Penilaian Diri Self assessment

21

6. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya siswa dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh siswa, hasil tes bukan nilai atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran. Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh Pendidik dan siswa sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, Pendidik dan siswa sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan siswa dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku literatur, laporan penelitian, dan sinopsis.

7. Penilaian Diri Self assessment

Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana siswa diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh siswa di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. 1. Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai. 2. Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan. 3. Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian. 4. Meminta siswa untuk melakukan penilaian diri. 5. Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong siswa supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif. 6. Menyampaikan umpan balik kepada siswa berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak. 22 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Contoh Format Penilaian Diri Berdasarkan buah Roh yang tertulis dalam Surat Galatia 5:22-23, nilailah dirimu sendiri. Apakah kamu telah mengalami pembaharuan hidup sebagai hasil pekerjaan Roh Kudus sebagaimana tertulis dalam Surat Galatia 5:22-23? Tuliskan secara jujur. No. Buah Roh Diri saya tidak pernah jarang seringkali selalu 1. Kasih 2. Sukacita 3. Damai sejahtera 4. Kesabaran 5. Kemurahan 6. Kebaikan 7. Kesetiaan 8. Lemah lembut 9. Penguasaan diri E.Lingkup Kompetensi Anak usia SMP masih tergolong sebagai remaja awal dan masih labil serta mudah terpengaruh terhadap hal-hal yang negatif yang dapat berpengaruh terhadap kehidupannya. Oleh karena itu, remaja perlu berpegang teguh terhadap agama yang dianutnya dan melaksanakan kewajiban-kewajiban yang ada dalam agamanya tersebut dengan sebaik-baiknya. Mereka membutuhkan pedoman nilai-nilai kehidupan untuk dijalankan dan nilai terpenting adalah nilai-nilai iman. Nilai-nilai dasar terbentuk melalui pengalaman remaja di lingkungan keluarga dan di lingkungan kebudayaan tempat mereka tinggal. Pembentukan nilai pada diri anak sangat dipengaruhi oleh orang-orang yang mempunyai hubungan yang dekat dengan anak tersebut. Biasanya orang yang sangat berpengaruh untuk menanamkan nilai pada anak adalah seorang ibu atau orang yang berperan sebagai ibu. Selain ibu atau orang tua, guru juga berperan dalam pembentyukan nilai-nilai kehidupan. Di bidang PAK guru PAK turut berperan dalam pembentukan nilai kehidupan bagi remaja.Nilai-nilai iman dapat dijadikan pegangan dalam berinteraksi dengan sesame dan membangun kehidupan pribadi maupun sosial. Mempertimbangkan kebutuhan remaja tersebut, Kompetensi Dasar yang dirumuskan untuk remaja SMP kelas IX adalah “Aku dan Sesamaku”. Pada usia ini remaja sangat menyadari pentingnya kehadiran sesamanya peer group dan penerimaan oleh mereka. Sayangnya, dalam kebutuhan akan sesamanya, penerimaan dan pengakuan oleh sesamanya itu, remaja Kristen seringkali kehilangan jati dirinya dan tenggelam di tengah pergaulan yang keliru. Dalam buku ini siswa belajar bahwa 23 ia adalah bagian dari Gereja Tuhan di muka bumi, yaitu sekelompok orang yang telah dipanggil dan menjawab panggilan Tuhan untuk hidup sebagai murid-murid- Nya. Namun pada saat yang sama, mereka juga diingatkan bahwa justru karena itulah mereka mempunyai panggilan yang istimewa untuk menjadi sesama bagi orang lain, dan tidak hidup eksklusif dan menyombongkan diri. Dengan demikian, siswa diharapkan akan mampu menjadi remaja gereja yang aktif melayani, tetapi juga mempunyai kepekaan dan toleransi yang tinggi terhadap sesama, termasuk orang- orang yang berkepercayaan lain. Mengacu pada Kompetensi Dasar tersebut, tiap judul pelajaran memberikan penekanan pada kehidupan siswa sebagai bagian dari Gereja Tuhan yang menanggapi karya Allah Bapa melalui Yesus Kristus, dengan mengucap syukur dan menunjukkan kasih dan kepeduliannya kepada sesama. Siswa pun diajak untuk bersikap kritis dan terlibat di dalam gereja untuk mengajak gereja lebih bersungguh-sungguh di dalam pelayanan dan kesaksiannya kepada dunia sekitarnya. Dalam Bab 1-4 siswa akan belajar untuk memahami apa itu gereja dan bagaimana dirinya menjadi bagian dari gereja yang telah dipanggil Tuhan untuk diutus ke dalam dunia sejak abad pertama. Dalam Bab 5-7 siswa lebih jauh akan belajar tentang bagaimana ia, sebagai orang muda, terus terpanggil untuk mengajak seluruh gereja untuk terus-menerus memperbarui diri, membuka diri terhadap keterlibatan orang muda, dan berusaha mengembangkan relevansinya terhadap dunia. Dalam Bab 8 -10 siswa diajak untuk memahami keberagaman bangsa Indonesia dari berbagai aspek: ras, kelompok etnis, agama dan kepercayaan, dan lain-lain. dan kemudian diajak untuk menghargai keberagaman itu sebagai karunia Allah yang indah yang ikut memberikan warna bagi kehidupan kita sebagai sebuah bangsa. Keberagaman inilah yang harus dijaga dan dipelihara terus sesuai dengan perintah Tuhan dan juga semboyan negara kita, Bhinneka Tunggal Ika. Pada Bab 11-14 siswa diajak untuk mengembangkan kepeduliannya terhadap sesama, termasuk mereka yang ternyata adalah orang yang berbeda ras, etnisitas, agama dan kepercayaannya. 