179
3. Mengembangkan rasa saling percaya dalam kemajemukan. Saling pengenalan akan berkembang lebih jauh kepada kesadaran tentang kesetaraan dan keadilan.
Hal ini selanjutnya akan melahirkan rasa saling percaya yang dapat menolong kita memperkuat kehidupan komunitas. Sikap rasa saling percaya ini memungkinkan
adanya kerja sama dengan orang yang berbeda. Untuk itu diharapkan ada kejujuran, ketulusan, tanggung jawab, agar dapat dipercaya oleh orang lain.
Rasa saling percaya akan mengikis prasangka, mudah curiga, pandangan yang stereotipikal, dan sebaliknya akan menumbuhkan sikap rasional dan toleransi.
Remaja masih dalam tahap transisi dari masa kanak-kanak menuju kepada tahap kedewasaan. Oleh karena itu perlu diingat agar sikap toleransi tidak membuat remaja
mengalami kebimbangan, namun dengan memperkuat pemahaman tentang ajaran kristiani dan mengembangkan kehidupan spiritualitas dengan Tuhan, remaja akan
memiliki identitas kristiani yang kokoh dan tidak terombang ambing oleh angin pengajaran. Untuk itu para remaja Kristen dapat terus-menerus mempelajari, menggali
dan menghidupi iman yang dipercayainya. Dengan demikian akan ada keseimbangan antara memperkuat citra diri kristiani dan sikap memahami, menghargai serta
mempercayai orang lain.
.HJLDWDQ3HQLODLDQGLUL Siswa memberikan pendapat dari berbagai pernyataan yang tersedia, kemudian
menilai dirinya sendiri. Guru akan mengumpulkan penilaian siswa, dan melihat perkembangan sikap siswa.
E. Perlunya Transformasi Lingkungan Sosial
Saat ini siswa masih berada di bangku SMP, kelas terakhir. Sebentar lagi mereka akan meninggalkan bangku SMP untuk meneruskan pendidikan. Lingkungan sosial
yang utama adalah keluarga, sekolah, gereja dan masyarakat sebagai lingkungan terdekat. Oleh karena itu mereka perlu menerima pembekalan dan pengembangan
diri agar menjadi pribadi yang toleran dan dapat mengembangkan lingkungan. Dengan demikian, belajar bukan hanya sekadar menerima pengetahuan, namun
juga ada kesempatan untuk menerapkannya bagi pengembangan dan pembaharuan lingkungan atau transformasi sosial. Dengan sikap seperti itu diharapkan dapat
tercipta suatu lingkungan dan suasana belajar yang baik, yang diharapkan oleh semua pihak. Dalam suasana demikian akan berkembang suatu relasi antarsesama yang
kondusif untuk memberikan suatu kontribusi yang positif bagi kelompok-kelompok keagamaan, bahkan juga kelompok-kelompok lain, misalnya kelompok etnik dan
berbagai kelompok lain dalam masyarakat.
Belajar untuk bertoleransi bukan hanya sekadar teori namun juga perlu diterapkan di lingkungan sekitar kita. Hal itu sesungguhnya merupakan transformasi sosial. Ini
sangat penting, karena pada hakikatnya setiap orang membutuhkan lingkungan yang damai dan inklusif, sehingga setiap individu maupun kelompok dapat merasa aman
dan nyaman hidup dalam perbedaan atau kemajemukan. Setiap orang akan belajar
180 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
memiliki kepekaan, toleransi, dan berusaha memahami ide-ide orang lain. Setiap orang membutuhkan kemampuan untuk melihat lingkungannya sebagai tempat
kemajemukan, bahkan termotivasi untuk memanfaatkan perbedaan bagi kepentingan semua orang atau lingkungannya. Dalam keadaan seperti ini, interaksi dan pemahaman
terhadap orang lain menjadi suatu kebutuhan bersama. Kalau kita bisa membangun sikap toleran di dalam dirimu, maka kita berpotensi menjadi “agen perubahan sosial”
yang memiliki komitmen pada transformasi masyarakat untuk menghapuskan jarak atau perbedaan yang ada. Bahkan lebih dari itu kita dapat membangun masyarakat
yang majemuk. Beberapa komitmen tersebut dalam perspektif Kristen disebut sebagai Kaidah Emas, yang berbunyi, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang
perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” Mat. 7:12.
Beberapa komitmen untuk menuju kepada transformasi lingkungan, antara lain: a. Komitmen pada budaya tanpa kekerasan dan menghargai kehidupan.
b. Komitmen kepada budaya solidaritas dan relasi yang setara serta adil. c. Komitmen kepada budaya menghormati hak-hak asasi manusia dan kerja sama
yang setara antarindividu. d. Komitmen kepada budaya toleransi dan hidup dalam kebenaran.
Transformasi kesadaran akan membawa kita kepada transformasi lingkungan. Lingkungan kita tidak mungkin berubah apabila anggota-anggotanya menolak untuk
berubah. Transformasi anggota lingkungan – individu maupun kelompok – sangat dibutuhkan agar perubahan yang positif dan menghadirkan perdamaian di lingkungan
kita.
Kegiatan 6: Penugasan
Guru meminta siswa melakukan studi kasus. Pertama-tama membuat observasi atau pengamatan di lembaga sekolah, gereja atau masyarakat mengenai bentuk-bentuk
kegiatan intoleran yang terjadi di tempat tersebut. Selanjutnya mendiskusikan dan mencari solusi terhadap para korban, cara menciptakan perdamaian, dan mencari
alternatif pemecahan masalah.
F. Penjelasan Bahan Alkitab