Kemampuan LahanPenetapan Fungsi Kawasan

Sektor yang berperan besar terhadap perkembangan suatu wilayah namun pertumbuhannya masih kurang sehingga perlu mendapatkan perlakuan khusus atau penanganan lagi untuk dikembangkan menjadi sektor unggulan dan sektor dominan; 4. Sektor StagnantStatis Sektor yang mempunyai laju pertumbuhan yang rendah dan jarang diusahakan oleh masyarakat sehingga peran atau manfaat terhadap usaha perkembangan suatu wilayah sangat kurang.

1.7.12 Kemampuan LahanPenetapan Fungsi Kawasan

Klasifikasi kemampun lahan land capability classification adalah penilaian lahan komponen-komponen lahan secara sistematik dan pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat- sifatnya yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaannya secara lestari. Sedangkan klasifikasi kesesuaian lahan land sltabality classification adalah penilaian dan pengelompokan atau proses penilaian dan pengelompokkan dalam arti kesesuaian relatif lahan atau kesesuaian absolut penggunaan tertentu. Metode yang digunakan untuk menentukan fungsi kawasan adalah: 1 Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan Menurut SK Mentan No. 837KptsUM1980 dan No. 683KptsUMII1981 Berdasarkan SK tersebut, penggunaan lahan dibagi menjadi 5 kawasan peruntukan, yaitu: o Kawasan Lindung; o Kawasan Penyangga; o Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan; o Kawasan Budidaya Tanaman Semusim; dan o Kawasan Permukiman Faktor pembatas yang digunakan untuk klasifikasi ini adalah : a Kemiringan Lereng dinyatakan dalan satuan persen : Kelas I = 0 – 8 Datar Nilai Skor 20 Kelas II = 8 – 15 Landai Nilai Skor 40 Kelas III= 15 – 25 Agak Curam Nilai Skor 60 Kelas IV= 25 – 45 Curam Nilai Skor 80 Kelas V = 45 Sangat curam NilaiSkor 100 b Faktor jenis tanah menurut kepekaannya terhadap erosi : Kelas I = Aluvial, tanah Glei, Nilai Skor 15 Planosol, Hidromorf Kelabu, Laterik Air Tanah Tidak peka Kelas II = Latosol Agak peka Nilai Skor 30 Kelas III= Brown Forest Soil, Nilai Skor 45 Non Caleic Brown, Mediteran Agak peka. Kelas IV= Andosol Laterek, Grumosol, Nilai Skor 60 Podsoil, Podsolic Peka Kelas V = Regosol, Litosol, Atnogosol, Nilai Skor 75 Renzine Sangat Peka c Faktor Intensitas Hujan Harian : Kelas I = sd 13,6 mmhari sangat rendah Nilai Skor 10 Kelas II = 13,6 – 20,7 mmhari rendah Nilai Skor 20 Kelas III= 20,7 – 27,7 mmhari sedang Nilai Skor 30 Kelas IV= 27,7 34,8 mmhari tinggi Nilai Skor 40 Kelas V = 34,8 mmhari Sangat tinggi Nilai Skor 50 Dengan menjumlahkan skor ketiga faktor tersebut maka dapat ditetapkan penggunaan lahan pada setiap kawasan adalah sebagai berikut : a Kawasan Lindung Areal dengan jumlah nilai skor untuk kemampuan lahan sama dengan atau lebih dari 175 atau memenuhi salah satu atau beberapa syarat berikut : o Mempunyai lereng lapang 45 ; o Tanah sangat peka terhadap erosi yaitu jenis tanah Regosol, Litosol, Organosol, dan Renzine dengan lereng 45 ; o Merupakan jalur pengaman aliran sungaiair sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungaialiran air tersebut; o Mempunyai ketinggian 2000 meter di atas permukaan air laut; o Guna keperluankepentingan khusus dan diterapkan oleh pemerintah sebagai kawasan lindung. b Kawasan Penyangga Areal dengan jumlah nilai skor untuk kemampuan lahannya 124 – 174 dan atau memenuhi beberapa kriteria umum, sebagai berikut : o Keadaan fisik areal memungkinkan untuk dilakukan budidaya secara ekonomis; o Lokasinya secara ekonomis mudah dikembangkan sebagai kawasan penyangga; o Tidak merugikan segi-segi ekologi lingkungan. c Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Areal dengan jumlah nilai skor untuk kemampuan lahannya 124 ke bawah serta cocok atau seharusnya dikembangkan usaha tani tanaman tahunan kayu-kayuan, tanaman perkebunan dan tanaman industri. Disamping itu areal tersebut harus memenuhi kriteria umum untuk kawasan penyangga. d Kawasan Budidaya Tanaman Semusim Setahun Areal dengan kriteria seperti dalam penetapan kawasan budidaya tanaman tahunan akan tetapi areal tersebut cocok atau seharusnya dikembangkan usaha tani tanaman semusimsetahun. e Kawasan Permukiman Areal yang memenuhi kriteria budidaya cocok untuk areal permukiman serta secara mikro mempunyai kelerengan 0 – 8. 