Pilkada Langsung Penyelesaian masalah Aceh

244 ra Kesatuan Republik Indonesia. Pada tanggal 20 Mei 2002, Timor Timur secara resmi merdeka de- ngan nama Republik Demokratik Timor Leste.

e. Pemilu 2004

Selain pemilihan umum 1999, keberhasilan la- in dari pemerintahan reformasi adalah melaksana- kan pemilihan umum tahun 2004 secara langsung. Setelah amandemen ketiga UUD 1945, pemilihan umum diatur tersendiri dalam Bab VII B, pasal 22E. UUD 1945 hasil amandemen ini menegaskan bah- wa pemilihan umum diselenggarakan secara lang- sung untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah DPD, presiden dan wakil presiden, Dewan Perwakilan Rakyat DPR dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD. Juga ditegaskan bahwa pe- milihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap dan mandiri. Realisasi dari pasal 22E ayat 5 UUD 1945 adalah dibuatnya UU No. 12 Tahun 2003 tentang pemilih- an umum. Mengingat kedudukan Komisi Pemilihan Umum KPU dalam pemilu bersifat mandiri, maka sebagai penanggung jawab pemilu adalah KPU itu sendiri. Pemilihan umum Presiden dan W akil Presiden RI tahun 2004 telah diselenggarakan secara aman dan lancar. Demikian pula dengan pemilihan ang- gota DPD dan DPR. Meskipun baru pertama kali diselenggarakan, pemilihan umum langsung ini di- sambut masyarakat dengan antusias. Dengan ke- terbukaan kepada penyempurnaan, pemilihan umum secara langsung ke depan diharapkan sema- kin menciptakan stabilitas politik dan pemerintahan sehingga upaya pembangunan bangsa dapat dilak- sanakan dengan baik. Pemilihan umum, dengan de- mikian, benar-benar menjadi pesta rakyat. Pemilihan umum pada tahun 2004 berhasil memilih Susilo Bambang Yudoyono sebagai Presi- den RI menggantikan Megawati Soekarnoputri. Sementara itu, Yusuf Kalla menggantikan Hamzah Haz sebagai Wakil Presiden.

f. Pilkada Langsung

Pemilihan Kepala Daerah Pilkada sejak tahun 2004 dilakukan secara langsung. Sebelumnya, sistem yang digunakan adalah sistem demokrasi perwa- kilan, di mana masyarakat memilih anggota DPRD yang kemudian memilih kepala daerah tersebut. Pilkada langsung membuka babak baru sistem de- mokrasi langsung. Hal ini diharapkan mampu membuka ruang partisipasi yang lebih luas bagi segenap masyarakat. Karena dipilih langsung oleh rakyat setempat, kepala daerah pun akan merasa lebih berorientasi terhadap kesejah-teraan masya- rakatnya.

g. Penyelesaian masalah Aceh

Pemerintah Indonesia pasca-Orde Baru beru- saha menyelesaikan masalah Aceh yang berlarut- larut. Berbagai usaha dilakukan, antara lain sebagai berikut.  Aceh terbebas dari status Daerah Operasi Mili- ter pada 1998, setelah Soeharto turun dari ke- kuasaan. Meski demikian, kedamaian belum tu- run di tanah ini. Dendam akibat DOM menyulut api perlawanan GAM terus menyala.  Presiden Abdurrahman Wahid yang memerin- tah sejak 1999 memulai usaha perdamaian de- ngan mengajukan tawaran dialog kepada GAM. Tawaran ini disambut baik dan menghasilkan penandatanganan nota kesepahaman di Jene- wa, Mei 2000. Perjanjian yang disebut “Saling Pengertian bagi Jeda Kemanusiaan untuk Aceh” Gambar 7.1.7 Para petugas Pemilu di Ngampilan, Y ogyakarta 2004 lalu mengenakan baju tradisional. Pemilu adalah pesta rakyat yang diikuti dengan antusias oleh warga. su m be r: M aj al ah Te m po , 29 O kt - 4 N ov 2007 Do k. P en er bi t G PM , 2 00 7 Gambar 7.1.8 Satu contoh kampanye calon kepala daerah. Karena pilkada terjadi secara lngsung, pendekatan terhadap masyarakat pemilih menjadi sangat penting. Di unduh dari : Bukupaket.com 245 itu memberi ruang bagi penyaluran bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan rakyat Aceh.  Tepat 19 November 2002, Henry Dunant Center HDC sebagai mediator perundingan GAM dan Pemerintah RI mengumumkan disepakatinya persetujuan penghentian permusuhan pada 9 Desember 2002. Jenewa jadi saksi penandata- nganan The Cessation of Hostilities Agreement COHA atau Kesepakatan Penghentian Permu- suhan pada 9 Desember 2002.

a. Otonomi daerah