186 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang mempersatukan, mengikat dan memelihara eksistensi suatu masyarakat yang damai, pada saat yang
sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai kekuatan yang mencerai- beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan perdamaian suatu masyarakat. Hal
ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan menyalahkan
keberadaan pemeluk agama lain.
Terdap DWGXDEHQWXNNRQÀLN\DQJEHUVXPEHUSDGDDJDPD+HQGURSXVSLWR
151-152, yaitu: a. Perbedaan doktrin dan sikap mental yang memandang bahwa hanya agama yang
dianutnyalah yang memiliki kebenaran claim of truth sedangkan yang lain sesat, atau setidaknya kurang sempurna. Klaim kebenaran inilah yang menjadi
VXPEHUPXQFXOQ\DNRQÀLN\DQJEHUODWDUEHODNDQJDJDPD
b. Masalah mayoritas dan minoritas kelompok agama. Dalam suatu masyarakat yang majemuk atau plural, masalah mayoritas dan minoritas seringkali menjadi
IDNWRU SHQ\HEDE PXQFXOQ\D NRQÀLN VRVLDO 0D\RULWDV VHULQJ PHQLQGDV DWDX menekan minoritas dalam hal menjalankan ibadah masing-masing.
Bagi umat Kristen, perdamaian adalah panggilan iman Yewangoe, 2009:34. Perdamaian yang dikehendaki adalah:
a. Perdamaian yang otentik dan dinamis. Artinya, perdamaian yang kita usahakan dan kembangkan bukanlah sekadar “asal damai”, melainkan damai yang benar-
benar keluar dari hati yang tulus dan murni. b. Ada kaitan antara perdamaian dan kebebasan. Artinya, perdamaian harus terpancar
dalam kebebasan, bukan perdamaian yang dipaksakan dan justru melumpuhkan dan mematikan kebebasan.
Perpaduan antara kedua hal ini disebut tanggung jawab. Kebebasan beragama tidak bisa dijadikan alasan untuk melakukan apa saja, melainkan harus dilakukan
dengan bertanggung jawab. Salah satu tujuan tanggung jawab itu adalah menjaga dan memelihara kesejahteraan hidup bersama sebagai tugas dan tanggung jawab semua
umat beragama.
Agama pada dasarnya bertujuan untuk menghadirkan damai dan sejahtera bagi hidup manusia. Dalam kekristenan kita beriman kepada Allah karena karya
pendamaian-Nya melalui Yesus Kristus, yang seharusnya mendorong kita untuk terus-menerus membangun perdamaian dengan sesama kita. Orang Kristen harus
sadar bahwa ketika hubungan damai dengan Allah secara vertikal dibangun, maka pada saat yang sama seharusnya hubungan damai dengan sesama secara horisontal
juga dikembangkan.
C. Perdamaian dalam Perspektif Alkitab dan Teologis
Alkitab sangat penting dalam mengaplikasikan perdamaian antaragama. Alkitab memberi kesaksian bahwa sejak awal penciptaan dunia, Tuhan telah mempunyai
187
rencana yang indah bagi ciptaan-Nya. Alkitab memberi kesaksian bahwa sejak awal penciptaan dunia, Tuhan telah mempunyai rencana yang indah bagi ciptaan-Nya.
Taman Firdaus merupakan taman yang asri dan damai bagi manusia pertama, Adam dan Hawa. Mereka berdua dipanggil untuk saling mengasihi antarsesama dan mengasihi
Tuhan sebagai Sang Pencipta. Manusia dipanggil untuk bertanggung jawab terhadap keutuhan ciptaan Tuhan, agar dapat hidup penuh damai dan sejahtera. Terutama kitab
Kejadian 1:26-28 mendeskripsikan bahwa manusia diciptakan menurut citra Tuhan VXSD\D PHUHND EHUNXDVD DWDV ÀRUD IDXQD EDKNDQ VHOXUXK FLSWDDQOODKUWLQ\D
manusia diberikan tugas oleh Tuhan untuk memelihara dan bertanggung jawab atas seluruh ciptaan-Nya. Citra manusia yang serupa dengan Allah tersebut perlu dihargai
dan dihormati oleh manusia. Mereka memiliki relasi yang damai, baik dengan Tuhan sang Khalik maupun dengan sesamanya, bahkan dengan keseluruhan alam ciptaan
Tuhan.
Dalam teks-teks Alkitab pembahasan tentang perdamaian ditunjukkan oleh dua kata yang sering muncul dalam kaitannya dengan pemahaman mengenai damai
yaitu syalom dalam Perjanjian Lama, eirene dan soteria atau keselamatan dalam Perjanjian Baru. Ayat-ayat Alkitab menjelaskan bahwa kata damai dipakai dalam
kehidupan sehari-hari, terutama dalam hubungan antarmanusia. Damai dipakai sebagai salam saat bertemu dan berpisah. Sebagai salam pertemuan atau perjumpaan,
yang memberi salam mengharapkan lawan bicara dalam keadaan sehat, bahagia, senang dan sentosa. Sementara itu, sebagai salam perpisahan, yang memberi salam
damai mengharapkan masing-masing di antara mereka tetap dalam keadaan selamat setelah perjumpaan terjadi.
