dengan kegiatan fungsi sekunder yaitu pendidikan, perkantoran, kesehatan dan pemukiman.
Areal ini merupakan lahan yang cocok untuk pengembangan kota di sub pelayanan Dukuh Tambakrejo tersebut dengan penggunaan
eksisting yang ada sebagai lahan pemukiman, ladang, dan sawah tadah hujan. Areal ini tidak cocok untuk pengembangan industri perikanan laut,
karena terlalu dekat dengan pemukiman. Zona F adalah lahan pemukiman yang memiliki jarak 6 km dari TPI
dan pemukiman dan zona E memiliki jarak 2,5 km dari pantai, tidak cocok sebagai lahan industri pengolahan ikan maupun pemukiman nelayan
karena jarak dengan pemukiman terlalu jauh bagi pergerakan pekerja dan pergerakan nelayan menuju lahan tambatan perahu. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada peta no. 3.4.
3.6 Kesesuaian Lahan Industri Perikanan Laut
Areal pembangunan kota Desa Tambakrejo yang ditunjukkan oleh ambang batas lahannya telah menyisakan lahan yang sesuai dengan
industri perikanan laut yang berada di zona B seluas 107,9 Ha dan zona C seluas 70,92 Ha serta lahan tambatan perahu seluas 54,06 Ha.
Pedoman teknis pengembangan kawasan industri memberikan dasar pemilihan bagi Zona B untuk lokasi industri pengolahan ikan laut, yaitu :
• jarak dengan pemukiman, sub pusat pelayanan Desa Tambakrejo memiliki fungsi kegiatan sebagai pemukiman, pendidikan, pelabuhan,
perkantoran dan TPI, memiliki jarak tempuh 3.742 m dari zona B. Pedoman teknis pengembangan kawasan industri memiliki jarak ideal
minimal lokasi industri terhadap pemukiman sejauh 2 km. • Aksesibilitas, lokasi industri berada di jaringan jalan lintas Selatan
Jawa sehingga memberikan kemudahan pergerakan mobil angkutan pabrik untuk mengangkut bahan baku dan hasil produksi ke lokasi
pemasaran. Lahan industri terjauh dari jalan lintas Selatan Jawa sejauh 1.245 m.
• Jaringan listrik, ketersediaan jaringan listrik yang ada di Sendangbiru adalah jaringan tegangan rendah dan menengah yang dipasok oleh
PLN dapat memenuhi kebutuhan listrik bagi pabrik pengalengan ikan dan pabrik es yang akan didirikan. Namun gangguan yang disebabkan
oleh jaringan masih perlu ditingkatkan agar tidak menimbulkan pemadaman yang sering terjadi karena putusnya jaringan listrik.
• Jaringan telekomunikasi, kegiatan industri tidak terlepas dari aspek bisnis untuk pemasaran maupun pengembangan usaha. Jaringan
telekomunikasi seperti telepon dan internet menjadi kebutuhan dasar bagi pelaku kegiatan industri untuk menjalankan kegiatannya. Jaringan
telekomunikasi dan wartel di Sendangbiru sudah masuk, sehingga dapat memenuhi kebutuhan telekomunikasi industri. Namun untuk
pebisnis saat ini yang menggunakan telepon seluler masih belum ada jaringan yang masuk ke Sendangbiru.
• Jarak terhadap sungai atau sumber air bersih, pengembangan industri sebaiknya memiliki jarak 5 km terhadap sungai tipe C dan D atau kelas
III dan IV. Zona B memiliki jarak 2 km dari sungai Bang yang ada di Dukuh Tambakrejo dan 2.250 m dari sumber mata air Sendangbiru.
• Kesuburan lahan, lahan di zona B berjenis tanah mediteranian bercampur dengan rezina memiliki tingkat kesuburan yang rendah dan
penggunaan lahan eksisting adalah ladang yang ditanami pohon pisang dan ketela.
Zona C yang dekat dengan pantai merupakan lahan yang sesuai untuk pemukiman nelayan dengan panjang pantai 1,37 km yang dapat
dijadikan lahan tambatan perahu yang akan menampung semua jenis perahu yang ada. Kedalaman pantai Tamban 10 m ketika surut dan 15 m
ketika pasang tertinggi. Namun memerlukan bangunan penahan gelombang yang melindungi dermaga tambatan perahu dari hantaman
ombak setinggi 2,8 m – 3 m. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta no. 3.5.
Peta 3.3 : Keterbatasan Lahan yang Ditunjukkan oleh Fungsi Kawasan
Peta 3.4 : Keterbatasan Lahan yang Ditunjukkan oleh Fisik Binaan
Peta 3.5 : Areal Industri Perikanan Laut Sendangbiru
Peta 3.6 : Lokasi Foto Kondisi Lapangan
Gambar 3.2 : Bukit Zona B
Gambar 3.3 : Hutan RawaRencana Lahan Pemukiman Zona C
Gambar 3.4 : Sawah Tadah HujanRencana Lahan PemukimanRencana Jalan Menuruni Bukit Zona C
Gambar 3.5 : Sawah Tadah HujanRencana Lahan Pemukiman Zona C
Gambar 3.6 : Pantai TambanRencana Lahan Tambatan Perahu Timur
Gambar 3.7 : Pantai TambanRencana Lahan Tambatan Perahu Selatan
Gambar 3.8 : Pantai TambanRencana Lahan Tambatan Perahu Barat
Gambar 3.9 : Plawangan Timur Sendangbiru Latar Belakang Pantai Tamban
Gambar 3.10 : Pasir Pantai Tamban Timur
Gambar 3.11 : Pasir Pantai Tamban Barat
Gambar 3.12 : Plawangan Timur Sendapngbiru
Gambar 3.13 : Empang
Gambar 3.14 : Sawah Tadah Hujan
BAB IV RENCANA PENGEMBANGAN ZONA INDUSTRI
PERIKANAN LAUT PANTAI SENDANGBIRU
Ambang batas industri perikanan laut Pantai Sendangbiru telah memberi gambaran besaran aktivitas sosial ekonomi yang dijalankan oleh
industri tersebut. Kebutuhan lahan untuk menampung kegiatan sosial ekonomi industri perikanan laut Pantai Sendangbiru memiliki kriteria yang
sesuai bagi industri pengolahan ikan, pelabuhan pendaratan ikan maupun pemukiman nelayan dan tambatan perahu. Ambang batas lahan
pembangunan kota Desa Tambakrejo dari hasil analisa, menghasilkan beberapa zona, diantaranya memiliki kesesuaian lahan bagi industri
perikanan laut yaitu zona B sebagai lahan industri pengolahan ikan laut dan zona C sebagai lahan perumahan nelayan dan tambatan perahu.
Kebutuhan lahan industri perikanan laut Sendangbiru masih kecil dibandingkan dengan lahan yang tersedia, namun perlu menyiapkan
lahan dan sarana untuk pengembangan industri perikanan laut maupun industri lainnya di masa yang akan datang.
4.1 Zona Industri Pengolahan Ikan Laut