155
Dewan  Gereja-gereja  se-Dunia,  Iman  Sesamaku  dan  Imanku.  Jakarta:  BPK Gunung Mulia.
Gavin D’Costa dan John Cobb, Mempertimbangkan Kembali Keunikan Agama Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Paul F. Knitter dan John Hick, Mitos tentang Keunikan Agama Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Paul F. Knitter, Satu Bumi Banyak Agama, Jakarta: BPK Gunung Mulia. Togardo  Siburian,  Kerangka  Teologi  Religionum  Misioner.  Bandung:  Sekolah
Tinggi Teologia Bandung. 5.  Setiap orang Kristen perlu berusaha melakukan perubahan di dalam kehidupan
pribadinya.  Tanyakan  kepada  siswa,  perubahan  apakah  yang  perlu  terjadi  di dalam diri mereka sendiri?
F.  Nyanyian Penutup:
KJ 405 “Kaulah, Ya Tuhan, Surya Hidupku”
G. Doa
Melalui doa ini guru mengajak siswa untuk memahami apa makna hidup mereka dan  bagaimana  kita  semua  dipanggil  Tuhan  untuk  menjalani  kehidupan  kita  dan
memberikan makna kepada hidup ini.
H. Penjelasan Bahan Alkitab
1.  Mazmur 104:30
Mazmur  ini  menunjukkan Allah  yang  terus-menerus  bekerja  dengan  aktif  dan menghasilkan  perubahan  di  dalam  hidup  kita  manusia,  dan  bahkan  dalam  seluruh
alam  ini.  Di  sini  kita  berhadapan  dengan  konsep  siapakah Allah  itu?  Pada  sekitar abad  XVII  muncul  pemahaman  Deisme  yang  menggambarkan  Allah  seolah-olah
seperti seorang tukang jam. Allah memang menciptakan jam itu, namun setelah itu Ia  meninggalkan  jam  yang  telah  dibuatnya  untuk  bekerja  sendiri.  Jam  itu  berputar
sendiri, tanpa si tukang jam harus kembali. Demikian pula dengan alam ciptaan ini. Allah memang menciptakannya, tetapi sekarang Allah sudah lepas tangan, tidak ikut
campur lagi.
Mazmur  104:30  menunjukkan  dengan  jelas  bahwa Allah  terus  terlibat  dengan manusia  dan  seluruh  ciptaan-Nya. Ayat  ini  mengatakan,  “…  Engkau  membaharui
muka bumi.” Manusia mungkin tidak menyadarinya karena perubahan itu berlangsung dalam  tempo  yang  sangat  panjang,  namun  bila  kita  menoleh  ke  belakang  dalam
sejarah,  kita  dapat  menyaksikan  bagaimana Allah  terus  bekerja  dalam  hidup  kita. Sejarah Israel membuktikan hal itu. Bangsa Israel terlepas dari perbudakan di Mesir,
berhasil menempuh perjalanan panjang selama 40 tahun menuju Kanaan, berjuang melawan bangsa-bangsa yang berusaha menguasainya. Bahkan bangsa-bangsa besar
muncul, seperti bangsa Asyur, Babilonia, Yunani, dan lain-lain. dan kini telah hilang
156 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
kembali, namun Israel tetap bertahan. Kita akan melihat lebih jauh dalam penjelasan tentang Yosua 24 di bawah ini.
2.  Yesaya 43:19-20
Firman  Allah  melalui  kata-kata  Nabi  Yesaya  dalam  bacaan  ini  disampaikan kepada  umat Allah  di  pembuangan  di  Babel.  Sudah  puluhan  tahun  bangsa Yehuda
dibuang ke Babel. Adakah harapan bagi mereka untuk kembali ke tanah air mereka? Adakah  harapan  akan  pembaruan?  Terhadap  pertanyaan-pertanyaan  itu,  Yesaya
menyampaikan rencana Allah untuk memulihkan padang gurun dan padang belantara. Semua daerah yang gersang akan kembali berbunga dan mekar. Padang gurun dan
padang  belantara  yang  kering  akan  memancarkan  air.  Semua  ini  adalah  janji-janji yang  luar  biasa,  mengingat  padang  gurun  itu  sangat  gersang  dan  tidak  mungkin
memancarkan air. Nah, kalau padang gurun saja dapat memancarkan air, apalagi soal kembali ke Yerusalem – itu sama sekali bukanlah sesuatu yang mustahil.
3.  Yosua 24
Yosua  24  berisi  pidato  perpisahan  Yosua  dengan  bangsanya.  Yosua  sudah lanjut  usianya.  Ia  sadar  bahwa  umurnya  tidak  akan  lama  lagi.  Karena  itu  ia  ingin
mempersiapkan bangsanya untuk menghadapi situasi yang baru ketika ia sudah tidak ada. Apakah Israel akan tetap setia kepada Tuhan, Allah yang telah membawa mereka
keluar dari negeri perbudakan? Yosua tahu bahwa bangsa Israel mudah melupakan Tuhan.  Karena  itulah  Yosua  mengingatkan  bangsanya  akan  sejarah  mereka:
bagaimana Allah mulai dengan memanggil Abraham untuk meninggalkan kampong halamannya,  lalu  memperoleh  keturunan  hingga  besar  jumlahnya.  Bagaimana
Yakub  kemudian  tinggal  bersama  anak-anaknya  di  Mesir,  dan  kemudian  bangsa Israel  berhasil  keluar  dari  Mesir  dan  menyeberangi  Laut  Teberau  dengan  selamat.
Demikian Yosua menceritakan kisah perjalanan bangsa itu hingga mereka berhasil hidup  dengan  mapan  di  kota-kota  mereka  sekarang.  Itu  semua,  kata Yosua,  hanya
dapat terjadi karena Tuhan menyertai bangsa itu.
Kini Yosua meminta bangsanya memilih, “Tetapi  jika  kamu  anggap  tidak  baik  untuk  beribadah  kepada  Tuhan,  pilihlah
pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu  beribadah  di  seberang  sungai  Efrat,  atau  allah  orang  Amori  yang
negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan” Yos. 24:15.
Apa yang kita pelajari dalam Yosua 24 ialah bahwa Allah itu setia. Manusia dapat dan harus berubah, tetapi kasih setia Allah tidak pernah berubah. Nah, kalau Allah itu
setia, bagaimanakah sikap kita? Apakah kita akan tidak setia kepada-Nya?
4.  2 Korintus 5:17