2.1.7 Pasang Surut
Pasang surut pantai Sendangbiru adalah pasang surut ganda semi diurnal dengan amplitudo pasang surut berkisar antara 1,65 – 1,95 m.
Amplitudo pasang surut dapat mencapai 2,80 m pada saat pasang purnama. Hal ini terjadi karena pantai Sendangbiru mempunyai bentuk
“setengah terbuka” open-end channel dengan ujung terbuka ke arah Samudera Hindia. Hal ini memungkinkan terjadinya aplifikasi salah satu
komponen dasar gelombang pasang surut yaitu tunggang pasang menjadi tinggi.
2.1.8 Arus
Pola arus
memperlihatkan dua pola arus yaitu pertama adalah pola arus di sebelah luar laut lepas dari daerah pemecah gelombang di
sebelah Barat Daya dan Tenggara Selat Sempu. Pola arus kedua adalah arus yang menyusuri Selat Sempu sebagai bentuk hempasan gelombang
dari laut lepas. Pengamatan tersebut juga sekilas dapat dilihat dari pergerakan massa air permukaannya. Lihat Peta No. 2.4.
Pola pergerakan massa air pada musim barat bergerak dari arah Barat daya melalui alur Selat Sempu setelah memecah gelombang di
bagian Barat Daya TPI. Arus massa air kemudian menyusuri selat sebagai akibat refraksi gelombang. Sementara pada musim timur arus bergerak
dari arah Tenggara melalui alur Selat Sempu. Pergerakan massa air pada musim timur ini mengakibatkan abrasi
di daerah pantai timur Sendangbiru kawasan wisata pantai. Sekaligus memindahkan sedimen ke arah alur Selat Sempu di sebelah selatan TPI
dan sebagian tertinggal di dalam alur Selat Sempu.
2.1.9 Gelombang
Lautan Hindia pada umumnya memiliki tinggi gelombang antara 0,50 – 1,00 m dalam periode 10 – 12 detik dan tinggi gelombang tersebut
dapat dikatakan moderat. Arah gelombang dominan pada saat
pengamatan musim timur berasal dari pantai selatan laut lepas dan menuju ke pantai sebelah Barat Daya membentur dinding pantai Pulau
Sempu dan Karang Bokor. Lebih Jelasnya dapat dilihat pada Peta No. 2.4. Akibat gelombang ini tidak menghasilkan gelombang yang besar di
alur Selat Sempu karena sudah membentur di tebing Timur Pulau Sempu terutama di titik Tanjung Harapan hanya refraksi gelombang.
Dari data angin yang direkam di stasiun Banyuwangi dan Cilacap dapat dibuat ramalan tinggi gelombang yang akan ditimbulkan oleh angin
tersebut sebagai berikut : • Periode ulang 5 tahunan
= 2,20 – 2,40 m • Periode ulang 10 tahunan
= 2,40 – 2,55 m • Periode ulang 15 tahunan
= 2,55 – 2,70 m • Periode ulang 25 tahunan
= 2,70 – 2,80 m Pada musim barat dan periode ulang tertentu tinggi gelombang di
Pantai Sendangbiru dapat mencapai 3,0 m. Berdasarkan bentuk konfigurasi morfologi garis pantai, batimetri dasar perairan, maka refraksi
gelombang yang terbentuk pada musim barat menyebabkan sisi barat pantai Utara dan Selat Sempu merupakan daerah hempasan gelombang
daerah konvergen dan arus menyusur pantai bergerak ke arah timur laut. Demikian juga dengan transportasi sedimen di sepanjang Selat Sempu
Pantai Sendangbiru juga bergerak ke arah Timur Laut. Sedangkan pada musim timur, hempasan gelombang terarah ke
pantai Tamban kemudian bergerak ke arah alur Selat Sempu. Pergerakan massa air menyebabkan terjadinya abrasi pada pantai Timur Sendangbiru
kawasan wisata pantai dan bergerak ke arah Selatan.
2.2 Tata Guna Lahan