Pemberontakan DITII di Kalimantan Selatan Pemberontakan DITII di Sulawesi Selatan

224 Untuk mengatasi pemberontakan itu, segera di- bentuk pasukan Banteng Raiders. Pasukan itu kemu- dian mengadakan ope rasi kilat yang dinamakan Gerakan Banteng Negara GBN. Pada tahun 1954, ge- rakan DITII di Jawa Tengah dapat dihancurkan se- telah pusat kekuatan gerakan DITII di perbatasan Pekalongan-Banyumas dihancurkan.

C. Pemberontakan DITII di Kalimantan Selatan

Pemberontakan DITII di Kalimantan Selatan dikobarkan Ibnu Hadjar, seorang bekas Letnan Dua TNI. Ia memberontak dan menyatakan gerakannya sebagai bagian dari DITII Kartosuwiryo. Dengan pasukan yang dinamakannya Kesatuan Rakyat yang Tertindas, Ibnu Hadjar menyerang pos-pos kesatuan tentara di Kalimantan Selatan dan melakukan tin- dakan pengacauan pada bulan Oktober 1950. Pemerintah memberi kesempatan kepada Ibnu Hadjar untuk menghentikan pemberontakannya se- cara baik-baik. Ia pernah menyerahkan diri dengan pasukannya. Ia diterima kembali ke dalam Angkat- an Perang Republik Indonesia. Namun ia melarikan diri dan melanjutkan pemberontakan. Pemerintah RI akhirnya mengambil tindakan tegas. Pada akhir tahun 1959, pasukan gerombolan Ibnu Hadjar dapat dimusnahkan. Ibnu Hadjar sendi- ri dapat ditangkap.

D. Pemberontakan DITII di Sulawesi Selatan

Pemberontakan DITII di Sulawesi Selatan di- pimpin oleh Kahar Muzakar. Kahar Muzakar ada- lah seorang pejuang kemerdekaanyang selama Perang Kemerdekaan ikut berjuang di Pulau Jawa. Setelah Proklamasi kemerdekaan Kahar Muzakar kembali ke Sulawesi Selatan. Ia berhasil menghim- pun dan memimpin laskar-laskar gerilya di Sula- wesi Selatan. Laskar-laskar itu bergabung dalam Komando Gerilya Sulawesi Selatan KGSS. Pada tanggal 30 April 1950, Kahar Muzakar me- ngirim su rat kepada pemerintah dan pimpinan APRIS. Ia meminta agar semua anggota KGSS di- masukkan dalam APRIS dengan nama Brigade Hasanuddin. Permintaan itu ditolak karena hanya mereka yang lulus dalam penyaringan saja yang dapat diterima dalam APRIS. Pemerintah mengam- bil kebijaksanaan untuk menyalurkan bekas geri- lyawan ke dalam Korps Cadangan Nasional. Kahar Muzakar sendiri diberi pangkat Letnan Kolonel. Pendekatan-pendekatan yang dilakukan peme- rintah tampaknya akan membawa hasil. Akan teta- pi, pada saat akan dilantik, Kahar Muzakar bersama anak buahnya melarikan diri ke hutan dengan mem- bawa berbagai peralatan yang diberikan. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 17 Agustus 1951. Pada bulan Januari 1952, Kahar Muzakar menyatakan daerah Sulawesi Selatan sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia di bawah pimpinan Kartosuwirjo. Pemerintah memutuskan untuk mengambil tindakan tegas dan mulai melancarkan operasi mi- liter. Operasi penumpasan pemberontakan Kahar Muzakar memakan waktu yang lama. Pada bulan Februari 1965, Kahar Muzakar tewas dalam suatu penyerbuan. Bulan Juli 1965, Gerungan orang ke- dua setelah Kahar Muzakar dapat ditangkap. De- ngan demikian, berakhirlah pemberontakan DITII.

E. Pemberontakan DITII di Aceh