Mengingat kata damai tersebut memuat harapan untuk keselamatan, maka kata tersebut juga menjadi semacam berkat yang diucapkan secara khusus di dalam suatu
perpisahan Kremer dalam Setyawan, 2011:22. Dalam hal ini, kata damai secara langsung maupun tidak langsung dikaitkan dengan dimensi religius, karena kehadiran
berkat tersebut diimani hanya dapat terjadi karena pekerjaan Tuhan. Damai sebagai salam atau salam berkat, khususnya dalam Perjanjian Lama, hanya terjadi dalam
situasi ketika orang taat kepada Tuhan.
Di dalam Alkitab kata damai juga memiliki konsep keutuhan, kesentosaan dan kesejahteraan, baik berkaitan dengan aspek personal maupun sosial. Pertama, damai
GDODP SHUVSHNWLI SULEDGL \DLWX PHQFDNXS DVSHN ¿VLN PDXSXQ EDWLQ DWDX GLPHQVL NHXWXKDQ SULEDGL PDXSXQ PDUWDEDW PDQXVLD DPDL VHFDUD ¿VLN GLDUWLNDQ DSDELOD
orang tidak berkekurangan, cukup makanan, ada tempat tinggal dan tidak mengalami kesulitan untuk hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan tubuh. Karena itu, orang-
orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar kehidupan, adalah manusia yang tidak mengalami damai.
Kedua, damai berkaitan dengan lingkup sosial. Di sini damai berarti adanya keutuhan sosial, kesejahteraan sosial ketika masyarakat hidup dalam suasana yang
aman dan damai. Dengan demikian damai berkaitan dengan relasi antarmanusia.
188 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
Di sini juga penting kita menghubungkan makna damai dengan keutuhan dalam masyarakat dengan ide relasi antara penguasa dan warga masyarakat, atau antara
pemimpin dan rakyat atau yang dicirikan dengan relasi harmonis Mauser dalam Setyawan, 2011:37.
Tuhan Yesus menggunakan kata damai eirene sebagai salam perjumpaan dan salam perpisahan. Secara khusus, Tuhan Yesus mengajarkan bahwa nilai tertinggi dari
damai berkaitan erat dengan ajaran sentral Tuhan Yesus tentang “Kerajaan Allah”. Secara sederhana dapat digambarkan bahwa Kerajaan Allah adalah suatu keadaan di
mana Tuhan “hadir sebagai Raja”. Jadi sangat berbeda dengan konsep kerajaan yang kita kenal yang lebih bersifat teritorial dan berkaitan erat dengan kekuasaan.
Dalam konsep Kerajaan Allah, kekuasaan Allah melingkupi semua aspek kehidupan manusia baik dalam hubungan antarmanusia, maupun hubungan dengan
Tuhan bahkan dengan alam semesta. Sebagaimana dinubuatkan oleh para nabi, di dalam Kerajaan Allah akan ada kebenaran, kebebasan, kasih, rekonsiliasi dan
kedamaian yang abadi Groome, 2011:76. Aspek-aspek tersebut menjadi nilai-nilai yang perlu dikembangkan dalam kehidupan kristiani. Kekuasaan Allah sebagai raja
tersebut merupakan situasi yang semestinya ada. Tanpa damai, Kerajaan Allah tidak dapat dihadirkan, karena damai merupakan tanda hadirnya Kerajaan Allah.
Dalam Injil sinoptik Matius, Markus, dan Lukas dapat dilihat bahwa Tuhan Yesus sering berbicara mengenai Kerajaan Allah. Meskipun demikian, dia juga
sering mengganti Kerajaan Allah dengan istilah “Kerajaan Surga” sampai 30 kali. Secara khusus Matius menyebut kata damai dalam khotbah Tuhan Yesus di atas bukit:
“Berbahagialah orang-orang yang membawa damai” Mat. 5:9. Dalam Khotbah di Bukit, kata damai berkaitan dengan solidaritas bersama kaum miskin, tindakan etis
berlandaskan kasih Allah, dan pemahaman akan Allah yang sangat baik dan berbelas kasih. Dalam kisah-kisah Injil, kita menemukan bahwa Tuhan Yesus sendirilah yang
menjadi pembawa damai, yang memperdamaikan relasi manusia yang rusak dengan Allah dan relasi manusia dengan sesamanya.
Dapat pula kita telusuri bahwa para pengikut Kristus pada perkembangan gereja awal memaknai kata damai dengan menghubungkannya pada Tuhan Yesus sendiri.
Salah satu tokoh penyebar kekristenan di Asia Kecil yang terkenal adalah Rasul Paulus, yang tulisan-tulisannya selalu menghubungkan hampir semua topik bahasan
dengan pribadi Yesus yang adalah Kristus, termasuk pembahasannya tentang damai. Dalam suratnya untuk Jemaat Roma, dia mengungkapkan bahwa orang-orang yang
mengalami damai adalah mereka yang hidup di dalam Kristus mis. Rm. 2:10; 3:17, 25; 5:1.
.HJLDWDQ0HQGDODPLONLWDE Baca dan pahamilah teks dalam Mazmur 133
Sebutkan dua gambaran berkat yang terdapat dalam teks ini apabila manusia hidup dalam damai. Jelaskan maknanya
189
D. Perdamaian Antar Umat Beragama