Nyanyian Penutup: Penilaian Kegiatan Bab VI

134 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti masing-masing. Apakah hal yang sama juga terdapat di antara siswa? Kalau ya, apa yang perlu mereka lakukan?

H. Nyanyian Penutup:

PKJ No. 182 “Kuutus ‘Kau”

I. Doa Penutup

Guru dan siswa mengucapkan doa berikut ini bersama-sama: Usiklah kami, Tuhan Usiklah kami, Tuhan, apabila kami terlalu puas dengan diri kami sendiri Ketika mimpi-mimpi kami telah menjadi kenyataan Sebab ternyata mimpi-mimpi kami terlalu sedikit, Bila kami telah tiba dengan selamat, Karena kami berlayar terlalu dekat ke pantai. Usiklah kami, Tuhan, apabila Dengan kelimpahan yang kami miliki Kami kehilangan rasa haus kami akan air kehidupan; Ketika kami jatuh cinta dengan kehidupan, Kami telah berhenti untuk memimpikan kekekalan Dan dalam upaya-upaya kami untuk membangun dunia baru, Kami telah membiarkan visi kami tentang langit yang baru menjadi pudar. Usiklah kami, Tuhan, agar kami menjadi lebih berani, Berlayar di lautan terbuka yang lebih jauh Ketika badai membuktikan kuasa-Mu; Ketika kami kehilangan pandangan akan daratan, Dan kami menemukan bintang-bintang, Kami meminta Engkau untuk mendorong ke belakang Cakrawala pengharapan kami; Dan mendorong ke depan Dalam kekuatan, keberanian, pengharapan, dan kasih. Doa Sir Francis Drake – 1577 135 Sir Francis Drake adalah seorang kapten kapal dan penjelajah dari Inggris yang hebat. Pada tahun 1577-1580 ia melakukan perjalanan keliling dunia. Ia pernah menjadi orang kedua dalam peperangan antara armada Inggris dengan Armada Spanyol pada 1588. Karena jasa-jasanya, Raja Philip II menganugerahinya uang sebanyak 20.000 dukat atau sekitar US 6,5 miliar, atau sekitar Rp 700 triliun dalam ukuran sekarang. Dalam doanya ini, Drake meminta kepada Tuhan agar mengusiknya, agar ia tidak berpuas diri dengan apa yang telah ia capai. Ia meminta kepada Tuhan untuk terus memiliki keberanian untuk menantang laut dan menaklukkan badai. Kiranya doa seperti ini pula yang menjiwai orang-orang muda seperti siswa di kelas 9 ini.

J. Penjelasan Bahan Alkitab

1. 1 Samuel 16:1-13

Di Indonesia kita banyak mendengar ungkapan “hanya sekadar pencitraan”. Banyak pemimpin yang mencoba menampilkan diri sebagai tokoh yang baik dan tepat untuk memimpin, namun tindakannya jauh dari apa yang mereka katakan. Orang menyebut pemimpin seperti itu hanya sekadar menampilkan sosok yang bagus, “hanya sekadar pencitraan.” Betapa sering kita terkecoh oleh orang seperti itu. Karena itu menarik bila kita menemukan di dalam Alkitab kisah bagaimana Samuel memilih Daud sebagai raja Israel. Berbeda dengan Saul yang tampan, bertubuh tinggi melebihi rata-rata bangsanya, pahlawan bangsanya bdk. 1 Sam. 9. Maka Daud bertubuh kecil, wajahnya “kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok” ay. 12. Daud juga tidak mempunyai pengalaman berperang. Namun 78+1EHU¿UPDQNHSDGD6DPXHO³-DQJDQODKSDQGDQJSDUDVQ\DDWDXSHUDZDNDQ yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” Dalam bahasa Inggris ada pepatah yang mengatakan, “Don’t judge a book by its cover”, artinya, “Jangan menilai buku dari sampulnya”. Nilailah buku dari isinya. Bacalah dulu, baru berikan penilaian. Begitu pula ketika kita menilai seseorang, kenalilah orang itu terlebih dahulu. Jangan terkecoh oleh penampilannya saja apalagi kalau itu “hanya sekadar pencitraan”.

