Konsekuensi jumlah unit usaha penangkapan ikan laut

Jumlah perahu yang perlu penambahan dari jumlah perahu eksisting pada Tabel 3.17 adalah perahu mayang sebesar 48 unit, perahu sekoci 197 unit, perahu jaringan kelebihan 15 unit, dan perahu jukung perlu penambahan 44 unit. Jika jumlah perahu andon diasumsikan sama dengan tahun 2003 maka jumlah perahu yang beroperasi di Pantai Sendangbiru perahu sekoci kelebihan 3 unit dan perahu jaringan kelebihan 15 unit. Tabel 3.17 : Jumlah Ambang Batas Perahu dan Nelayan Sendangbiru Sesuai Potensi Lestari Perikanan Laut Unit Jumlah Nelayan Unit Jumlah Nelayan 1 Mayang 83 1. 821 35 770 -48 -1. 051 2 Sekoci 257 1. 166 60 272 -197 -894 3 Jaringan 35 157 20 89 -15 -68 4 Jukung 104 104 60 60 -44 -44 Tot al 480 3. 249 175 1. 191 -305 -2. 057 Sumber : Hasil Perhit ungan dan Analisa Kebut uhan Unit Perahu Kebut uhan Nelayan Lokal Eksisting 2003 No Jenis perahu Ambang Batas

3.3.2.2 Konsekuensi jumlah unit usaha penangkapan ikan laut

Pembatasan jumlah perahu yang beroperasi oleh pemerintah untuk melindungi kelestarian ikan laut akan bertentangan dengan kepentingan masyarakat sehingga kebijakan seperti itu tidak mungkin dapat dilakukan. Kebijakan yang masih mungkin untuk dilakukan adalah mengurangi jumlah trip atau mengatur jumlah trip perahu yang beroperasi sesuai potensi lestari yang terkandung di perairan tersebut. Kebijakan ini harus didukung oleh data perikanan dan produksi penangkapan yang valid dan akurat agar kepentingan dan kendala yang dihadapi dapat diseimbangkan. Kecenderungan nelayan lokal untuk terjun ke usaha penangkapan ikan laut menggunakan perahu sekoci mengalami kenaikan dari segi jumlah pembuatan dan pembelian perahu sekoci. Perkembangan jumlah perahu yang beroperasi di Pantai Sendangbiru dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut. Persepsi nelayan lokal terhadap usaha dengan menggunakan perahu sekoci meningkat karena walaupun lebih kecil pendapatannya dibandingkan perahu mayang yang semula menjadi andalan nelayan lokal, namun lebih stabil dari pada perahu lainnya. Bagi nelayan juragan yang memiliki perahu sekoci, tingkat pekerjaan tidak serumit mengurusi perahu mayang yang memiliki jumlah pendega lebih besar dan modal yang disediakan juga lebih besar. Kemungkinan jumlah perahu sekoci dari nelayan lokal masih terus meningkat. Gambar 3.1 : Perkembangan Jumlah Perahu yang Beroperasi di Pantai Sendangbiru 50 100 150 200 250 Mayang Sekoci Jari ngan Jukung J u m la h U n it P e r a h u Nelayan Lokal 2001 Nelayan Lokal 2002 Nelayan Lokal 2003 Nelayan Andon 2001 Nelayan Andon 2002 Nelayan Andon 2003 Bagi nelayan juragan yang memiliki modal besar, pengembangan usaha penangkapan ikan laut dengan perahu mayang masih menarik sebagai usaha andalan, karena penggunaan rumpon bagi perahu mayang pada akhir tahun 2003 telah memberikan gambaran peningkatan produktivitas perahu mayang terhadap jenis ikan laut pelagis besar rata- rata 3,25 ton ikan cakalang dan 2,25 ton ikan tuna tiap tripnya sehingga pendapatan nelayanpun meningkat tajam. Penggunaan rumpon oleh perahu mayang akan mempengaruhi ambang batas perahu mayang dari data produktivitas yang baru. Potensi lestari ikan pelagis besar telah mengalami over-fishing pada tahun produksi 2003, akan semakin terancam tingkat populasinya. Produksi per trip perahu mayang yang beroperasi dengan menggunakan rumpon di zona B dan C meningkat menjadi 5,5 tontrip dengan jumlah tripunittahun turun menjadi 196 tripunittahun karena jumlah hari kerja perahu mayang 5 hari dalam satu minggu jika beroperasi di rumpon, dan perahu jukung meningkat menjadi 0,08 tontrip. Ambang batas perahu yang beroperasi perlu dilakukan penghitungan dengan produksi per trip yang baru. Jumlah produksi per tahun perahu mayang dan jukung di zona B dan C disesuaikan dengan produksi per trip yang baru. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.18 berikut. Tabel 3.18 : Penyesuaian Jumlah Produksi per Trip Rata-rata, dan Produksi Rata-rata per Unit Perahu per Tahun Penggunaan Rumpon Perahu Mayang dan Jukung 1 Mayang 35 196 6. 860 5, 50 11, 0 50, 00 3. 080, 32 1.078, 00 2 Sekoci 260 38 9. 764 0, 27 3, 0 9, 06 2. 653, 50 10, 21 3 Jaringan 50 41 2. 042 0, 43 3, 0 14, 43 884, 04 17, 68 4 Jukungan 60 314 18. 823 0, 08 0, 6 12, 50 23, 53 Tot al 405 37. 489 6. 617, 85 1.129,4 Sumber : Hasil Perhit ungan Produksi Tahun 2003 t on Produksi Rat a-rat a Unit Tahun t on Jumlah Trip Tot al Tahun Jumlah Produksi Trip Rat a- rat a t on Kapasit as Produksi Rat a-rat a t on Produk t ivit as No Jenis perahu Unit Jumlah Trip Rat a-rat a Unit Tahun Perubahan jumlah produksi rata-rata pertahun per unit perahu mayang dan jukung akan mempengaruhi jumlah ambang batas perahu mayang dan jukung di zona B dan C. Hasil perhitungan di zona B dan C dapat dilihat pada tabel 3.19 dan tabel 3.20. serta jumlah ambang batas perahu per jenis di seluruh zona dapat dilihat pada tabel 3.21. Tabel 3.19 : Jumlah Perahu Per Jenis Sesuai Potensi Lestari Zona B Penangkapan Setelah Penyesuaian Produksi Pertahun No Jenis ikan 1 Biomassa t on 2 Pot ensi Lest ari t on 3 Perahu Mayang unit 4 Quot a Produksi per unit Mayang t on Perahu Sekoci unit 4 Quot a Produksi per unit Sekoci t on Perahu Jaringan unit 4 Quot a Produksi per unit Jaringan t on Perahu Jukung unit 4 Quot a Produksi per unit Jukung t on 1 Tuna 188, 37 94, 18 x 53, 31 - - - - x 0, 55 2 Pedang 3, 38 1, 69 - - - - - x 0, 46 3 Cakalang 377, 53 188, 76 x 106, 84 - - - - x 1, 10 4 Tenggiri 87, 52 43, 76 - - - - - x 11, 95 5 Pelagis kecil 3. 243, 32 1. 621, 66 x 917, 85 - - - - x 9, 46 Per t ahun 3. 900, 11 1. 950, 06 2 1. 078, 00 4 23, 53 Per hari 10, 66 5, 33 2, 95 0, 06 Sumber : Hasil Perhit ungan dan Analisa 1 = Pot ensi dan penyebaran sumberdaya ikan laut di perairan Indonesia t ahun 1997 - LIPI 2 = Hasil perhit ungan luas areal penyebaran X densit as 3 = Rumus MSY Maximum Sust ainable Yield = 0, 5 X Jml Populasi ikan laut 4 = Pot ensi Lest ari x persent ase produksi pert ahun dari t ot al perahu yang beroperasi : Produksi Pert ahun Perahu Tabel 3.20 : Jumlah Perahu Per Jenis Sesuai Potensi Lestari Zona C Penangkapan Ikan Laut Setelah Penyesuaian Produksi Pertahun No Jenis ikan 1 Biomassa t on 2 Pot ensi Lest ari t on 3 Perahu Mayang unit 4 Quot a Produksi per unit Mayang t on Perahu Sekoci unit 4 Quot a Produksi per unit Sekoci t on Perahu Jaringan unit 4 Quot a Produksi per unit Jaringan t on Perahu Jukung unit 4 Quot a Produksi per unit Jukung t on 1 Tuna 502, 32 251, 16 x 15, 95 - - x 5, 23 x 0, 26 2 Pedang 9, 01 4, 51 - - - - x 0, 07 x 0, 09 3 Cakalang 1. 006, 74 503, 37 x 31, 96 - - x 10, 49 x 0, 51 4 Tenggiri 233, 38 116, 69 - - - - x 1, 88 x 2, 43 5 Pel agis kecil 8. 648, 85 4. 324, 42 x 1. 030, 09 - - - - x 20, 24 Per t ahun 10. 400, 31 5. 200, 15 4 1. 078, 00 35 17, 68 21 23, 53 Per hari 28, 42 14, 21 2, 95 0, 05 0, 06 Sumber : Hasil Perhit ungan dan Anal isa 1 = Pot ensi dan penyebaran sumberdaya ikan l aut di perairan Indonesia t ahun 1997 - LIPI 2 = Hasil perhit ungan l uas areal penyebaran X densit as 3 = Rumus MSY Maximum Sust ainabl e Yield = 0, 5 X Jml Populasi ikan laut 4 = Pot ensi Lest ari x persent ase produksi pert ahun dari t ot al perahu yang beroperasi : Produksi Pert ahun Perahu Tabel 3.21 : Jumlah Perahu Total Zone Penangkapan Ikan Laut Setelah Penyesuaian Jumlah Produksi per Tahun Unit Trip Tot al Unit Trip Tot al Unit Trip Tot al Unit Trip Tot al 1 Zona A 18 4. 134 - - - - 22 6. 908 2 Zona B 2 339 - - - - 4 1. 256 3 Zona C 4 743 - - 35 1. 435 21 6. 594 4 Zona D - - 257 9. 766 - - - - Tot al 23 5. 216 257 9. 766 35 1. 435 46 14. 