1.7.9 Teori Kutub Pertumbuhan Francois Perroux ;1995
23
Teori ini dikenal dengan “pole de croissance atau growth pole”,yang menyatakan bahwa:
• Pertumbuhanpembangunan tidak terjadi di segala tempat pada ruang space
• Lebih dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi sehingga bersifat non spasial
Menurut Perroux, pertumbuhan tidak terjadi serentak pada setiap tempat,
tetapi dimulai pada beberapa titik atau kutub tertentu, dengan tingkat intensitas yang berbeda dan selanjutnya menyebar ke berbagai arah. Kutub pertumbuhan
adalah suatu kelompok yang mempunyai kemampuan untuk menginduksikan pertumbuhan pada kelompok lain.
Penggerak utama perkembangan ekonomi adalah kemajuan teknologi dan inovasi yang cenderung terdapat pada perusahaan tertentu yang dinamakan
industri pendorong. Apabila sebuah industri pendorong atau kompleks industri pendorong terbangun pada sebuah lokasi, maka industri tersebut akan
berkembang dengan pesat dan unit-unit ekonomi lainnya cenderung untuk mengambil lokasi yang berdekatan karena faktor pengaruh aglomerasi ekonomi
yang terdiri dari berbagai bentuk, yaitu: keuntungan intern perusahaan, keuntungan ekstern bagi perusahaan tapi intern bagi industri, dan keuntungan
ekstern bagi industri tapi intern bagi kegiatan perkotaan. Untuk menerapkan teori kutub pertumbuhan ini, yang perlu diketahui adalah:
1. Jenis sumber daya alam dan wilayah yang hendak dikembangkan, agar
disesuaikan jenis industrinya. 2. Jenis keahlian sumber daya manusia, agar dapat disesuaikan dengan
program training dari sumber daya manusia itu. 3. Perdagangan serta jaringan organisasi pekerja yang terbentuk di kota kecil
dan pedesaan.
1.7.10 Teori Dasar Pertumbuhan Ekonomi
Dua teori yang menjelaskan mengenai faktor-faktor yang menentukan lajunya pertumbuhan ekonomi daerah adalah teori export
base atau teori yang mengemukakan tentang peranan sektor ekspor dan teori resources base atau teori yang mengemukakan tentang pentingnya
peranan kekayaan alam.
24
A. Teori Export Base Teori ini dikemukakan oleh Nort yang menyatakan bahwa pertumbuhan
daerah dapat dibedakan menjadi lima tahap, yaitu: 1 Tahap pertama adalah tahap dimana perekonomian daerah bersifat
memproduksi untuk keperluan sendiri dan dimana investasi dan perdagangan sangat terbatas.
23
Ibid, hal. 43-44
24
Sadono Sukino: Beberapa Aspek Dalam Pembangunan Daerah Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI, 1994, hal 126-130.
2 Dalam tahap kedua terdapat perkembangan dalam jaringan pengangkutan dan menimbulkan perkembangan perdagangan dan spesialisasi.
3 Dalam tahap ketiga terjadilah perubahan dalam corak bahan pertanian yang diproduksikan yaitu lebih banyak barang untuk keperluan yang
diproduksikan. 4 Dalam tahap keempat adanya pertambahan penduduk yang pesat dan hasil
yang lebih yang semakin berkurang akan semakin mendorong suatu daerah untuk mengadakan industrialisasi.
5 Dalam tahap terakhir pembangunan daerah diciptakan oleh adanya spesialisasi daerah tersebut dalam mengekspor modal tenaga ahli dan
beberapa jasa. Menurut
Nort, sektor ekspor penting sekali peranannya dalam pembangunan daerah karena sektor tersebut dapat memberikan sumbangan
penting kepada perekonomian daerah. Ekspor akan secara langsung menimbulkan kenaikan pada pendapatan-pendapatan faktor-faktor produksi
industri daerah. Peranan sektor akan menciptakan permintaan atas poduksi industri lokal yaitu industri-industri di daerah tersebut yang produksinya terutama
digunakan untuk memenuhi pasaran di daerah tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
1 Lajunya pembangunan suatu daerah ditentukan oleh lajunya perkembangan
sektor ekspor daerah tersebut. 2 Peranan ekspor dalam pembangunan daerah akan bertambah penting
apabila penduduk dan modal tidak mengalir keluar secara perlahan-lahan dari daerah tersebut dan sektor ekspor memegang peranan relatif penting
dalam perekonomian daerah yang dimaksud. B. Teori
Resource Base
Teori resource base ini dikemukakan oleh Perloff dan Wingo yang
berpendapat bahwa perkembangan sektor ekspor di suatu daerah besar sekali peranannya dalam pembangunan ekonomi daerah karena disamping
menyediakan peranan di sektor tersebut, sektor ini menciptakan multiplier effect ke seluruh perekonomian daerah tersebut.
Teori ini menekankan pada dua analisis, yaitu: 1 Mengenai pentingnya peranan kekayaan alam suatu daerah dalam
pembangunan daerah tersebut pada berbagai tingkat pembangunan ekonominya.
2 Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efek multiplier dari sektor ekspor ke seluruh perekonomian daerah.
Teori resource base ini selanjutnya menganalisa pula mengenai
mekanisme dari pertumbuhan daerah. Pembangunan daerah pada mulanya timbul sebagai akibat dari kesanggupan daerah untuk menghasilkan barang-
barang yang diperlukan oleh perekonomian nasional dan mengekspornya dengan harga dan kualitet yang bersaing dengan barang yang sama atau yang
sejenis yang diproduksi di daerah lain. Kesanggupan mengekspor dan menciptakan pendapatan untuk daerah tersebut dan melalui multiplier efek akan
memperluas daerah tersebut.
1.7.11 Teori Klasifikasi Sektor-sektor Perekonomian