• Fasilitas perumahan yang ada di zona industri pengolahan ikan laut direncanakan memiliki tipe kapling 400 m
2
berjumlah 205 unit, 600 m
2
berjumlah 203 unit dan 1200 m
2
berjumlah 34 unit untuk menampung jumlah penduduk yang bekerja di zona industri pengolahan ikan. Luas
lahan perumahan ini seluas 26.42 Ha atau 24,49 dari lahan zona industri pengolahan. Jumlah tenaga kerja setingkat manager sejumlah
124 jiwa diasumsikan menempati rumah tipe 600 m
2
1 jiwaunit, maka tersisa 79 unit. Jumlah tenaga kerja setingkat staf dan operator mesin
sejumlah 830 jiwa diasumsikan menempati rumah tipe 600 m
2
dan tipe 400 m
2
1 jiwaunit, maka jumlah kapling kekurangan 549 unit. Jumlah tenaga buruh yang membutuhkan fasilitas perumahan sejumlah 3.156
jiwa diasumsikan bertempat tinggal secara kos dengan standar kebutuhan tempat tinggal menurut pedoman teknis dari Deperindag
100 m
2
jiwa, dan menempati kapling rumah tipe 1.200 m
2
sejumlah 34 unit atau menampung 408 jiwa dan kekurangan 274.800 m
2
lahan perumahan.
4.1.1.4 Instalasi Pengolah Air Limbah IPAL
Apabila jenis-jenis industri yang akan berlokasi di dalam zona industri berpotensi limbah cair, maka wajib dilengkapi IPAL terpadu yang
biasanya mengolah 4 parameter kunci, yaitu BOD, COD, pH, TSS dan warna. Industri pengolahan ikan laut tidak memiliki limbah cair maupun
padat yang memerlukan penanganan secara khusus sehingga tidak memerlukan IPAL, jika kapling lain digunakan untuk pengembangan
industri yang lain, perlu disiapkan IPAL untuk masa yang akan datang. Mengingat perairan laut Sendangbiru dan kawasan yang lain memiliki
sensitivitas yang tinggi terhadap bahan pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh limbah industri. Pencemaran lingkungan yang terjadi di
perairan dan laut lebih sulit diperbaiki dan dampak yang ditimbulkan lebih mudah menyebar luas melalui arus air laut.
4.1.1.5 Ukuran kapling
Mengingat penyediaan lahan industri adalah untuk menampung sebanyak mungkin kegiatan industri, disamping dimungkinkan suatu
kegiatan industri menggunakan 2 atau lebih unit kapling, maka dalam perencanaan tata letak site planning zona industri sebaiknya
menerapkan “sistem modul”. Dalam penerapan sistem modul kapling industri terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu :
• Perbandingan lebar L : panjang P diupayakan 2 : 3 atau 1 : 2 • Lebar kapling minimal di luar ketentuan garis sempadan bangunan
GSB kiri dan kanan adalah kelipatan 18 m. sebagai illustrasi dapat dilihat pada denah berikut ini :
P 3 L
Atau 2
Min 18 m GSB
GSB Jalan
• Penempatan pintu keluar – masuk kapling, kegiatan industri umumnya untuk mengangkut bahan bakupenolong ataupun hasil produksi
menggunakan kendaraan berat, sehingga untuk menghindari terjadinya gangguan sirkulasi antar kapling sebaiknya penempatan
pintu keluar masuk kapling yang bersebelahan di tempatkan pada posisi yang terjauh. Sebagai illustrasi dapat dilihat pada denah berikut
ini :
Jalan
Peta 4.1 : Rencana Penggunaan Lahan Zona B Industri Pengolahan
Ikan Laut
Peta 4.2 : Rencana Utilitas Umum Zona Industri
4.1.2 Perencanaan Sarana dan Prasarana Penunjang