79
Salah satu tema penting yang ingin diangkat dalam Bab ini adalah pemahaman tentang berbagi. Kita perlu mengetahui seberapa serakahnya manusia. Setiap tahun,
menurut data tahun 2013 dari Food and Agriculture Organization Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia, sebuah badan PBB, sepertiga makannan yang diproduksi di
seluruh dunia dibuang dengan sia-sia. Jumlah makanan itu diperkirakan mencapai USD750 miliar atau sekitar Rp 9.400.000.000 triliun. Benua yang paling banyak
membuang makanan adalah Asia. Sementara itu di bagian dunia yang lain ada banyak sekali orang yang kelaparan. Andaikata saja banyak orang di dunia mau belajar seperti
orang-orang Kristen perdana, tentu makanan tidak akan disia-siakan, dan orang tidak perlu kelaparan.
3. Kisah 6:1-6
Dalam bacaan ini kita diingatkan bahwa gereja perdana adalah komunitas yang terbuka terhadap semua orang, khususnya mereka yang dianggap berada di luar
komunitas Yahudi. Pada bagian ini kita menemukan kisah tentang pengangkatan tujuh orang diaken pertama, yang dipilih dari antara orang-orang Helenis. Di sini
kita melihat bahwa gereja sebagai komunitas terbuka seharusnya menjadi contoh tentang apa artinya menjadi suatu organisasi atau masyarakat yang inklusif. Pada
kenyataannya di dunia kita ada banyak sekali organisasi, masyarakat, bahkan agama yang eksklusif. Di Amerika Serikat, orang-orang kulit hitam dan berwarna pernah
dilarang memasuki restoran dan gereja yang dikhususkan bagi orang kulit putih. Di Afrika Selatan, politik apartheid melarang mereka yang berkulit hitam atau berkulit
berwarna untuk menduduki jabatan politik, ataupun menikah dengan orang kulit putih. Di Israel, orang-orang Arab dan Palestina diperlakukan sebagai warga kelas
dua dan setiap saat dapat kehilangan hak-haknya atas rumah dan tanah mereka. Di masa pemerintahan Nazi, orang-orang gipsi, Polandia, tawanan perang Soviet, orang
Jerman yang berdarah campuran Afrika, mereka yang menderita sakit jiwa, orang komunis, pengikut Saksi Yehuwa, dan kaum homoseksual dijebloskan ke kamp
konsentrasi dan dibunuh di kamar gas. Semua praktik di atas jelas berlawanan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
4. 1 Korintus 11:20-34
Bagian bacaan dari 1 Korintus ini berisi teguran dan imbauan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus agar mereka memberikan perhatian kepada orang-orang yang
terlambat datang ke kebaktian dan perayaan perjamuannya. Karena jemaat berkumpul pada hari Minggu, bukan hari Sabat, cukup banyak orang yang harus bekerja pada
hari itu tidak dapat datang tepat waktu untuk kebaktian. Mereka umumnya adalah para pekerja kasar atau buruh harian. Dengan kata lain, mereka adalah orang-orang
miskin. Sementara itu, orang-orang yang lebih mampu datang lebih dahulu. Dan ketika tiba pada perayaan Perjamuan Kasih, orang-orang ini cepat-cepat membawa
makanan yang telah mereka bawa masing-masing. Akibatnya, orang-orang miskin yang terlambat datang, yang seringkali tidak mampu membawa apa-apa, tidak
kebagian apa-apa. Paulus menegur orang-orang yang datang lebih awal ke kebaktian
80 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
dan perjamuan agar mereka makan dahulu di rumah sehingga tidak makan seperti orang kelaparan “tanpa mengakui tubuh Tuhan.”
Perlu diperhatikan di sini bahwa kebaktian Minggu, Perjamuan Kudus, dan Perjamuan Kasih tampaknya diselenggarakan bersama-sama, sehingga di satu pihak
Paulus berbicara tentang Perjamuan Kudus, tetapi di pihak lain ia juga memperingatkan orang-orang yang makan tanpa menghiraukan saudaranya dalam Perjamuan Kasih.
J. Penilaian Kegiatan Bab III