Pertempuran di Surabaya smp9ips IPS RatnaSukmawati

44 Black 44 C y a n 4 4 Republik Indonesia. Pertempuran itu terjadi karena pasukan Sekutu tidak menghormati kedaulatan bangsa Indonesia. Tentu saja kedatangan NICA di Indonesia tidak bisa diterima karena Indonesia sudah merdeka. Kedatangan NICA adalah sebuah ancaman bagi kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, timbul pertentangan antara pasukan Sekutu dan Belanda dengan rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia berju- ang untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah diraih. Perjuangan rakyat Indonesia itu dila- kukan baik dengan perjuangan bersenjata maupun perjuangan diplomasi. 2 .1 .2 Per j u ang an B er senj at a Beberapa peristiwa pertempuran antara pasu- kan Sekutu dan Belanda melawan rakyat Indone- sia terjadi di berbagai daerah, antara lain pertem- puran di Surabaya, Bandung lautan api, pertem- puran Medan area, peristiwa merah putih di Mana- do, pertempuran di Jakarta dan sekitarnya, pertem- puran di Ambarawa, agresi militer Belanda perta- ma, agresi militer Belanda kedua, serangan umum 1 Maret 1949.

A. Insiden bendera di Surabaya

Pada tanggal 19 September 1945, di Surabaya terjadi insiden bendera. Insiden ini berpangkal pada tindakan beberapa orang Belanda yang mengibar- kan bendera merah putih biru di atas Hotel Yamato di jalan Tunjungan. Tindakan tersebut menimbulkan kemarahan rakyat. Mereka menyerbu hotel dan menurunkan bendera Belanda tersebut. Bagian yang berwarna biru dirobek. Mereka mengibarkannya kembali se- bagai bendera merah putih.

B. Pertempuran lima hari di Semarang

Pertempuran di Semarang dipicu peristiwa yang terjadi pada tanggal 14 Oktober 1945. Pada waktu itu, kira-kira 400 orang veteran AL Jepang yang akan dipekerjakan untuk mengubah pabrik gula Cepiring menjadi pabrik senjata memberon- tak sewaktu mereka dipindahkan ke Semarang. Mereka menyerang polisi Indonesia yang menga- wal mereka. Mereka melarikan diri dan bergabung dengan Kidobutai di Jatingaleh. Kidobutai adalah sebuah ba- talyon Jepang di bawah pimpinan Mayor Kido . Mereka bergerak melakukan perlawanan dengan alasan mencari dan menyelamatkan orang-orang Jepang yang tertawan. Situasi bertambah panas dengan adanya desas- desus bahwa cadangan air minum di Candi telah diracuni. Pihak Jepang memperuncing keadaan ka- rena melucuti delapan orang polisi Indonesia yang menjaga tempat tersebut. Alasannya untuk meng- hindarkan peracunan cadangan air minum itu. Pertempuran mulai pecah pada dini hari tang- gal 15 Oktober 1945. Para pemuda dan pejuang In- donesia bertempur melawan pasukan Kidobutai yang dibantu oleh batalyon Jepang lain yang kebe- tulan sedang singgah di Semarang. Pertempuran yang paling banyak menelan korban terjadi di Simpang Lima, berlangsung selama lima hari Pertempuran baru berhenti setelah Gubernur Wongsonegoro dan pemimpin TKR berunding de- ngan komandan tentara Jepang. Proses gencatan senjata dipercepat setelah Brigadir Jenderal Bethel dari pasukan Sekutu ikut terlibat dalam perunding- an pada tanggal 20 Oktober 1945. Pasukan Sekutu kemudian melucuti senjata Jepang dan menawan pasukan Jepang. Untuk mengenang pertempuran di Semarang, maka di Simpang Lima didirikan Monumen Perju- angan Tugu Muda.

