Prinsip most favoured nation yaitu negara se- Prinsip transparansi adalah perlakuan dan ke- World Trade Organization WTO

285 ekspor, cara pemasaran, serta teknik memajukan ekspor kepada negara-negara sedang berkembang. Pada tahun 1964 GATT mendirikan International Trade Centre untuk memberikan bahan-bahan informasi kepada negara-negara yang sedang berkembang mengenai pasaran barang-barang ekspor , pema- sarannya, teknik-teknik untuk memajukan ekspor serta melatih tenaga-tenaga untuk itu. Dalam pertemuan di Marrokesh Maroko pada tanggal 15 April 1994, disepakati bahwa GATT mu- lai tanggal 1 Januari 1995 diubah menjadi WTO World Trade Organization. Pelaksanaan perdagangan bebas dilakukan secara bertahap. Indonesia mem- persiapkan diri selama 25 tahun, karena perda- gangan bebas baru mulai berlaku tahun 2020. Untuk mencapai tujuanny a, GATT membuat persetujuan yang dituangkan dalam tiga prinsip GATT yaitu: prinsip resiprositas, prinsip most fa- voured nation, dan prinsip transparansi. a. Prinsip resiprositas reciprocity yaitu perlaku- an timbal balik saling menguntungkan yang harus dilakukan oleh negara sesama anggota GATT sebagai mitra dagang. Menurut asas ini, jika suatu negara memberikan keringanan im- por pada suatu negara anggota lain, sebagai imbalan negara lain juga harus memberi keri- nganan pada negara pertama tadi.

b. Prinsip most favoured nation yaitu negara se-

bagai anggota GATT tidak boleh mengistime- wakan negara atau sekelompok negara tertentu. Setiap fasilitas terutama keringanan bea ma- suk yang diberikan suatu negara pada negara anggota tertentu harus diberikan juga pada suatu negara anggota GATT lainnya perlaku- an yang sama untuk semua negara anggota.

c. Prinsip transparansi adalah perlakuan dan ke-

bijakan suatu negara harus diketahui oleh ne- gara lain secara transparan.

f. World Trade Organization WTO

Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO ber- tugas menyelesaikan sengketa dagang di antara ne- gara anggota. Untuk itu, WTO menyusun peraturan dalam Understanding on Rules and Procedures Govern- ing the Settlement of Disputes DSU yang diputuskan di Montreal pada tahun 1988. DSU merupakan lan- jutan dari sistem yang dibentuk dalam GATT tahun 1947. Bedanya, DSU dilengkapi semacam pengadil- an banding bila satu negara anggota tidak setuju dengan sanksi yang diberikan oleh WTO kepada- nya. Dibentuk pula DSB Dispute Settlement Body, yaitu badan khusus yang menangani sengketa da- gang sejumlah komoditas yang persengketaannya tidak dapat diselesaikan WTO, seperti komoditas tekstil, hasil pertanian, dan pelanggaran hak inte- lektual. Sengketa dagang atas komoditas tersebut diselesaikan dengan peraturan tersendiri.

g. International Finance Corporation IFC