24 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Rumusan Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar PAK SMP Kelas IX KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 1.1.Menghayati karya Allah dalam pertumbuhan gereja sebagai umat-Nya di dunia yang bergumul untuk menjadi saksi-Nya yang setia 1.2.Mensyukuri karya Allah melalui perubahan-perubahan baru yang dihadirkan gereja di tengah-tengah dunia. 1.3.Mensyukuri teladan Yesus Kristus dalam hal toleransi antar manusia pada umumnya dan secara khusus antar umat beragama. 1.4.Menerima berbagai bentuk pelayanan gereja di tengah masyarakat pada masa kini 1.5.Menerima perannya sebagai anggota gereja dan masyarakat 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli toleransi, gotong royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 2.1 Bersikap menghargai karya Allah dalam pertumbuhan gereja sebagai umat-Nya di dunia yang bergumul untuk menjadi saksi-Nya yang setia. 2.2 2.3 2.4 Turut bertanggung jawab terhadap bentuk pelayanan gereja di tengah masyarakat pada masa kini 2.5 Menunjukkan perilaku bertanggungjawab terhadap perannya sebagai anggota gereja dan masyarakat. Bersikap menghargai Karya Allah melalui perubahan-perubahan baru yang dihadirkan gereja di tengah-tengah dunia. Memiliki sikap toleran antar manusia pada umumnya dan secara khusus antar umat beragama sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus. 25 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 3.1 3.2 3.3. 3.4 Mengkritisi bentuk pelayanan gereja di tengah masyarakat pada masa kini 3.5 4. 4.1 0HPEXDW UHÀHNVL WHUKDGDS SHUXEDKDQ perubahan baru yang dihadirkan gereja di tengah-tengah dunia 4.3 Menerapkan sikap toleran antar manusia pada umumnya dan secara khusus antar umat beragama berdasarkan ajaran Tuhan Yesus. 4.4 Membuat karya tentang pelayanan gereja di tengah masyarakat pada masa kini 4.5 Memahami karya Allah dalam pertumbuhan gereja sebagai umat-Nya di dunia yang bergumul untuk menjadi saksi-Nya yang setia Menjelaskan Karya Allah melalui perubahan-perubahan baru yang dihadirkan gereja di tengah-tengah dunia Menguraikan berbagai sikap toleran antar manusia pada umumnya dan secara khusus antar umat beragama berdasarkan ajaran Tuhan Yesus. Menyebutkan tindakan konkret yang dilakukan dalam mewujudkan perannya sebagai anggota gereja dan masyarakat. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, PHUDQJNDL PHPRGL¿NDVL dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandangteori Menelaah karya Allah dalam pertumbuhan gereja sebagai umat-Nya di dunia yang bergumul untuk menjadi saksi-Nya yang setia Berperan aktif sebagai anggota gereja dan masyarakat. 26 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 26 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 27 Bagian Kedua Petunjuk Khusus Gereja Sebagai Umat Allah yang Baru Bahan Alkitab: Kisah 2:1-47; 1 Petrus 2:9-10; Yeremia 31:31-34 Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli toleransi, gotong royong santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, PHUDQJNDLPHPRGL¿NDVLGDQPHPEXDWGDQUDQDKDEVWUDNPHQXOLVPHPEDFD menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandangteori Kompetensi Dasar: 1.1. Menghayati karya Allah dalam pertumbuhan gereja sebagai umat-Nya di dunia yang bergumul untuk menjadi saksi-Nya yang setia 2.1. Bersikap menghargai karya Allah dalam pertumbuhan gereja sebagai umat Nya di dunia yang bergumul untuk menjadi saksi-Nya yang setia. 3.1. Memahami karya Allah dalam pertumbuhan gereja sebagai umat-Nya di dunia yang bergumul untuk menjadi saksi-Nya yang setia 4.1. Menelaah karya Allah dalam pertumbuhan gereja sebagai umat-Nya di dunia yang bergumul untuk menjadi saksi-Nya yang setia Menjelaskan arti kata “ekklesia” yang merupakan kata asli “gereja” dalam bahasa Yunani. Bab I 28 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Indikator ‡ Membedakan gereja yang hanyalah gedung dengan gereja yang merupakan orangnya. ‡ Menjelaskan mengapa gereja memiliki ciri-ciri yang khas sebagai kritik terhadap umat Yahudi pada masa Yesus serta menyebutkan ciri-ciri tersebut. ‡ Menjelaskan beberapa aspek pergumulan gereja di masa lampau dan masa kini. ‡ Menyebutkan beberapa contoh kegagalan gereja untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, serta menyusun rencana tentang bagaimana mengubah kegagalan tersebut, bila hal itu mereka temukan di gereja mereka.

