BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemanfaatan sumber daya kelautan Indonesia masih jauh dari optimal, terlihat dari sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto
PDB nasional yang pada tahun 1998 hanya 20,06 dari pangsa PDB nasional. Sektor industri manufaktur dan jasa-jasa mampu menyumbang
masing-masing 25 dan 42,64.
1
Kenyataan negara-negara lain yang memiliki luas laut lebih kecil dari Indonesia seperti RRC, Thailand, Jepang, Korea Selatan, Denmark
dan Norwegia masing-masing mampu menyumbang pada PDB negaranya diatas 30.
2
Potensi ekonomi kelautan dan perikanan seperti minyak, gas dan energi, perikanan tangkap dan budidaya, pariwisata bahari, industri
kelautan, bangunan kelautan, angkutan laut dan jasa kelautan masih sangat besar. Perikanan yang memiliki 500 sektor saja dalam tahun 1999
tercatat bahwa jumlah devisa yang diperoleh sebesar US 2,3 milyar
3
. Potensi ekonomi kelautan dan perikanan yang begitu besar dapat
dimanfaatkan sebagai tulang punggung pembangunan ekonomi, menyerap tenaga kerja, peningkatan penghasilan devisa negara dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Potensi sumber daya perikanan laut di Indonesia terdiri dari sumber
daya perikanan pelagis besar 451.830 tontahun dan pelagis kecil 2.423.000 tontahun, sumber daya perikanan demersal 3.163.630
tontahun, udang 100.720 tontahun, ikan karang 80.082 tontahun dan
1
www.DELP.go.id, Siaran Pers 27 Juli 2000, Sumber: Biro Humas DELP, Kusumastanto, 2000.
2
Ibid.
3
Ibid.
cumi-cumi 328.960 tontahun. Secara nasional potensi lestari sumber daya perikanan laut sebesar 6,7 juta tontahun dengan tingkat
pemanfaatan mencapai 48 Ditjen Perikanan, 1995
4
. Potensi dan tingkat pemanfaatan sumber daya perikanan laut di Indonesia
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1.1 : Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan
Laut Indonesia
MSY tontahun
ER MSY
tontahun ER
MSY tontahun
ER MSY
tontahun ER
MSY tontahun
ER MSY
tontahun ER
1 Barat Sumatera 78700 71,3
2100 97,5
115000 52,7
- -
5144 140,8 8900
3,7 2 Timur Sumatera
219000 31,3 4700 129,3
137000 29,3
- -
3917 133,0 13730
6,4 3 Selat Malaka
116000 99,7 22900
84,4 106000 115,7
- -
6527 137,8 9330
37,5 4 Utara Jawa
362060 32,0 12000
96,7 125000
87,6 -
- 5512 108,7
64580 6,1
5 Selatan Jawa 93500 47,5
5500 31,5
61000 29,3
- -
1108 99,5
5770 6,1
6 Sel.Brt. Kalimantan 976340 18,1
14000 77,1
406000 32,6
- -
1301 125,4 36200
2,9 7 Timur Kalimantan
79920 82,3 12600
78,4 158000
18,1 -
- 2981 143,6
12040 24,3
8 Selatan Sulawesi 92160 90,1
8100 99,5
236000 81,2
76424 72,7 11914 158,8
16440 6,3
9 Utara Sulawesi 50200 29,0
300 19,9
176000 43,3
76424 72,7 4130 125,5
20170 3,5
10 BaliNTTT.Timur 59800 49,5
500 173,7 121000
50,1 -
- 30954 133,0
7800 22,6
11 MalukuIrja 388800 25,3
18020 32,4
782000 5,8
111958 52,1 6594 122,9
133910 0,6
12 ZEE I 647150
0,0 -
- -
- -
- -
- -
13 Samudera Hindia -
- -
- -
33214 57,5 -
- -
- 14 ZEE Utara Sulawesi
- -
- -
- 24203
0,0 -
- -
- 15 ZEE Utara Irja
- -
- -
- 79019
0,0 -
- -
- 16 UtaraBrt Sulawesi
- -
- -
- 51588 59,7
- -
- -
Sumber : Amin et. al 1990, Anonymous 1991, Dwi Pongo et. al. 1990, Mallikusworo et. al. 1990, and Uktolsija et. al. 1990 Keterangan :
ER = Exploitation rate tingkat pemanfaatan MSY = Maximum Sustainable Yield Potensi Lestari
Ikan Karang Cumi-cumi
Wilayah Perairan No
Demersal Udang
Pelagis Kecil Pelagis Besar
Dari data tabel di atas wilayah perairan Selatan Jawa tingkat pemanfaatannya masih belum optimal sebesar 47,5 untuk demersal dan
29,3 untuk pelagis kecil dari batas potensi lestari sumber daya perikanan laut. Daerah-daerah industri penangkapan ikan di Jawa Timur
ini yang beroperasi di wilayah perairan Selatan Jawa ini adalah nelayan- nelayan dari Pantai Puger, Pantai Watu Ulo Kabupaten Jember; Pantai
Grajagan, Pantai Muncar, Pantai Rajekwesi, Kabupaten Banyuwangi; Pantai Popoh Kabupaten Tulungagung; Pantai Sendangbiru Kabupaten
Malang. Pantai
Sendangbiru salah
satu pusat pendaratan ikan laut yang
dimiliki Kabupaten Malang mempunyai kelebihan lokasi yang aman untuk pendaratan ikan laut dibandingkan dengan pantai-pantai lainnya.
4
Dr. Ir. H. Rohkmin Dahuri, MS, Et. al., Pengelolaan Sumber Daya Alam Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1996, hal.92
Pembangunan jalan Jalur Lintas Selatan yang menghubungkan kota-kota di pantai Selatan Jawa dapat membuka peluang Pantai Sendangbiru
untuk mengembangkan diri sebagai kutub pertumbuhan ekonomi wilayah dari Kabupaten Malang.
Namun bagaimana
memanfaatkan sumberdaya perikanan laut secara rasional, agar industri perikanan laut tersebut dapat berjalan
secara normal dengan terpenuhinya kebutuhan bahan baku yang disediakan oleh perikanan laut yang tetap terjaga keberlangsungannya.
Jumlah industri perikanan laut yang tidak menimbulkan terjadinya degradasi lingkungan yaitu salah satunya terjadinya overfishing karena
jumlah permintaan sumberdaya perikanan laut yang tinggi. Hal ini melatarbelakangi penulis untuk mengambil studi pengembangan zona
industri perikanan laut Sendangbiru untuk diajukan sebagai Tugas Akhir.
1.2 Perumusan Masalah