Tujuan Indikator Pencapaian Kompetensi

54 5. menganalisis penentuan nilai baik dan buruk berdasarkan aliran religiosisme tanggung jawab. 6. Peserta diklat mampu menganalisis penentuan nilai baik dan buruk berdasarkan aliran humanisme tanggung jawab..

C. Uraian Materi

Baik dan buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk menentukan suatu perbuatan yang dilakukan seseorang.Baik adalah sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan, yang memberikan kepuasan.Baik juga berarti sesuai dengan yang diinginkan, memberikan perasaan senang atau bahagia.Tingkah laku manusia adalah baik, jika tingkah laku tersebut menuju kesempurnaan manusia.Sehingga jika mengetahui sesuatu yang baik, maka dengan sendirinya akan mengetahui yang buruk. Sesuatu yang buruk adalah kebalikan dari yang baik, dan tidak disukai kehadirannya oleh manusia.Buruk berarti tidak sempurna dalam kualitas, dibawah standart, kurang dalam nilai, tidak menyenangkan dan sesuatu yang tercela. Definisi di atas memberi kejelasan bahwa baik dan buruk sangat relatif karena bergantung pada pandangan dan penilaian masing-masing yang merumuskannya, dengan demikian nilai baik dan buruk tersebut bersifat subyektif karena bergantung kepada individu yang menilainya.Seiring dengan perkembangan pemikiran manusia, berkembang pula patokan yang digunakan orang dalam menentukan baik dan buruk. Sejumlah pandangan filsafat yang digunakan dalam menilai baik dan buruk yaitu hedonisme, utilitarianisme, vitalisme, sosialisme, religiosisme dan humanisme.

1. Analisis Penentuan baik dan buruk berdasarkan aliran hedonisme.

Aliran hedonisme berpandangan bahwa perbuatan yang baik adalah perbuatan yang banyak mendatangkan kelezatan,kenikmatan dan kepuasan nafsu biologis.Aliran ini tidak mengatakan bahwa semua perbuatan mengandung kelezatan,melainkan ada pula yang mendatangkan kepedihan dan apabila ia disuruh memilih manakah perbuatan yang harus dilakukan maka yang dilakukan adalah mendatangkan kelezatan.Epicurus sebagai orang pertama yang PPKn SMP KK H 55 mendasari paham ini mengatakan bahwa kebahagian atau kelezatan itu adalah tujuan manusia.Tidak ada kebaikan dalam hidup ini selain kelezatan dan tidak ada keburukan selain penderitaan. Dan akhlak itu tidak lain dan tidak bukan adalah berbuat untuk menghasilkan kelezatan dan kebahagiaan serta keutamaan. Rohanilah yang merencanakan kelezatan dan akal dibimbing rohani memandang akal lebih kekal dari kelezatan badan. Pada tahap selanjutnya paham hedonisme ini ada yang bercorak individual dan universal.Corak pertama berpendapat bahwa yang dipentingkan terlebih dahulu adalah mencari sebesar-besarnya kelezatan dan kepuasan untuk diri sendiri dengan segenap daya upaya harus diarahkan pada upaya mencari kebahagiaan dan kelezatan yamg bercorak individual,selanjutnya corak kedua memandang bahwa perbuatan yang baik ituadalah yang mengutamakan mencari kebahagiaan yang sebesar-besarnya untuk sesama manusia bahkan segala makhluk yang berperasaan.

2. Analisis Penentuan baik dan buruk berdasarkan aliran utilitarisme.

Secara harfiah utilis berarti berguna, menurut paham ini bahwa yang baik adalah yang berguna, jika ukuran ini berlaku bagi perorangan disebut individualis dan jika berlaku bagi masyarakat dan negara disebut sosial. Namun demikian paham ini terkadang cenderung ekstrem dan melihat kegunaan hanya dari sudut materialistik, selain itu paham ini juga dapat menggunakan apa saja yang dianggap ada gunanya. Untuk memperjuangkan kepentingan politik misalnya menggunakan fitnah, khianat, bohong, kekerasan dan sebagainya sepanjang semua itu ada gunanya,namun demikian kegunaannya dalam arti bermanfaat yang tidak hanya berhubungan dengan materi melainkan juga dengan yang bersifat rohani bisa diterima. Dan kegunaannya bisa juga diterima jika yang digunakan itu hal-hal yang tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain.

3. Analisis Penentuan baik dan buruk berdasarkan aliranvitalitas.

Baik menurut paham ini adalah hal- hal yang mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia. Kekuatan dan kekuasaan yang menaklukan orang lain yang lemah dianggap sebagai yang baik. Paham ini lebih lanjut cenderung pada sikap binatang dan berlaku hukum siapa yang kuat dan menang itulah yang baik. Paham ini