Mazmur 104:30 Yesaya 43:19-20 Yosua 24

155 Dewan Gereja-gereja se-Dunia, Iman Sesamaku dan Imanku. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Gavin D’Costa dan John Cobb, Mempertimbangkan Kembali Keunikan Agama Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia Paul F. Knitter dan John Hick, Mitos tentang Keunikan Agama Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Paul F. Knitter, Satu Bumi Banyak Agama, Jakarta: BPK Gunung Mulia. Togardo Siburian, Kerangka Teologi Religionum Misioner. Bandung: Sekolah Tinggi Teologia Bandung. 5. Setiap orang Kristen perlu berusaha melakukan perubahan di dalam kehidupan pribadinya. Tanyakan kepada siswa, perubahan apakah yang perlu terjadi di dalam diri mereka sendiri?

F. Nyanyian Penutup:

KJ 405 “Kaulah, Ya Tuhan, Surya Hidupku”

G. Doa

Melalui doa ini guru mengajak siswa untuk memahami apa makna hidup mereka dan bagaimana kita semua dipanggil Tuhan untuk menjalani kehidupan kita dan memberikan makna kepada hidup ini.

H. Penjelasan Bahan Alkitab

1. Mazmur 104:30

Mazmur ini menunjukkan Allah yang terus-menerus bekerja dengan aktif dan menghasilkan perubahan di dalam hidup kita manusia, dan bahkan dalam seluruh alam ini. Di sini kita berhadapan dengan konsep siapakah Allah itu? Pada sekitar abad XVII muncul pemahaman Deisme yang menggambarkan Allah seolah-olah seperti seorang tukang jam. Allah memang menciptakan jam itu, namun setelah itu Ia meninggalkan jam yang telah dibuatnya untuk bekerja sendiri. Jam itu berputar sendiri, tanpa si tukang jam harus kembali. Demikian pula dengan alam ciptaan ini. Allah memang menciptakannya, tetapi sekarang Allah sudah lepas tangan, tidak ikut campur lagi. Mazmur 104:30 menunjukkan dengan jelas bahwa Allah terus terlibat dengan manusia dan seluruh ciptaan-Nya. Ayat ini mengatakan, “… Engkau membaharui muka bumi.” Manusia mungkin tidak menyadarinya karena perubahan itu berlangsung dalam tempo yang sangat panjang, namun bila kita menoleh ke belakang dalam sejarah, kita dapat menyaksikan bagaimana Allah terus bekerja dalam hidup kita. Sejarah Israel membuktikan hal itu. Bangsa Israel terlepas dari perbudakan di Mesir, berhasil menempuh perjalanan panjang selama 40 tahun menuju Kanaan, berjuang melawan bangsa-bangsa yang berusaha menguasainya. Bahkan bangsa-bangsa besar muncul, seperti bangsa Asyur, Babilonia, Yunani, dan lain-lain. dan kini telah hilang 156 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti kembali, namun Israel tetap bertahan. Kita akan melihat lebih jauh dalam penjelasan tentang Yosua 24 di bawah ini.

2. Yesaya 43:19-20

Firman Allah melalui kata-kata Nabi Yesaya dalam bacaan ini disampaikan kepada umat Allah di pembuangan di Babel. Sudah puluhan tahun bangsa Yehuda dibuang ke Babel. Adakah harapan bagi mereka untuk kembali ke tanah air mereka? Adakah harapan akan pembaruan? Terhadap pertanyaan-pertanyaan itu, Yesaya menyampaikan rencana Allah untuk memulihkan padang gurun dan padang belantara. Semua daerah yang gersang akan kembali berbunga dan mekar. Padang gurun dan padang belantara yang kering akan memancarkan air. Semua ini adalah janji-janji yang luar biasa, mengingat padang gurun itu sangat gersang dan tidak mungkin memancarkan air. Nah, kalau padang gurun saja dapat memancarkan air, apalagi soal kembali ke Yerusalem – itu sama sekali bukanlah sesuatu yang mustahil.

3. Yosua 24

Yosua 24 berisi pidato perpisahan Yosua dengan bangsanya. Yosua sudah lanjut usianya. Ia sadar bahwa umurnya tidak akan lama lagi. Karena itu ia ingin mempersiapkan bangsanya untuk menghadapi situasi yang baru ketika ia sudah tidak ada. Apakah Israel akan tetap setia kepada Tuhan, Allah yang telah membawa mereka keluar dari negeri perbudakan? Yosua tahu bahwa bangsa Israel mudah melupakan Tuhan. Karena itulah Yosua mengingatkan bangsanya akan sejarah mereka: bagaimana Allah mulai dengan memanggil Abraham untuk meninggalkan kampong halamannya, lalu memperoleh keturunan hingga besar jumlahnya. Bagaimana Yakub kemudian tinggal bersama anak-anaknya di Mesir, dan kemudian bangsa Israel berhasil keluar dari Mesir dan menyeberangi Laut Teberau dengan selamat. Demikian Yosua menceritakan kisah perjalanan bangsa itu hingga mereka berhasil hidup dengan mapan di kota-kota mereka sekarang. Itu semua, kata Yosua, hanya dapat terjadi karena Tuhan menyertai bangsa itu. Kini Yosua meminta bangsanya memilih, “Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada Tuhan, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan” Yos. 24:15. Apa yang kita pelajari dalam Yosua 24 ialah bahwa Allah itu setia. Manusia dapat dan harus berubah, tetapi kasih setia Allah tidak pernah berubah. Nah, kalau Allah itu setia, bagaimanakah sikap kita? Apakah kita akan tidak setia kepada-Nya?

4. 2 Korintus 5:17