2. Yohanes 1:35-42

Bagian ini adalah kisah permulaan pekerjaan Yesus. Yesus memanggil murid- murid-Nya. Salah seorang yang pertama dipanggil Yesus adalah Andreas. Sungguh menarik bila kita mencatat bahwa nama Andreas tidaklah begitu menonjol bila dibandingkan dengan nama Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Namun demikian, Andreas memainkan peranan yang penting. Dialah yang pertama kali datang menemui Petrus dan memberitakan bahwa ia telah berjumpa dengan Mesias Yoh. 1:41. Karena berita itulah maka Petrus kemudian pergi menjumpai Yesus dan kemudian juga memutuskan untuk mengikut Dia. 136 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Selain itu, Andreas jugalah yang mengantarkan anak kecil yang menyerahkan bekal makanannya sebanyak lima ketul roti dan dua ekor ikan. Pemberian anak itu kemudian diberkati Tuhan sehingga kemudian menjadi berlimpah-limpah dan cukup untuk dimakan semua orang, bahkan masih tersisa 12 bakul. Ada tradisi yang mengatakan bahwa Andreas memberitakan Injil di sejumlah tempat di Asia Kecil, termasuk antara lain Kapadokia, Galatia, Bitinia, di Kekaisaran Bizantium Romawi Timur, Makedonia, Akhaya, dan lain-lain. Tradisi juga mengatakan bahwa Andreas disalibkan atas perintah Gubernur Romawi, di Akhaya. Ia tidak dipakukan pada salib, melainkan diikat, agar penderitaannya semakin lama. Salibnya berbentuk huruf X, yang dikenal sebagai “salib Andreas”. Diyakini bahwa Andreas mati syahid pada masa pemerintahan Kaisar Nero, pada 30 November tahun 60 Masehi.

3. 1 Timotius 4:12

Di banyak masyarakat orang muda seringkali tidak dianggap penting. Mereka baru menjadi penting apabila mereka sudah menikah, atau berhasil membuktikan diri mereka dengan menghasilkan sebuah karya yang luar biasa. Misalnya, menaklukkan musuh. Dalam nasihat Paulus kepada Timotius kita dapat menyimpulkan bahwa orang muda tidak perlu merasa rendah diri dan takut memainkan peranan sebagai pemimpin, karena kedewasaan seseorang tidak ditentukan oleh usianya. Paulus, yang sudah mengenal Timotius dengan baik, merasa yakin bahwa Timotius cukup mampu untuk menjalankan peranan dan tugasnya sebagai pemimpin jemaat di Efesus. Karena itu Timotius harus membuktikan dirinya melalui kata-kata, tingkah laku, kasih, kesetiaan dan kesuciannya ay. 12.

K. Penilaian Kegiatan Bab VI

Penilaian kegiatan 1: Pengamatan atas keadaan di gereja Guru menilai kinerja siswa tentang keadaan di gereja mereka masing-masing. Berapa banyak jumlah remaja dan pemuda yang dan lain-lainayani oleh gereja mereka masing-masing? Apakah terjadi gejala penurunan jumlah ketika mereka memasuki usia pemuda? Apakah itu disebabkan oleh perpindahan mereka ke kota besar untuk melanjutkan pendidikan atau bekerja? Siswa kemudian membandingkan jumlah remajapemuda dengan kegiatan-kegiatan yang ditawarkan gereja. Adakah hubungan sebab-akibat antara program-program yang kurang menarik dengan jumlah orang muda yang sedikit di gereja, atau sebaliknya? Siswa kemudian diminta membandingkan keadaan di masing-masing gereja mereka. Kriteria penilaian adalah sebagai berikut: 5= sangat baik, 4= baik, 3= cukup baik, 2= kurang baik, 1= sangat kurang. 137 Penilaian kegiatan 2: Pengamatan dan curah pendapat Guru meminta siswa mengumpulkan pendapat di antara teman-temannya yang juga beragama Kristen, tetang seberapa pentingnya arti gereja bagi mereka. Apa yang membuat mereka tertarik kepada gereja? Apa yang membuat mereka tidak tertarik kepada gereja? Penilaian kegiatan 3: Mengamati lingkungan Siswa diminta mengadakan pengamatan atas lingkungan sekitarnya dan mencari bagaimana kriteria pemimpin yang umumnya dipergunakan orang. Siswa diminta untuk menggali kekuatan-kekuatan yang menjadi prasyarat bagi seorang pemimpin dan kelemahan-kelemahan yang mungkin ada pada diri pemimpin itu. Berikut ini adalah kriteria untuk penilaian terhadap pekerjaan siswa: 1. Seberapa jauh siswa berhasil menggali kekuatan dan kelemahan seorang pemimpin? 2. Bagaimana seorang pemimpin dapat mengatasi kelemahannya? 3. Ketepatan contoh-contoh yang diberikan siswa. 4. Penggunaan bahasa yang baik dan benar. Perhatikan kunci jawaban yang telah disediakan Kriteria penilaian adalah sebagai berikut: 5= sangat baik, 4= baik, 3= cukup baik, 2= kurang baik, 1= sangat kurang baik. Penilaian kegiatan 4: Mencari contoh kasus penugasan Siswa diminta menanggapi pertanyaan sejauh mana mereka ingin menonjolkan diri atau sebaliknya bersedia tetap bekerja bagi Tuhan meskipun kurang mendapatkan penghargaan dari sesama manusia. Sejauh mana mereka pernah memperkenalkan seseorang kepada Yesus seperti yang dilakukan oleh Andreas? Bagaimana cara mengantarkan seseorang kepada Yesus tanpa membuat orang tersebut tersinggung? Jawabannya tentu dapat beraneka ragam, tergantung pada konteks dan situasi masing- masing. Yang penting di sini ialah bagaimana guru mengingatkan siswa akan konteks pluralisme yang harus diperhitungkan setiap orang ketika kita berbicara tentang iman Kristen kepada orang yang beragama lain. Penilaian kegiatan 5: Penilaian diri Guru mengajak siswa untuk mengevaluasi pengalaman pribadi mereka masing- masing dalam menjalankan suatu tugas tertentu. Apakah mereka sudah berhasil? Seberapa besar keberhasilan mereka? Apa faktor-faktor yang menolong mereka hingga berhasil? Bila gagal, apa sebabnya? Apa yang terjadi kemudian? Siapakah yang harus dipersalahkan? Dalam studi kasus, siswa diminta untuk mengevaluasi pengalamannya ketika seorang temannya dipilih untuk melakukan suatu tugas tertentu, padahal ia yakin teman itu kurang berpengalaman. Bagaimana sikapnya? Kriteria penilaian adalah sebagai berikut: 5= sangat baik, 4= baik, 3= cukup baik, 2= kurang baik, 1= sangat kurang baik. 138 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Penilaian kegiatan 6: Projek Guru mengajak siswa untuk membuat sebuah projek penelitian kecil tentang sikap orang muda terhadap gereja mereka: sejauh mana mereka merasa gereja menarik bagi diri mereka, atau sejauh mana gereja dianggap kurang menarik. Ketertarikan terhadap gereja di kalangan orang muda dapat menumbuhkan kegairahan di kalangan orang muda untuk berpartisipasi dalam kehidupan gereja. Tanyakan pula kepada siswa bagaimana hubungan mereka dengan gereja mereka masing-masing – apakah cukup akrab atau kurang akrab? Lewat kata-kata John F. Kennedy, siswa diingatkan bahwa mereka dapat mengaplikasikan hal yang sama kepada gereja. Kriteria penilaian adalah sebagai berikut: 5= sangat baik, 4= baik, 3= cukup baik, 2= kurang baik, 1= sangat kurang baik. 139 Gereja yang Memperbarui Diri Bahan Alkitab: Mazmur 104:30; Yesaya 43:19-20; Yosua 24; 2 Korintus 5:17 Kompetensi Inti: 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli toleransi, gotong royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, PHUDQJNDLPHPRGL¿NDVLGDQPHPEXDWGDQUDQDKDEVWUDNPHQXOLVPHPEDFD menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandangteori Kompetensi Dasar: 1.2. Mensyukuri karya Allah melalui perubahan-perubahan baru yang dihadirkan gereja di tengah-tengah dunia. 2.2. Bersikap menghargai karya Allah melalui perubahan-perubahan baru yang dihadirkan gereja di tengah-tengah dunia. 3.2. Menjelaskan karya Allah melalui perubahan-perubahan baru yang dihadirkan gereja di tengah-tengah dunia. 4.2. 0HPEXDW UHÀHNVL WHUKDGDS SHUXEDKDQSHUXEDKDQ EDUX \DQJ GLKDGLUNDQ gereja di tengah-tengah dunia. Indikator 1. Menjelaskan pentingnya perubahan dalam berbagai makhluk hidup sebagai sarana untuk bertahan. 2. Menyebutkan sejumlah contoh bagaimana manusia mengubah hidup dan perilakunya agar dapat bertahan dan berkembang di dunia. 3. Menyebutkan sejumlah contoh bagaimana gereja dapat berubah dan mengajarkan kepada orang Kristen dan semua orang bagaimana berubah demi kehidupan bersama yang lebih baik. 4. Menyusun kegiatan-kegiatan bersama untuk perubahan di dalam dirinya maupun di dalam gerejanya. Bab VII 140 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

A. Pendahuluan