Gereja yang Tidak Membeda-bedakan

70 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Perjamuan Kasih. Malangnya, setibanya mereka di gereja, sebagian besar makanan yang disediakan sudah habis dimakan oleh orang-orang yang kaya, yang tidak perlu bekerja pada hari Minggu. Hal ini membuat Paulus marah 1 Kor. 11:17-22. Paulus mengecam mereka yang makan dengan lahap dan melupakan saudara- saudara mereka yang datang terlambat. Akibatnya, kata Paulus, “…tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk.” 1 Kor. 11:21 Paulus menasihati jemaat Korintus agar mereka tidak melakukan hal ini. Ia mengajarkan agar mereka yang dapat datang lebih dahulu hendaknya makan dulu di rumah agar mereka tidak menghabiskan makanan bawaan mereka di gereja. .HJLDWDQ0HQJDGDNDQ3HUMDPXDQ.DVLK Perjamuan Kasih dapat diadakan sebagai bagian dari suatu kebaktian. Banyak gereja yang menyelenggarakannya sebagai bagian dari kebaktian Jumat Agung, atau kebaktian Kamis Putih, pada malam sebelum Jumat Agung, sebagai peringatan akan perjamuan malam terakhir Tuhan Yesus bersama murid-murid-Nya sebelum Ia ditangkap dan disalibkan. Seringkali kebaktian dilangsungkan seperti biasa, lalu setelah kebaktian selesai, seluruh jemaat ikut serta dalam Perjamuan Kasih. Setiap anggota gereja diharapkan membawa suatu jenis makanan tertentu yang biasa mereka siapkan di rumah. Jumlahnya tidak perlu banyak-banyak, melainkan cukup untuk dua atau tiga orang saja. Ketika makanan ini dikumpulkan, maka jumlahnya menjadi banyak sekali, dan semua orang dapat makan dengan cukup, bahkan juga termasuk mereka yang mungkin tidak mampu membawa apa-apa untuk dibagikan dalam Perjamuan Kasih. Perjamuan Kasih dapat diadakan dengan sederhana, sebagai sebuah makan bersama, dengan diawali dengan doa pengucapan syukur. Setelah itu setiap orang mengambil makanan untuk dimakannya, sesuai dengan kebutuhannya, sambil mengingat orang lain yang juga akan ikut serta makan.

D. Gereja yang Tidak Membeda-bedakan

Kisah Para Rasul melukiskan kehidupan umat Kristen perdana yang indah. Mereka tidak egois melainkan membagi-bagikan harta mereka kepada semua orang dan hidup dengan secukupnya, sehingga setiap orang dapat hidup dengan cukup pula. Tidak mengherankan apabila dalam ay. 47 dikatakan bahwa “… mereka disukai semua orang”. Orang-orang yang bukan Kristen, yang ada di sekitar mereka dan melihat kehidupan kelompok baru ini, tampak senang dengan mereka. Tidak mengherankan apabila setiap hari semakin banyak orang yang bergabung dengan kelompok ini. Dalam Perjamuan Kasih ini tergambar persekutuan yang sangat erat dan mendalam antara orang-orang Kristen perdana ini. Tidak ada pembeda-bedaan di antara mereka. Orang-orang dari kelas atas bergabung dengan mereka yang dari kelas bawah. Orang seperti Onesimus, seorang budak yang melarikan diri dari rumah tuannya, disapa 71 sebagai anak dan buah hati oleh Rasul Paulus lih.: Flm.. Dalam Galatia 3:28, Paulus mengatakan, “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.” Sekat-sekat yang memisahkan manusia berdasarkan ras Yahudi dan Yunani, kelas hamba dan orang merdeka, maupun jenis kelamin laki-laki dan perempuan, kini dihapuskan oleh kasih Yesus Kristus yang mendamaikan kita semua. Ini sebuah pernyataan yang luar biasa Pada abad-abad pertama bahkan sampai abad ke-20 sekalipun, kita masih sering menemukan pembeda-bedaan ini di dalam masyarakat. Orang seringkali menghina dan melecehkan sesamanya berdasarkan perbedaan-perbedaan ras dan kelompok etnis. Padahal kita semua adalah manusia ciptaan Tuhan yang sama. Di dalam masyarakat, kita masih sering menemukan orang-orang yang menjauhkan diri dari orang lain yang dianggap tidak setara atau sederajat dengannya. Coba saksikan bagaimana pembagian kelas itu tampak dalam kehidupan sehari- hari. Orang-orang dari kelas bawah mungkin hanya dapat berbelanja di pasar-pasar tradisional, yang seringkali kotor dan becek, sementara mereka yang dari kelas atas lebih suka berbelanja di pasar swalayan karena lebih bersih, kering, dan terang- benderang. Pembagian ini tercipta bukan hanya karena para pembeli yang berbeda kekuatan daya belinya, melainkan juga karena tempat-tempat seperti pasar swalayan, mal-mal yang besar di kota-kota besar di negara kita seolah-olah memang dibuat untuk mereka yang dari kelas atas. Kita juga menyaksikan bagaimana masyarakat kita membeda-bedakan laki- laki dan perempuan. Di berbagai perusahaan dan kantor, misalnya, perempuan mendapatkan hanya setengah atau dua pertiga gaji daripada yang diterima laki-laki, meskipun tugas dan pekerjaan mereka sama. Di banyak keluarga, anak-anak perempuan belum dapat menikmati kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan dibandingkan dengan saudara-saudara laki-laki mereka. Dengan demikian, ketika Paulus mengatakan bahwa di dalam Kristus tidak ada lagi orang Yahudi atau Yunani, hamba atau orang merdeka, laki-laki ataupun perempuan, maka persekutuan gereja, mestinya menjadi sebuah komunitas yang ideal, cerminan manusia yang dibebaskan, dipersatukan, dan diperdamaikan oleh Yesus Kristus. Kegiatan 4 Pada bagian ini, siswa diajak untuk mendiskusikan pengalaman mereka di gereja mereka masing-masing. Apakah mereka merasakan kehidupan persekutuan yang digambarkan oleh Paulus, yang telah meruntuhkan sekat-sekat pemisah antara orang-orang yang ada di dalamnya? Ataukah mereka melihat munculnya sekat-sekat yang baru di gereja – antara laki-laki dan perempuan, antara yang kaya dan yang sederhana, antara yang bermobil dengan mereka yang harus naik kendaraan umum? Apakah perbedaan-perbedaan itu menjadi penghalang bagi mereka dalam bergaul? Ataukah muncul rasa rendah diri pada mereka yang dianggap lebih rendah? Mintalah 72 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti siswa menuliskan pengamatan mereka terhadap gereja mereka Pada kenyataannya kita harus mengakui bahwa seringkali gereja gagal mewujudkan dirinya komunitas seperti yang dicita-citakan oleh Tuhan Yesus. Bila itu yang ditemukan oleh siswa Saudara di gereja mereka, ajaklah mereka menyusun rencana untuk mengatasi jurang-jurang pemisah yang ada itu.

E. Pdt. Dr. Martin Luther King, Jr. dan Perjuangannya