Tabel 3.25 : Jumlah Unit Usaha Pengolahan Ikan Laut Maksimum
Sesuai Kapasitas Produksi Rata-rata Terhadap Potensi Lestari Ikan Laut
No Jenis ikan
Pot ensi Lest ari pl
t on Pengasin
unit 1 Pemindang
unit 2 Pedagang
ikan Segar unit 3
Bedak Ikan Segar
unit 4 Pengalengan
unit 5 1 Tuna
1. 277, 10 -
x x
- x
2 Pedang 23, 49
- -
x -
- 3 Cakalang
2. 623, 07 -
x x
x x
4 Tenggiri 199, 66
- -
x -
- 5 Pelagis kecil 22. 534, 56
x x
x x
x Per t ahun
26. 657, 87 3
1 1
2 1
Sumber : Hasil Perhit ungan dan Analisa 1 = Pl
5
x B
pl 5
asin : A
t ot
asin 2 = Pl
1
x B
pl1
pindang+pl
3
x B
pl3
pindang+pl
5
x B
pl 5
pindang : A
t ot
pindang 3 = Pl
1
x B
pl1
ped. ikan segar+pl
2
x B
pl2
ped. ikan segar+pl
3
x B
pl3
ped.ikan segar+ pl
4
x B
pl4
ped. ikan segar+pl
5
x B
pl5
ped. ikan segar : A
t ot
ped.ikan segar 4 = Pl
3
x B
pl3
bedak+pl
5
x B
pl 5
bedak : A
t ot
bedak 5 = Pl
1
x B
pl1
kaleng+pl
3
x B
pl3
kaleng+pl
5
x B
pl5
kaleng : A
t ot
kaleng
Hasil penghitungan jumlah unit usaha pengolahan ikan laut maksimum di atas kecil sekali dibandingkan jumlah eksistingnya karena
penulis mengasumsikan kapasitas rata-rata dan jumlah frekuensi produksi terpenuhi per tahunnya. Kelebihan unit usaha eksisting tersebut yaitu
usaha pengasinan kelebihan 5 unit, usaha pemindangan kelebihan 8 unit, usaha pedagang ikan segar kelebihan 4 unit, dan usaha bedak ikan segar
kelebihan 8 unit dan usaha pabrik pengalengan ikan laut kekurangan 1 unit.
3.3.2.4 Konsekuensi jumlah unit usaha pengolahan ikan laut
Jumlah potensi lestari perhari sebesar 72,84 ton dapat memenuhi sebuah pabrik pengalengan ikan dengan kapasitas 40 tonhari. Jika
mempertahankan jumlah unit usaha pengolahan ikan laut eksisting dan ditambah 1 unit usaha pabrik pengalengan ikan laut dengan tujuan
meningkatkan harga jual ikan laut, maka akan menurunkan pemenuhan ikan laut dari unit usaha pengolahan ikan laut tersebut. Penghitungan
tersebut dapat diperoleh dengan menghitung jumlah kebutuhan ikan laut unit usaha pengolahan total per jenis pengolahan terlebih dahulu yaitu
pada tabel 3.27 dan pemenuhan kebutuhan ikan laut unit usaha pengolahan dapat dilihat pada Tabel 3.28 berikut. Pemenuhan kebutuhan
ikan laut untuk unit usaha pengolahan oleh produksi ikan laut tahun 2003 dapat dilihat pada tabel 3.29.
Pemenuhan potensi lestari perikanan laut Kabupaten Malang terhadap kebutuhan ikan laut usaha pengasinan kelebihan sebesar 21
atau 100 tontahun ikan pelagis kecil , usaha pemindangan kekurangan 47 atau 10.826 tontahun dari total kebutuhan ikan laut, usaha
perdagangan ikan segar kekurangan 51 atau 6.476 tontahun dari total kebutuhan ikan laut, usaha bedak ikan segar kekurangan 32 atau 235
tontahun dari total kebutuhan ikan laut, dan usaha pabrik pengalengan ikan kekurangan 52 atau 7.613 tontahun dari total kebutuhan ikan laut.
Kekurangan bahan baku pabrik pengalengan ikan dapat mengambil ikan hasil tangkapan dari daerah lain. Jalur lintas Selatan Jawa telah
menghubungkan kota pendaratan ikan sepanjang pesisir Selatan Jawa sehingga memperlancar arus ikan dari pusat pendaratan ikan ke lokasi
pemasaran dan pengolahan ikan. Jarak dan jumlah produksi ikan laut yang dihasilkan oleh kota pesisir yang berdekatan dengan Sendangbiru
dapat dilihat di tabel berikut. Dari data perusahaan pengolahan ikan Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim, di daerah tersebut belum ada pabrik
pengalengan ikan laut, sehingga pabrik pengalengan ikan di Sendangbiru dapat melakukan pembelian ikan laut ke pedagang-pedagang ikan segar
yang ada di keempat pusat pendaratan ikan laut tersebut. Tabel 3.26 :
Jarak Tempuh dan Produksi Ikan Laut Pusat Pendaratan Ikan Laut Sepanjang Pantai Selatan Jawa
No Pant ai Pendarat an
Ikan Laut Jarak Tempuh Mel al ui
Jal ur Biasa km Jarak Tempuh Mel al ui Jal ur
Lint as Sel at an km Produksi Ikan Laut
Tahun 2002 t on 1 Pant ai Puger
144, 23 86, 53
8. 009, 00 2 Pant ai Popoh
178, 85 115, 38
33. 989, 90 3 Pant ai Prigi
204, 61 140, 38
57. 434, 10 4 Pant ai Pacit an
230, 77 217, 30
2. 118, 90 Sumber : Hasil Anal isa dan DKP Jat im
Tabel 3.27 : Kebutuhan Ikan Laut dan Bahan Baku Pendukung
Produksi Sesuai Jumlah Unit Usaha Pengolahan Ikan Laut Total Per Tahun
Tabel 3.28 : Pemenuhan Potensi Lestari Ikan Laut Terhadap Jumlah
Unit Usaha Pengolahan Ikan Eksisting Sesuai Kapasitas Produksi Rata-rata
Tabel 3.29 : Pemenuhan Produksi Ikan Laut Tahun 2003 Terhadap
Jumlah Unit Usaha Pengolahan Ikan Eksisting Sesuai Kapasitas Produksi Rata-rata
3.4 Analisa Kegiatan Sosial Ekonomi Industri Perikanan Laut
Jumlah unit penangkapan dan pengolahan ikan laut sesuai potensi lestari perikanan laut Kabupaten Malang dari hasil perhitungan di atas
dapat menjadi dasar gambaran dari besaran kegiatan sosial ekonomi yang berlangsung di Sendangbiru.
3.4.1 Sektor Usaha Penangkapan Ikan Laut 3.4.1.1 Ketenagakerjaan
Ambang batas jumlah unit usaha penangkapan ikan laut dari perhitungan di atas telah diketahui, maka jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan dapat dihitung dengan menggunakan jumlah pendega rata- rata tiap jenis perahu. Perhitungan jumlah tenaga kerja dilihat tabel 3.6.
Angka pengangguran Desa Tambakrejo tidak diketahui dan struktur penduduk menurut usia dan jenis kelamin tidak diketahui maka
penghitungan jumlah penduduk yang dapat diserap oleh usaha penangkapan ikan laut tidak dapat dianalisa. Ketersediaan tenaga kerja
usaha penangkapan ikan laut masih tergantung oleh nelayan pendatang dan nelayan andon.
Jumlah perahu nelayan lokal masih bisa terus meningkat, namun jumlah tenaga kerja usaha penangkapan ikan laut masih tergantung dari
luar daerah.
3.4.1.2 Lahan tambatan perahu, pembuatan rumpon dan perbaikan
jaring
Lahan tambatan perahu berfungsi untuk menampung perahu ketika tidak melaut maupun untuk perawatan perahu secara rutin. Nelayan
melakukan pengelompokkan areal tambatan perahu sesuai dengan jenis perahu, karena untuk menghindari kerusakan yang ditimbulkan oleh
benturan antar perahu yang tidak seimbang ukurannya. Luas tambatan perahu ini harus sesuai dengan jumlah perahu
ketika seluruh perahu tidak melaut yang disebabkan oleh cuaca yang tidak