C. Pertempuran di Surabaya

Kontak senjata yang terjadi di Surabaya antara pasukan Indonesia dan pasukan Sekutu berkaitan dengan usaha perebutan kekuasaan dan senjata da- ri tangan Jepang yang dimulai sejak tanggal 2 Sep- tember 1945. Perebutan tersebut membangkitkan pergolakan, yang kemudian berubah menjadi revo- lusi yang konfrontatif. Pada tanggal 25 Oktober 1945, Brigade 49 yang dipimpinan Brigjen A.W.S. Mallaby mendarat di Surabaya. Mereka bertugas untuk melucuti serda- Gambar 2.1.1 Anggota pasukan Sekutu yang ditugaskan di Indonesia di bawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison mendarat di Jakarta pada tanggal 29 September 1945. sum ber: 30 T ahu n In do ne sia M er de ka 1 Di unduh dari : Bukupaket.com Black 45 C y a n 4 5 45 du Jepang dan membebaskan para interniran. Ke- datangan Mallaby disambut oleh R.M.T.A. Suryo Gubernur Jawa Timur. Dalam pertemuan itu di- hasilkan beberapa kesepakatan sebagai berikut.  Inggris berjanji bahwa di antara tentara Ing- gris tidak terdapat angkatan perang Belanda.  Disetujui kerja sama antara kedua belah pihak untuk menjamin keamanan dan ketenteraman.  Akan segera dibentuk Contact Bureau Biro Kon- tak agar kerja sama dapat terlaksana sebaik- baiknya.  Inggris hanya akan melucuti senjata Jepang. Atas kesepakatan tersebut, maka Inggris diizin- kan masuk kota Surabaya. Ternyata dalam praktik- nya, Inggris tidak menepati janjinya. Pasukan Ing- gris justru berusaha menguasai Surabaya. Secara kronologis serangan Inggris terhadap Indonesia, antara lain sebagai berikut.  Tanggal 26 Oktober 1945, satu peleton Field Secu- rity Section di bawah pimpinan Kapten Shaw menyerang sebuah penjara di Kalisosok dan juga pusat-pusat penting lainnya, seperti pang- kalan udara, kantor pos, dan gedung pemerin- tahan.  Tanggal 27 Oktober 1945, pasukan Inggris me- nyebarkan pamflet-pamflet yang berisi perin- tah, agar rakyat Surabaya dan Jawa Timur me- nyerahkan senjata hasil rampasan dari Jepang. Dengan kejadian ini maka p ihak Indonesia menginstruksikan kepada semua pemuda un- tuk siap siaga penuh menghadapi segala ke- mungkinan yang akan terjadi. Akhirnya terjadi juga kontak senjata antara pemuda Indonesia dan Inggris. Semua pemuda di seluruh kota me- nyerang Inggris dengan segala kemampuan.  Tanggal 28 Oktober 1945, pemuda Indonesia me- nyerang pos-pos Sekutu di seluruh Surabaya.  Pada tanggal 29 Oktober 1945, komando Sekutu menghubungi Presiden Soekarno untuk me- nyelamatkan pasukan Inggris agar tidak me- ngalami kehancuran total. Presiden Soekarno dan Jenderal Mallaby mengadakan perunding- an. Pertemuan itu menghasilkan dua kesepa- katan, yaitu penghentian kontak senjata dan keberadaan RI diakui oleh Inggris. Cara menghindari kontak senjata diatur seba- gai berikut. 5 Surat-surat selebaran yang d isebarkan ti- dak berlaku lagi. 5 Kota Surabaya tidak dijaga oleh tentara Se- kutu kecuali kamp-kamp tawanan. 5 TKR dan Polisi diakui oleh Sekutu. 5 Tanjung Perak untuk sementara waktu dia- wasi bersama TKR, Polisi, dan tentara Seku- tu untuk menyelesaikan penerimaan ban- tuan berupa obat-obatan untuk tawanan perang.  Tanggal 30 Oktober 1945, seluruh Biro Kontak menuju ke beberapa tempat.  Gencatan senjata tidak dihormati Sekutu. Da- lam salah satu insiden yang belum pernah ter- ungkap secara jelas, Brigjen Mallaby ditemu- kan meninggal.  Tanggal 9 Nov ember 1945, pimpinan tentara Sekutu di Surabaya mengeluarkan ultimatum kepada rakyat. Ultimatum dari pasukan Seku- tu tersebut pada pokoknya berisi: 5 tuntutan pertanggungjawaban pihak Indo- nesia atas terbunuhnya Mallaby; 5 instruksi yang menuntut agar semua pe- mimpin dan orang-orang Indonesia yang bersenjata harus melapor . Mereka harus meletakkan senjatanya di tempat-tempat yang telah ditentukan; 5 mereka harus menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas waktu ultimatum tersebut ialah jam 06.00 tanggal 10 November 1945.  Ultimatum tersebut ditolak oleh para pemim- pin dan rakyat Surabaya.  Batas ultimatum akhirnya habis. Maka pecah pertempuran hebat antara pasukan Indonesia dan Inggris. Pertempuran sengit terjadi pada tanggal 10 November 1945. Pasukan Inggris yang dilengkapi dengan peralatan perang cang- gih menggempur para pejuang Indonesia.  Dalam pertempuran tidak seimbang yang ber- langsung sampai awal bulan Desembe r 1945 itu telah gugur beribu-ribu pejuang. Gambar 2.1.2 Brigjend Mallaby dan Dr. Soegiri sedang berkeliling kota Surabaya memberitahukan adanya penghentian tembak-menembak. Sum ber: 30 T ahun I nd ones ia M erd ek a 1. Di unduh dari : Bukupaket.com 46 Black 46 C y a n 4 6 Salah satu tokoh dan pemimpin perjuangan rakyat Surabaya adalah Bung Tomo. Dalam per- tempuran yang tidak seimbang, Bung T omo terus mengobarkan semangat rakyat supaya terus maju, pantang mundur. Peristiwa di Surabaya merupakan gambaran keberanian dan kebulatan tekad bangsa Indonesia untuk membela tanah air dan kemerdekaan. Seka- rang peristiwa 10 November diabadikan sebagai Hari Pahlawan dan Tugu Pahlawan di tengah Kota Surabaya melambangkan keberanian dan sema- ngat juang bangsa Indonesia.

D. Pertempuran di Ambarawa