Lahan usaha pengolahan ikan laut

Jumlah pekerja yang dibutuhkan sebesar 30 orang terdiri dari 5 orang bagian administrasi, 10 orang bagian produksi dan 15 orang bagian distribusi. 3.4.2 Sektor Usaha Pengolahan Ikan Laut 3.4.2.1 Ketenagakerjaan Jumlah tenaga kerja usaha pengolahan ikan laut dari jumlah unit usaha pengolahan eksisting tahun 2003 adalah sebesar 235 jiwa dan ditambah 200 jiwa untuk tenaga borongan unit usaha pengalengan ikan laut. Tenaga kerja pengolahan ikan laut kebanyakan terdiri dari wanita atau ibu-ibu nelayan sebagai pekerjaan membantu menambah penghasilan rumah tangga mereka. Kebutuhan tenaga kerja tersebut masih dapat terpenuhi dengan jumlah penduduk perempuan yang ada di Desa Tambakrejo sebesar 2.532 jiwa atau jumlah KK sebesar 1.226.

3.4.2.2 Lahan usaha pengolahan ikan laut

Lahan usaha pengolahan ikan asin membutuhkan lahan seluas 0,5 Ha per unit maka total lahan keseluruhan seluas 4 Ha. Lahan eksisting pengasinan letaknya dibalik bukit yang membatasi lahan perumahan dan pengasinan sehingga dapat mengurangi dampak limbah bau yang ditimbulkan oleh ikan yang dijemur. Sanitasi dan saluran drainase yang berupa galian tanah sedalam 20 cm di lokasi pengolahan ikan asin perlu penataan agar air limbah dapat cepat terbuang ke tempat penampungan limbah yang berupa rawa-rawa. Lahan usaha pengolahan ikan pindang membutuhkan lahan seluas 290 m 2 per unit maka total lahan keseluruhan seluas 0,26 Ha. Lahan eksisting pemindangan letaknya berdekatan dengan lokasi pengasinan namun tidak jauh dari pemukiman. Limbah yang ditimbulkan pengolahan ikan pindang tidak menimbulkan polusi, karena limbah yang dihasilkan dari pengolahan tersebut berupa asap dari tungku pemasak ikan pindang yang tidak menyebar atau menimbulkan polusi. Lahan usaha pengalengan ikan laut memerlukan lahan seluas 1 Ha dan limbah yang ditimbulkan berupa air buangan dari pencucian ikan laut. Limbah potongan ikan laut bisa diolah menjadi tepung ikan dan air hasil penguapan dapat diolah menjadi petis ikan, maka lokasi lahan pabrik ikan dapat menempati lokasi yang berdekatan dengan pemukiman untuk memudahkan tenaga kerja menjangkau tempat kerja dan pengiriman ikan laut tidak jauh dari tempat pelelangan ikan. Moda angkutan yang digunakan untuk mengangkut ikan ke pabrik dan hasil pengalengan ikan ke kota pemasaran menggunakan angkutan truk sehingga lokasi pabrik berdekatan dengan jalur jalan yang menghubungkan ke tempat pemasaran.

3.5 Analisa Ambang Batas Lahan Industri Perikanan Laut

Pembangunan industri perikanan laut akan terus berkembang sesuai kemampuan daya dukung sumberdaya perikanan laut Kabupaten Malang yang dikelola secara benar dan dapat ditingkatkan potensi lestarinya dengan meningkatnya pengetahuan terhadap sumberdaya perikanan tersebut. Kebutuhan lahan di masa yang akan datang memerlukan lahan yang lebih besar dari sekarang, sehingga diperlukan informasi ambang batas lahan yang sesuai dengan industri perikanan laut. Peruntukan lahan di masa yang akan datang dapat menampung perkembangan pembangunan yang akan berlangsung dan tidak tambal sulam. Analisa ambang batas lahan industri perikanan laut terdiri dari beberapa tahap analisa, dimana tiap hasil analisa akan menunjukkan keterbatasan lahan yang akan digunakan sebagai input untuk tahap analisa selanjutnya.

3.5.1 Analisa Kemampuan Lahan

Klasifikasi kemampun lahan land capability classification adalah penilaian lahan komponen-komponen lahan secara sistematik dan pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat-