Dengan demikian yang membedakan antara program pengelolaan lautan dengan pengelolaan wilayah pesisir adalah pada ruang lingkup
pengelolaannya. Program pengelolaan wilayah pesisir mencakup kawasan daratan sampai laut pesisir, sedangkan pengelolaan lautan
hanya meliputi pengelolaan wilayah laut di luar paparan benua.
1.7.2 Zonasi Wilayah Pesisir dan Lautan
17
Ekosistem laut dapat dipandang dari dimensi horisontal dan vertikal lihat gambar 2. Secara horisontal, laut dapat dibagi menjadi dua yaitu
laut pesisir zona neritik yang meliputi daerah paparan benua, dan laut lepas lautan atau zona oseanik. Permintakan atau zonasi zonation
perairan laut dapat pula dilakukan atas dasar faktor-faktor fisik dan penyebaran komunitas biotanya. Seluruh perairan laut terbuka disebut
sebagai daerah pelagis. Organisme pelagis adalah organisme yang hidup di laut terbuka dan lepas dari dasar laut. Dalam pada itu, zona dasar laut
beserta organismenya disebut daerah dan organisme bentik.
Pembagian wilayah laut secara vertikal dilakukan berdasarkan intensitas cahaya matahari yang memasuki kolom perairan, yaitu zona fotik dan zona
afotik. Zona fotik adalah bagian kolom perairan laut yang masih mendapatkan cahaya matahari. Pada zona inilah proses fotosintesis serta berbagai macam
proses fisik, kimia, dan biologi berlangsung yang antara lain dapat mempengaruhi distribusi unsur hara dalam perairan laut, penyerapan gas-gas
dari atmosfir, dan pertukaran gas yang dapat menyediakan oksigen bagi organisme nabati laut. Zona ini disebut juga sebagai zona epipelagis. Pada
umumnya batas zona fotik adalah pada kedalaman perairan 50 – 150 m. Sementara itu, zona afotik adalah daerah yang secara terus-menerus dalam
keadaan gelap, tidak mendapatkan cahaya matahari.
Secara vertikal, zona afotik pada kawasan pelagis juga dapat dibagi lagi ke dalam beberapa zona, yaitu :
1. Zona mesopelagis, zona ini merupakan bagian teratas dari zona afotik sampai kedalaman 700 m – 1.000 m atau hingga isoterm 10
C. 2. Zona
batipelagis, terletak pada daerah yang memiliki suhu berkisar antara 4 - 10
C dengan kedalaman antara 700 m – 1.000 m dan 2.000 m – 4.000 m. 3. Zona
abisal pelagis, terletak di atas dataran pasang surut pasut laut sampai kedalaman 6.000 m.
4. Zona hadal pelagis, zona ini merupakan perairan terbuka dari palung laut
dalam dengan kedalaman 6.000 m - 10.000 m.
17
Ibid. hal15
Air Pasang Pelagis
Oceanik Neritik
Subl Litoral
itoral atau Paparan
Batial
Abisal
Hadal Bentik
Air Surut
Hadal Pelagis Abisal Pelagis
Batipelagis Mesopelagis
Epipelagis
10.000 m
Fotik
100 m 700 m
sampai 1.000 m
a f
o t
i k
2.000 m sampai
4.000 m
6.000 m
Gambar 1.1 : Zonasi Wilayah Pesisir Lautan Secara Horisontal dan
Vertikal
Pembagian zona dasar laut atau bentik berkaitan erat dengan ketiga zona pelagis pada daerah afotik yang telah diuraikan diatas. Zona batial adalah
daerah dasar yang mencakup lereng benua sampai kedalaman 4.000 m. Zona abisal termasuk dataran abisal yang luas dari palung laut dengan kedalaman
antara 4.000 – 6.000 m. Zona hadal adalah zona pada palung laut dengan kedalaman antara 6.000–10.000 m.
Zona bentik di bawah zona neritik pelagis pada paparan benua disebut sublitoral atau zona paparan. Zona ini dihuni oleh berbagai organisme dan terdiri
dari berbagai komunitas seperti padang lamun, rumput laut dan terumbu karang. Daerah pantai yang terletak di antara pasang tertinggi dan surut terendah disebut
zona intertidal atau litoral . Zona litoral merupakan daerah peralihan antara kondisi lautan ke kondisi daratan sehingga berbagai macam organisme terdapat
dalam zona ini.
1.7.3 Kebijaksanaan Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan