77
4. Persekutuan di dalam gereja perdana merupakan ikatan yang erat antara warga jemaat yang terdiri dari orang-orang yang berkekurangan maupun mereka yang
berkecukupan. Lalu tanyakan kepada siswa, apakah mereka dapat menemukan persekutuan seperti ini, ataukah ada ketidakpedulian di antara warga jemaat
yang berkecukupan terhadap warga jemaat yang berkekurangan? Bila memang demikian kenyataannya, coba minta siswa menyusun sebuah program untuk
mendekati pemimpin gereja untuk membangun persekutuan yang melintasi kesenjangan ekonomi masyarakat. Misalnya mengadakan program bantuan
sosial, atau program anak asuh, dan lain-lain.
5. Mintalah siswa mendiskusikan, perubahan-perubahan apakah yang sudah ditimbulkan oleh kehadiran gereja mereka terhadap masyarakat sekitarnya
atau orang-orang lain di luar gereja. Bila belum ada, barangkali jemaat gereja itu memang kurang memahami pentingnya dampak kehadiran mereka bagi
lingkungan mereka. Tuhan Yesus sendiri telah mengajarkan pentingnya menjadi garam dan terang dunia bagi sekitar kita Mat. 5:13-14.
G. Nyanyian Penutup:
“Mengasihi Lebih Sungguh”
Lewat lagu ini, siswa diajak untuk lebih bersungguh-sungguh lagi dalam mengasihi, mengampuni dan melayani sesama. Ini bukan perintah yang sederhana dan mudah,
sebab Tuhan Yesus sendiri mengatakan, “Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya
karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya” Mrk. 8:35-36.
H. Doa Penutup:
Guru dan siswa bersama-sama mengucapkan Doa Pdt. Dr. Martin Luther King, Jr.:
Tuhan, ajarlah agar kami rela melakukan kehendak-Mu, apapun yang mungkin terjadi. Tambahkanlah jumlah orang-orang yang berkehendak baik dan yang
memiliki kepekaan moral. Berikan kami keyakinan yang diperbarui akan prinsip antikekerasan, dan jalan kasih seperti yang diajarkan oleh Kristus. Amin
I. Penjelasan Bahan Alkitab
1. Matius 28:16-20
Bagian ini berisi kisah perpisahan Tuhan Yesus dengan murid-murid-NYa, karena sebentar lagi Ia akan naik ke surga, kembali kepada Bapa-Nya. Dalam
kata-kata perpisahan-Nya, Tuhan memberikan pesan kepada para murid agar mereka pergi dan “menjadikan semua bangsa murid-Ku”. Kata-kata ini seringkali
disalahtafsirkan dengan program kristenisasi. Apalagi karena kalimat ini diikuti oleh anak kalimat yang berbunyi, “dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan
78 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Roh Kudus…” Anak kalimat ini sendiri, oleh para pakar Perjanjian Baru, diduga merupakan tambahan yang muncul belakangan, karena rumusan Trinitas seperti yang
disebutkan dalam bagian ini belum muncul di masa Yesus. Kalau dugaan ini benar, maka sebetulnya perintah Tuhan Yesus lebih ditekankan pada bagaimana setiap orang
diharapkan mempraktikkan hidup yang berkenan kepada Allah Bapa di surga. Karena itulah Tuhan Yesus mengatakan, “…dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu
yang telah Kuperintahkan kepadamu.” Jadi, tekanan utama yang ingin diberikan di sini adalah otopraksis atau cara hidup yang benar, bukan semata-mata ortodoksi,
atau ajaran yang benar. Pada kenyataannya selama berabad-abad banyak sekali orang Kristen yang bertengkar di antara kalangannya sendiri, dan bahkan juga dengan
orang-orang yang beragama lain karena meributkan ajaran yang benar. Bahkan demi ajaran yang benar, ada orang Kristen yang bersedia membunuh orang lain dan sesama
saudara seimannya. Ini terjadi misalnya dengan Yohanes Hus atau Jan Hus 1369- 1415 yang dibakar oleh gereja dan Miguel de Servetus 1509-1553 yang dibakar
sampai mati oleh Calvin karena dituduh mengajarkan ajaran sesat.
Kalau begitu, apakah perintah membaptiskan dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus itu masih perlu? Sudah tentu Bagi mereka yang mau menerima Yesus
Kristus sebagai Juruselamat dan rindu untuk mengambil bagian sebagai anggota jemaat Kristus, sudah tentu baptisan sangat baik dan perlu. Namun sebaiknya kita
lebih berfokus pada perintah Tuhan Yesus yang menginginkan agar setiap orang menjalankan apa yang telah Ia sendiri perintahkan.
2. Kisah 2:44-47