2 Sistem Klasifikasi Kemampuan Lahan Menurut Keppres No. 32 Tahun 1990 Kriteria Kawasan Lindung Kawasan lindung yang meliputi : a Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan di Bawahnya : o Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan yang berkelanjutan. o Kawasan Hutan Lindung, dengan kriteria : ƒ Kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan yang melebihi skor 175 danatau; ƒ Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40 atau lebih; ƒ Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian di atas permukaan laut 2000 meter atau lebih. o Kawasan Bergambut, dengan kriteria yaitu tanah bergambut yang memiliki ketebalan 3 meter atau lebih yang terdapat di bagian hulu sungai dan rawa; o Kawasan Resapan Air, dengan kriteria yaitu curah hujan tinggi, struktur tanah yang mudah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan secara besar-besaran. b Kawasan Perlindungan Setempat o Kriteria sempadan pantai yaitu daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat; Kriteria sempadan sungai yaitu: ƒ Sekurang-kurangnya 100 meter dari kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan sungai yang berada di luar permukiman; ƒ Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi 10 – 15 meter. o Kriteria kawasan sekitar danau atau waduk yaitu daratan sepanjang tepian danau atau waduk yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danauwaduk antara 50 – 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. o Kriteria kawasan sekitar mata air yaitu sekurang-kurangnya dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air. c Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya o Kriteria Cagar Alam adalah : ƒ Kawasan yang ditunjuk mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa dan tipe ekosistemnya; ƒ Mewakili formasi biota tertentu danatau unit-unit penyusun; ƒ Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan tidak atau belum diganggu manusia; ƒ Mempunyai luas dan bentuk tertentu agar mempunyai pengelolaan yang efektif dengan daerah penyangga yang cukup luas; ƒ Mempunyai ciri khas dan dapat merupakan satu-satunya contoh di suatu daerah serta keberadaannya memerlukan konservasi. o Kriteria Suaka Margasatwa, yaitu : ƒ Kawasan yang ditunjuk merupakan tempat hidup dan perkembangbiakkan dari suatu jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konservasinya; ƒ Memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi; ƒ Merupakan tempat dan dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu; ƒ Mempunyai luas yang cukup dan lapangannya tidak membahayakan. o Kriteria Hutan Wisata ƒ Kawasan yang ditunjuk memiliki keadaan yang menarik dan indah baik secara alamiah maupun buatan manusia; ƒ Memenuhi kebutuhan manusia akan rekreasi dan olah raga serta terletak dekat pusat-pusat permukiman penduduk; ƒ Mengandung satwa baru yang dapat dikembangbiakkan sehingga memungkinkan perburuan secara teratur dengan mengutamakan segi rekreasi, olah raga dan kelestarian satwa; ƒ Mempunyai luas yang cukup dan lapangan yang tidak membahayakan. o Kriteria Daerah Perlindungan Plasma Nutfah ƒ Areal yang ditunjuk memiliki jenis plasma nutfah tertentu belum terdapat di dalam kawasan konservasi yang telah ditetapkan; ƒ Merupakan areal tempat pemindahan satwa yang merupakan tempat kehidupan baru bagi satwa tersebut; ƒ Mempunyai luas yang cukup dan lapangan yang tidak membahayakan o Kriteria Daerah Pengungsian Satwa ƒ Areal yang ditunjuk merupakan wilayah kehidupan satwa yang sejak semula menghuni areal tersebut; ƒ Mempunyai luas tertentu yang memungkinkan berlangsungnya proses hidup dan kehidupan serta berkembangbiaknya satwa tersebut. d Kawasan Rawan Bencana Adalah kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi dan tanah longsor.

1.7.13 Pengertian Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya