lembaga terkait. 7 Mempunyai mandat untuk membuat laporan alternatif kemajuan
perlindungan anak di tingkat nasional. 8 Melakukan perlindungan khusus.
118
i. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan
Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan dibentuk berdasarkan Keppres No. 181 Tahun 1998. Dasar pertimbangan pembentukan Komisi Nasional ini
adalah sebagai upaya mencegah terjadinya dan menghapus segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.Komisi Nasional ini bersifat independen dan
bertujuan: 1 menyebarluaskan pemahaman tentang bentuk kekerasan terhadap
perempuan. 2 mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan bentuk
kekerasan terhadap perempuan. 3 meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan dan hak asasi perempuan. Dalam rangka mewujudkan tujuan di atas, Komisi Nasional ini memiliki
kegiatan sebagai berikut: 1 penyebarluasan pemahaman, pencegahan, penanggulangan,
penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan. 2 pengkajian dan penelitian terhadap berbagai instrumen PBB mengenai
perlindungan hak asasi manusia terhadap perempuan. 3 pemantauan dan penelitian segala bentukkekerasan terhadap perempuan
dan memberikan pendapat, saran dan pertimbangan kepada pemerintah. 4 penyebarluasan hasil pemantauan dan penelitian atas terjadinya kekerasan
terhadap perempuan kepada masyarakat. 5 pelaksanaan kerjasama regional dan internasional dalam upaya
pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan Sedangkan fungsi Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan
adalah : 1 Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan dan penegakan hak-hak asasi manusia perempuan di Indonesia
PPKn SMP KK H
119
2 Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan perlindungan hak-hak asasi
perempuan.
j. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi adalah lembaga yang melakukan penyelesaian terhadap kasus pelanggaran HAM di luar pengadilan HAM.
komisi ini di bentuk berdasarkan UU RI nomor 27 tahun 2004. Menurut pasal 43 UU No. 26 tahun 2000 menyatakan bahwa kasus pelanggaran HAM Berat
yang tidak dapat di selesaikan melalui pengadilan HAM akan ditangani oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
dibentuk berdasar UU No. 27 tahun 2004 dengan tujuan: 1 Memberikan alternative penyelesaian pelanggaran HAM berat di luar
pengadilan non litigasi HAM ketika pengadilan HAM mengalami kebuntuan
2 Sarana mediasi pelaku dan korban pelanggaran HAM berat di luar jalur sidang.
Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi mempunyai fungsi kelembagaan yang bersifat publik untuk mengungkapkan kebenaran atas pelanggaran hak asasi
manusia yang berat dan melaksanakan rekonsiliasi. Sedangkan tugas Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yaitu :
1 Menerima pengaduan atau laporan dari pelaku, korban, atau keluarga korban yang merupakan ahli warisnya;
2 Melakukan penyelidikan dan klarifikasi atas pelanggaran hak asasi manusia yang berat
3 Memberikan rekomendasi kepada presiden dalam hal permohonan amnesti 4 Menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah dalam hal pemberian
kompensasi dan atau rehabilitasi; dan 5 Menyampaikan laporan tahunan dan laporan akhir tentang pelaksanaan
tugas dan wewenang berkaitan dengan perkara yang ditanganinya, kepada presiden dan dewan perwakilan rakyat dengan tembusan kepada
mahkamah agung.