yaitu jumlah trip sebuah perahu pertahun, menjadi 6.664 triptahun atau setara dengan 34 unit perahutahun, walaupun jumlah perahu yang
beroperasi 35 unittahun dengan konsekuensi pengurangan 196 triptahun dibagi rata kepada 35 unit perahu tersebut yaitu dikurangi 5,6 triptahun
setiap unitnya. Berdasarkan pengertian di atas maka ambang batas perahu suatu
perairan akan setara dengan jumlah triptahun. Memahami ambang batas suatu perairan tangkap dapat kita pakai pengertian ambang batas
perairan atau zona penangkapan yang dinyatakan dalam satuan jumlah trip pertahun dari hasil perkalian jumlah perahu perjenis maksimum
dengan jumlah trip rata-rata perunit perahu pertahun. Jika jumlah perahu yang akan beroperasi melebihi jumlah perahu maksimum maka jumlah trip
pertahun perunit perahu akan mengalami pengurangan atau perlu ditentukan quota trip pertahun perunit perahu yang baru.
Quota tripunittahun untuk jumlah perahu yang beroperasi di Kabupaten Malang sesuai ambang batas jumlah triptahun tiap zona
penangkapan dapat dihitung dengan membagi ambang batas triptahunzona terhadap jumlah perahu yang akan beroperasi. Hasil
perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.23 berikut. Tabel 3.23 :
Quota TripUnitTahun Perahu yang Beroperasi di Perairan Kabupaten Malang Sesuai Ambang Batas
TripTahun
1 Unit 35 Unit
1 Unit 260 Unit
1 Unit 50 Unit
1 Unit 60 Unit
1 Zona A 118
4. 134 -
- -
- 115 6. 908
2 Zona B 10
339 -
- -
- 21 1. 256
3 Zona C 21
743 -
- 29 1. 435
110 6. 594
4 Zona D -
- 38 9. 766
- -
- -
Tot al 149
5. 216 38
9. 766 29
1. 435 246
14. 758 Sumber : Hasil Perhit ungan dan Analisa
No Zona
Penangkapan Quot a Trip Mayang
Pert ahun Quot a Trip Sekoci
Pert ahun Quot a Trip
Jaringan Pert ahun Quot a Trip Jukung
Pert ahun
3.3.2.3 Jumlah unit usaha pengolahan ikan laut maksimum
Jenis ikan laut yang diolah tiap jenis usaha pengolahan ikan laut terdiri dari jenis ikan pelagis kecil dan besar dimana komposisi
prosentasenya sesuai jenis ikan laut yang didaratkan oleh nelayan pada hari itu. Untuk lebih memudahkan menganalisa, maka penulis memberikan
komposisi prosentase yang rata terhadap jenis ikan laut yang diolah unit usaha pengolahan ikan laut tiap proses produksinya. Para pengusaha
pengolahan ikan laut tidak dapat menetapkan komposisi jenis ikan laut tiap produksinya karena tergantung jenis ikan laut yang didapat dari
proses lelang yang diikuti oleh pengusaha tersebut. Ikan tuna dipisahkan dari ikan pelagis besar karena memiliki karakter pengolahan dan
penjualan yang berbeda dengan ikan pelagis besar lainnya. Dari kondisi tersebut maka penulis memberikan komposisi jenis
ikan laut 37,5 ikan pelagis kecil, 37,5 ikan pelagis besar dan 25 ikan tuna untuk jenis pengolahan ikan pindang, karena yang melakukan
pemindangan ikan tuna terdiri dari 3 unit usaha. Usaha perdagangan ikan segar dan pengalengan memiliki komposisi 33 ikan pelagis kecil, 33
ikan pelagis besar, dan 34 ikan tuna. Usaha pengasinan mengolah ikan pelagis kecil saja dan usaha perdagangan ikan segar di bedak terdiri dari
50 ikan pelagis kecil dan 50 ikan pelagis besar. Jumlah unit usaha pengolahan ikan laut maksimum sesuai potensi
lestari perikanan laut Kabupaten Malang dengan menggunakan komposisi ikan laut yang diolah tiap jenis usaha pengolahan ikan laut diatas, dapat
diperoleh dengan menghitung jumlah kebutuhan ikan laut dan bahan baku pendukung per unit usaha per tahunnya terlebih dahulu, kemudian
membagi potensi lestari per jenis ikan laut dengan kebutuhan ikan laut per unit usaha pengolahan tersebut.
Kapasitas produksi
rata-rata, frekuensi produksi per tahun, jumlah
unit usaha pengolahan ikan laut, kebutuhan bahan baku produksi rata-rata per tahun dapat dilihat pada Bab II. Hasil perhitungan kebutuhan ikan laut
per unit usaha pengolahan ikan laut dan jumlah unit usaha pengolahan ikan laut maksimum sesuai potensi lestari perikanan laut Kabupaten
Malang dapat dilihat pada tabel 3.24 dan tabel 3.25 berikut.
Tabel 3.24 : Kebutuhan Ikan Laut dan Bahan Baku Pendukung Per
Unit Usaha Pengolahan Ikan Laut Per Tahun
Tabel 3.25 : Jumlah Unit Usaha Pengolahan Ikan Laut Maksimum
Sesuai Kapasitas Produksi Rata-rata Terhadap Potensi Lestari Ikan Laut
No Jenis ikan
Pot ensi Lest ari pl
t on Pengasin
unit 1 Pemindang
unit 2 Pedagang
ikan Segar unit 3
Bedak Ikan Segar
unit 4 Pengalengan
unit 5 1 Tuna
1. 277, 10 -
x x
- x
2 Pedang 23, 49
- -
x -
- 3 Cakalang
2. 623, 07 -
x x
x x
4 Tenggiri 199, 66
- -
x -
- 5 Pelagis kecil 22. 534, 56
x x
x x
x Per t ahun
26. 657, 87 3
1 1
2 1
Sumber : Hasil Perhit ungan dan Analisa 1 = Pl
5
x B
pl 5
asin : A
t ot
asin 2 = Pl
1
x B
pl1
pindang+pl
3
x B
pl3
pindang+pl
5
x B
pl 5
pindang : A
t ot
pindang 3 = Pl
1
x B
pl1
ped. ikan segar+pl
2
x B
pl2
ped. ikan segar+pl
3
x B
pl3
ped.ikan segar+ pl
4
x B
pl4
ped. ikan segar+pl
5
x B
pl5
ped. ikan segar : A
t ot
ped.ikan segar 4 = Pl
3
x B
pl3
bedak+pl
5
x B
pl 5
bedak : A
t ot
bedak 5 = Pl
1
x B
pl1
kaleng+pl
3
x B
pl3
kaleng+pl
5
x B
pl5
kaleng : A
t ot
kaleng
Hasil penghitungan jumlah unit usaha pengolahan ikan laut maksimum di atas kecil sekali dibandingkan jumlah eksistingnya karena
penulis mengasumsikan kapasitas rata-rata dan jumlah frekuensi produksi terpenuhi per tahunnya. Kelebihan unit usaha eksisting tersebut yaitu
usaha pengasinan kelebihan 5 unit, usaha pemindangan kelebihan 8 unit, usaha pedagang ikan segar kelebihan 4 unit, dan usaha bedak ikan segar
kelebihan 8 unit dan usaha pabrik pengalengan ikan laut kekurangan 1 unit.
3.3.2.4 Konsekuensi jumlah unit usaha pengolahan ikan laut