Indonesia keluar dari PBB

252

E. Peran Indonesia di PBB

Sejarah telah mencatat bahwa Indonesia masuk menjadi anggota PBB, keluar dari PBB, dan kembali menjadi anggota PBB.

a. Indonesia menjadi anggota PBB

Pada Sidang Majelis Umum PBB tanggal 28 Sep- tember 1950, Indonesia diterima secara aklamasi sebagai anggota PBB dan menduduki urutan ke-60. Banyak keuntungan diperoleh Indonesia dengan menjadi anggota PBB, antara lain masalah penyele- saian Irian Barat, bantuan dalam menghadapi agresi Belanda, dan bantuan lain, melalui badan-badan PBB. Sebagai anggota PBB, Indonesia juga terlibat da- lam berbagai kegiatan yang diadakan PBB dalam rangka menciptakan perdamaian dunia. Indonesia terlibat dalam pengiriman pasukan perdamaian Ga- ruda I ke Timur Tengah. Pada tanggal 8 November 1956, Indonesia menyatakan kesediaannya untuk turut menyumbangkan pasukan dalam UNEF Uni- ted Nations Emergency Forces. Kontingan Indonesia un- tuk UNEF yang diberi nama Pasukan Garuda dibe- rangkatkan ke Timur Tengah pada Januari 1957. Tindakan tersebut membawa konsekuensi yang tidak ringan bagi Indonesia. Akibat tindakan keluar dari PBB, antara lain: Indonesia semakin jauh d ari percaturan politik internasional dan bantuan-ban- tuan PBB melalui badan-badan PBB yang sangat diperlukan Indonesia pada saat itu dibekukan.

c. Indonesia masuk lagi menjadi anggota PBB

Sejak tahun 1967, politik luar negeri bebas aktif telah diterapkan secara konkret, dalam menang- gapi masalah-masalah int ernasional. Po litik luar negeri dilakukan sesuai dengan maksud dan tujuan Pancasila dan UUD 1945. Setelah meninggalkan PBB sejak 1 Januari 1965, Indonesia kembali aktif di PBB pada tanggal 28 September 1966. Keaktifan Indone- sia dalam PBB secara nyata tampak dengan terpilih- nya Menteri Luar Negeri Indonesia, Adam Malik, menjadi Ketua Majelis Umum PBB untuk masa si - dang tahun 1974. 7 .2 .2 Konf er ensi Asia Af r ik a

A. Latar belakang

Sejarah mencatat bahwa bangsa-bang sa Asia dan Afrika memiliki beberapa persamaan. Persa- maan-persamaan yang dimiliki bangsa Asia dan Afrika pada waktu itu adalah sebagai berikut.  Memiliki letak geografis yang berbatasan dan sifat geografis yang sama.  Memiliki hubungan keagamaan dan keturunan.  Memiliki persamaan nasib, yaitu pernah dija- jah bangsa Eropa.  Memiliki persamaan dalam menghadapi dan mengatasi masalah dalam negerinya setelah me- merdekakan diri, seperti masalah pembangunan ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. Persamaan nasib tersebut mendorong lahirnya ke- mauan untuk bersatu guna memperjuangkan nasib bangsanya. Setelah Perang Dunia II selesai, usaha PBB untuk menegakkan perdamaian dunia belum berhasil se- cara memuaskan. Sementara itu, rakyat di wilayah Asia - Afrika terus bergolak. Mereka berusaha mem- bebaskan diri dari belenggu penjajahan dan men - capai kemerdekaannya. Indonesia pun mengalami revolusi fisik dari tahun 1945 - 1950. Berkat perju - angan yang gigih dan pantang mundur , akhirnya negara-negara merdeka mulai bermunculan di ka- wasan Asia dan Afrika. Sesuai dengan Piagam Atlanta 1941 dan Pia- gam San Fransisco 1945, yang sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia, perjuangan kemerdekaan bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrika merupakan hal yang wajar.

b. Indonesia keluar dari PBB

Pada tanggal 31 Desember 1964, Presiden Soe- karno menyatakan ketidakpuasannya terhadap ke- beradaan PBB dan sekaligus memberikan ancaman untuk keluar dari PBB. Indonesia memprotes masuk- nya Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Saat itu Indonesia sedang bermu- suhan dengan Malaysia. Pada tanggal 7 Januari 1965, Malaysia diterima sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Keputusan PBB ini membuat Indonesia menyata- kan diri keluar dari PBB. Pernyataan resmi pihak Indonesia keluar dari PBB disampaikan melalui Su- rat Menteri Luar Negeri, Dr. Subandrio. Di dalam surat tersebut ditegaskan bahwa Indonesia keluar dari PBB secara resmi pada tanggal 1 Januari 1965. Gambar 7.2.4 Anggota kontingen pasukan perdamaian Garuda I dari Indonesia di Istana Merdeka setelah upacara pelepasan pada tanggal 31 Desember 1956. Sum ber: 30 T ah un In do ne sia M er de ka 1 Di unduh dari : Bukupaket.com 253 Untuk mengimbangi dua blok raksasa Blok Ti- mur dan Blok Barat, yang selalu berusaha mempe- ngaruhi dunia, Indonesia sebagai salah satu negara yang merdeka setelah Perang Dunia II mencetuskan suatu gagasan yang sesuai dengan cita-cita PBB, yaitu mewujudkan perdamaian dunia yang abadi.

B. Cikal bakal Konferensi Asia Afrika