Gereja yang Melayani Kelas IX Agama Kristen BG www.divapendidikan.com

89 “Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik” Mat. 7:17-18. Kunci jawaban Seringkali orang keliru memahami bahwa menjadi Kristen berarti hanya sebatas dibaptiskan dan pergi ke gereja saja. Apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus tidaklah demikian. Semua itu hanyalah menjalankan ritual saja, belum mencerminkan kehidupan Kristen yang sesungguhnya, yaitu mewujudkan iman itu di dalam praktik kehidupan sehari-hari. 3. Dalam pertanyaan selanjutnya, guru menanyakan apa kaitan ucapan Tuhan Yesus di atas dengan pembahasan kita mengenai keterlibatan gereja dan orang Kristen dalam menolong orang lain. Mintalah siswa mendiskusikan masalah ini dengan teman sebangku mereka, lalu menuliskan hasilnya pada buku tulis atau buku pelajaran mereka. Kunci jawaban: Dalam bagian ini, siswa diingatkan akan tugas sosial gereja. Gereja hadir bukan hanya untuk dirinya sendiri melainkan untuk dunia sekitarnya juga. Sangat disayangkan bahwa banyak gereja melupakan hal ini. Ini dapat dilihat misalnya dari berapa banyak anggaran yang disediakan gereja untuk pelayanannya kepada masyarakat di sekitarnya. Seringkali kita mendengar argumen, “Orang Kristen sendiri masih banyak yang belum dilayani. Gereja sendiri masih membutuhkan banyak dana untuk kegiatannya sehari-hari.” Dengan argumen ini, lalu gereja dan banyak orang Kristen membenarkan keputusannya untuk kurang atau bahkan sama sekali tidak memberikan perhatian kepada orang lain, khususnya mereka yang ada di sekitar dan di luar gereja. Kita tidak dapat menunggu sampai semua urusan dan kebutuhan gereja dipenuhi, baru kita melayani orang lain, karena kebutuhan gereja akan selalu ada.