758 Sumber : Hasil Perhit ungan dan Analisa Perahu Sekoci Pert ahun Perahu Jaringan Pert ahun Perahu Jukung Pert ahun No Zona Penangkapan Perahu Mayang Pert ahun Pantai Sendangbiru sebagai tempat tujuan melaut bagi nelayan andon terutama dari Bugis dan Kalimantan masih tinggi, karena oleh penduduk setempat mereka diterima baik untuk mendukung usaha mereka di bidang penyediaan bahan baku ikan bagi penduduk yang mengolah hasil produksi. Bagi para penyedia modal atau pengambek yang menyediakan kebutuhan operasional tiap melaut dengan bunga 10 dari hasil pendapatan kotor setiap melaut, mereka merupakan konsumen yang potensial. Perhitungan jumlah perahu eksisting tahun 2003 dari nelayan lokal terhadap ambang batas perahu perairan Kabupaten Malang telah mengalami kelebihan dan kekurangan jumlah perahu yang beroperasi. Jika jumlah perahu andon diasumsikan sama pada tahun 2003 maka jumlah perahu yang beroperasi di perairan Kabupaten Malang mengalami kelebihan terhadap ambang batas perahu. Hasil perhitungan jumlah perahu yang beroperasi terhadap ambang batas dapat dilihat pada tabel 3.22. Tabel 3.22 : Perhitungan Jumlah Perahu Yang Beroperasi Terhadap Ambang Batas Perahu Perairan Kabupaten Malang 2003 Unit Jumlah Nelayan Unit Jumlah Nelayan Unit Jumlah Nelayan 1 Mayang 23 506 35 770 12 264 12 264 2 Sekoci 257 1. 285 60 300 -197 -985 200 1000 3 15 3 Jaringan 35 140 20 80 -15 -60 30 120 15 60 4 Jukung 46 46 60 60 14 14 14 14 Tot al 361 1. 977 175 1. 210 -186 -767 230 1120 44 353 Sumber : Hasil Perhit ungan dan Analisa No Jenis perahu Ambang Bat as Lokal Eksist ing 2003 Kebut uhan Unit Perahu Kebut uhan Nelayan Nelayan Andon 2003 Kebut uhan Unit Perahu Tot al Kebut uhan Nelayan Tot al Konsekuensi yang harus diambil untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh jumlah perahu yang beroperasi terhadap ambang batas potensi lestari perikanan laut Kabupaten Malang adalah mengurangi jumlah kegiatan atau jumlah trip perahu per jenis. Salah satu contoh, perahu mayang memiliki jumlah perahu yang beroperasi 35 unit dengan 196 tripunittahun maka jumlah total trip pertahun dari 35 unit perahu sebesar 6.680 triptahun. Jika 6.680 triptahun dikurangi 196 trip tahun yaitu jumlah trip sebuah perahu pertahun, menjadi 6.664 triptahun atau setara dengan 34 unit perahutahun, walaupun jumlah perahu yang beroperasi 35 unittahun dengan konsekuensi pengurangan 196 triptahun dibagi rata kepada 35 unit perahu tersebut yaitu dikurangi 5,6 triptahun setiap unitnya. Berdasarkan pengertian di atas maka ambang batas perahu suatu perairan akan setara dengan jumlah triptahun. Memahami ambang batas suatu perairan tangkap dapat kita pakai pengertian ambang batas perairan atau zona penangkapan yang dinyatakan dalam satuan jumlah trip pertahun dari hasil perkalian jumlah perahu perjenis maksimum dengan jumlah trip rata-rata perunit perahu pertahun. Jika jumlah perahu yang akan beroperasi melebihi jumlah perahu maksimum maka jumlah trip pertahun perunit perahu akan mengalami pengurangan atau perlu ditentukan quota trip pertahun perunit perahu yang baru. Quota tripunittahun untuk jumlah perahu yang beroperasi di Kabupaten Malang sesuai ambang batas jumlah triptahun tiap zona penangkapan dapat dihitung dengan membagi ambang batas triptahunzona terhadap jumlah perahu yang akan beroperasi. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.23 berikut. Tabel 3.23 : Quota TripUnitTahun Perahu yang Beroperasi di Perairan Kabupaten Malang Sesuai Ambang Batas TripTahun 1 Unit 35 Unit 1 Unit 260 Unit 1 Unit 50 Unit 1 Unit 60 Unit 1 Zona A 118 4. 134 - - - - 115 6. 908 2 Zona B 10 339 - - - - 21 1. 256 3 Zona C 21 743 - - 29 1. 435 110 6. 594 4 Zona D - - 38 9. 766 - - - - Tot al 149 5. 216 38 9. 766 29 1. 435 246 14. 758 Sumber : Hasil Perhit ungan dan Analisa No Zona Penangkapan Quot a Trip Mayang Pert ahun Quot a Trip Sekoci Pert ahun Quot a Trip Jaringan Pert ahun Quot a Trip Jukung Pert ahun

3.3.2.3 Jumlah unit usaha pengolahan ikan laut maksimum