A. Pendahuluan

Kegiatan 1 Guru mengajak siswa menyanyikan lagu KJ 257: 1-3 ”Aku Gereja, Kau pun Gereja” Ini adalah kegiatan apersepsi yang dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa dalam memasuki pembahasan topik ini. Dalam lagu ini kita menemukan penekanan bahwa gereja bukanlah gedungnya. Gereja adalah orangnya. Orang-orang Kristen yang berkumpul itulah yang disebut gereja, sehingga gedung gereja sebetulnya tidak begitu berarti. Ada gereja yang dibangun dengan megah, ada yang sederhana, namun orang Kristen percaya bahwa apabila ada dua atau tiga orang berkumpul di dalam nama Yesus, maka di situlah Yesus hadir bdk. Mat. 18:20. Saat ini ada banyak gereja yang ditutup atau dilarang dibangun. Ada kelompok- kelompok ekstrem yang berusaha menghalang-halangi dan mempersulit izin pembangunan gedung gereja. Bagi orang Kristen, hal ini tidak perlu terlalu merisaukan, sebab kembali kita diingatkan bahwa yang paling penting dari sebuah gereja adalah orang-orangnya sendiri. Bagaimanakah para anggota gereja itu bergiat di dalam pelayanan gereja dan memberikan kesaksian mereka kepada dunia? Itulah yang menjadi inti bahasan kita dalam bab ini. Siswa diminta membahas nyanyian di atas dengan teman sebangkunya. Hal ini dilakukan untuk mempermudah siswa mencari teman diskusinya. Kalau kelas terlalu kecil, guru dapat menjadikannya diskusi bersama. Doronglah siswa untuk lebih aktif berbicara, sementara guru lebih berperan sebagai fasilitator. Dari hasil diskusi, guru dapat menyimpulkan apakah para siswa sudah memiliki konsep yang benar tentang gereja, yaitu bahwa gereja bukanlah terutama gedungnya, melainkan orang-orangnya. Orang-orang inilah yang seharusnya menjadi tulang punggung gereja, menggiatkan kehidupan gereja dan membuktikan karya yang nyata kepada dunia melalui kesaksian dan pelayanannya.