C. Gereja yang Melayani

Apa yang kita bahas pada bagian A dan B di atas menunjukkan dengan jelas bahwa konsep menjadi murid Yesus sangat erat hubungannya dengan konsep melayani sesama. Perjuangan menegakkan hak asasi manusia adalah salah satu upaya yang harus dilakukan gereja dan semua orang Kristen sebagai suatu bentuk pelayanan. Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa ada banyak hal yang tidak kita pahami saat ini, namun kita diajak untuk tetap mengasihi. Katanya, 12 Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar- samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. 13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. 1Kor. 13:12-13 90 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Sejak awal pertama gereja terbentuk, orang-orang Kristen perdana telah memahami betapa pentingnya tugas pelayanan gereja. Pada Pelajaran 1, telah dijelaskan bagaimana gereja perdana mengangkat tujuh orang diaken, atau pelayan meja -- Stefanus, Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, untuk melayani para janda yang terabaikan Kis. 6:1-6. Janda adalah sebutan untuk seorang perempuan yang suaminya telah meninggal. Di masa kini sebutan itu juga diberikan kepada mereka yang bercerai “janda cerai”. Dalam masyarakat Yahudi saat itu, seorang perempuan yang menikah akan masuk ke dalam keluarga suaminya, dan terputus hubungannya dengan keluarganya sendiri. Setelah suami mereka meninggal dunia, sering sekali mereka tidak mendapatkan warisan. Kalaupun ada sangat sedikit. Akibatnya, kehidupan mereka sangat menderita. Itulah sebabnya gereja sangat peduli terhadap kehidupan para janda ini. Sebagai janda-janda dari kelompok Yahudi Helenis, mereka mengalami minoritas ganda dari masyarakat Yahudi pada umumnya. Sebagai orang Helenis mereka dianggap sebagai warga kelas dua. Ditambah lagi mereka janda. Karena itulah mereka menjadi sangat tidak berarti. Dalam Matius 25:40, Tuhan mengajarkan agar kita peduli kepada orang-orang yang tersisihkan. Ia mengatakan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” Para rasul tentu mengingat pesan dan ajaran Tuhan Yesus. Karena itulah, gereja perdana memberikan perhatian khusus kepada para janda dari kelompok Helenis ini. Para rasul memahami benar bahwa iman yang mereka beritakan harus dinyatakan dalam perbuatan mereka dalam bentuk kasih kepada orang-orang yang membutuhkannya. Apa yang dilakukan gereja perdana dengan Perjamuan Kasih, sebetulnya juga merupakan suatu bentuk pelayanan bagi orang-orang yang kekurangan. Ketika setiap warga jemaat membawa makanan di dalam kebaktian mereka, lalu berbagi dan makan bersama, maka orang-orang yang miskin juga dapat makan makanan yang selama ini mungkin hanya dapat dinikmati oleh orang-orang kaya. Dengan cara ini, ajaran Tuhan Yesus tentang kasih diwujudkan secara nyata dalam praktik hidup sehari- hari dengan berbagi. Di masa kini gereja memahami bahwa orang-orang yang tersingkir dan tersisihkan itu bukan hanya para janda. Karena itu, pelayanan gereja pun menjadi semakin luas seperti yang dilakukan oleh beberapa gereja melalui kegiatan-kegiatan bakti sosial kepada masyarakat. Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 4.1 Ketujuh diaken pertama lukisan Fra Angelico. 91 Kegiatan 2 Pada bagian ini guru mengajak siswa untuk mengamati hal-hal apa saja yang telah dilakukan oleh gereja mereka untuk mereka yang menderita. Pada bagian ini guru mengajak siswa untuk mengamati hal-hal apa saja yang telah dilakukan oleh gereja mereka untuk mereka yang menderita. Apakah gereja hanya menolong anggotanya saja? Apakah gereja mau menolong orang-orang yang menderita di sekitar gereja? Apakah gereja hanya mengutamakan orang-orang Kristen saja untuk mereka tolong? Minta siswa menanyakan hal-hal ini kepada pendeta atau anggota majelis jemaat mereka masing-masing. Tuhan Yesus sendiri pernah diragukan oleh Yohanes Pembaptis – benarkah Dia itu yang telah dijanjikan kedatangan-Nya oleh Allah? Kalau ya, apakah bukti- buktinya? Terhadap pertanyaan Yohanes, Tuhan Yesus tidak menjawab banyak. Ia hanya menyuruh Yohanes menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat-Nya, “… orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik” Mat. 11:5. “Kabar baik” atau yang disebut dalam bahasa Yunani evangelion, dan dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi “Injil”, hanya benar-benar menjadi kabar baik apabila kabar itu memberikan dampak nyata dalam kehidupan seseorang. Melihat bagi orang buta, dapat berjalan bagi orang lumpuh, kepulihan bagi orang kusta, kemampuan mendengar bagi orang tuli, kebangkitan bagi orang mati – semuanya adalah kabar baik, berita sukacita. Apakah kabar baik bagi orang miskin? Mungkin di masa sekarang kabar baik itu adalah jaminan kesehatan, jaminan untuk mendapatkan pendidikan yang baik, jaminan adanya pekerjaan, jaminan perumahan yang layak, jaminan perlindungan hak-haknya bagi kaum minoritas. Seberapa banyak hal-hal seperti ini diberikan oleh pemerintah kita sekarang? Seberapa jauh gereja juga tertarik untuk ikut serta menyediakan semuanya itu orang-orang di sekitarnya? Inilah dasar-dasar pemikiran bagi pertanyaan-pertanyaan diskusi di bawah ini. 1. Di sini guru meminta siswa untuk menyebutkan hal-hal apa saja yang sudah dan dapat dilakukan oleh gereja mereka bagi orang-orang yang menderita. Mintalah mereka untuk mendaftarkan kegiatan-kegiatan itu dalam buku tulis mereka atau buku pelajaran mereka. Kemudian mintalah mereka membandingkan kegiatan- kegiatan itu dengan apa yang dicatat oleh teman-teman mereka. Apakah ada perbedaannya? Ataukah semua kegiatan itu sama saja? Kalau sama saja, apakah itu menjadi masalah? Seharusnya ya, sebab itu berarti gereja kurang mengembangkan pelayanannya kepada orang lain. Di tengah masyarakat pasti ada banyak orang yang membutuhkan pelayanan dan bantuan gereja. Cobalah cari bahan-bahan di suratkabar tentang orang-orang yang menderita. Itu saja dapat memberikan kunci kepada siswa tentang bidang-bidang pelayanan yang dapat dilakukan gereja. 92 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 2. Tuhan Yesus pernah ditanyai oleh Yohanes Pembaptis, benarkah Yesus itu orang yang dijanjikan Allah akan datang? Yesus menjawab pertanyaan itu demikian, “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik” Mat. 11:4-5. Tanyakan kepada siswa apakah ada hubungan antara pelayanan gereja dengan kabar sukacita yang dihadirkan oleh Tuhan Yesus seperti yang Ia katakan kepada Yohanes. Kunci jawaban: Lewat pelayanan-Nya Tuhan Yesus membuktikan bahwa sungguh Dialah yang telah dijanjikan akan membawakan kabar baik itu. Kabar baik atau evangelion = Injil benar-benar menjadi nyata ketika orang-orang yang menderita mendapatkan apa yang mereka butuhkan: yang buta dapat melihat, yang lumpuh dapat berjalan kembali, yang kusta menjadi tahir, yang tuli dapat mendengar, yang mati bangkit kembali, dan orang miskin mendapatkan pertolongan dan dukungan. Jadi, kabar baik itu bukanlah sekadar berita bahwa seseorang akan selamat masuk ke surga kelak bila ia sudah mati, melainkan kabar yang dapat dirasakan bahkan saat ini juga. Di masa perbudakan di AS, para budak kulit hitam dari Afrika diajari bahwa kalau mereka menurut kepada tuan-tuan mereka yang berkulit putih, nanti di surga mereka akan memperoleh kebebasan. Ajaran ini dikritik dan diejek lewat lagu yang dibuat pada 1911: You will eat, bye and bye, In that glorious land above the sky; Work and pray, live on hay You’ll get pie in the sky when you die. Artinya, “Kamu akan makan tak lama lagi, Di negeri yang indah di surga kelak, Bekerjalah dan berdoalah, hidup dengan makan jerami Kamu akan mendapatkan sepotong kue di surga kelak bila engkau mati.” Inilah kritik para pejuang pembebasan untuk para budak kulit hitam itu. Pedas sekali, bukan?

D. Gereja yang Bersaksi