Latar belakang pembentukan ASEAN

257 tukan ASEAN, asas dan tujuan ASEAN, struktur organisasi ASEAN, sekretariat ASEAN, Peran Indo- nesia dalam ASEAN, dan penyelenggaraan kongres ASEAN. mengecam gagasan pembentukan Federasi Malay- sia. Indonesia menganggap Federasi Malaysia seba- gai hasil neokolonialisme dan imperialisme. Neoko- lonialisme adalah bentuk penjajahan gaya baru dari Inggris dan Amerika Serikat. Di sisi lain pada saat itu Filipina secara mendadak mengklaim daerah Sa- bah dan Serawak sebagai daerah Kerajaan Sulu di Filipina Selatan. Kalimantan U tara di bawah pim- pinan Azhari menolak bergabung dengan Perseku- tuan Tanah Melayu. Untuk menggagalkan pembentukan negara Fe- deral Malaysia, Indonesia melancarkan Program Dwikora. Inti dari program Dwikora adalah seruan untuk mengganyang Malaysia melalui kekerasan senjata. Untuk menyelesaikan masalah Federasi Malaysia, pada tanggal 5 Agustus 1963 diselengga- rakan Konferensi Tingkat Tinggi KTT Maphilindo di Manila Filipina. Dalam konferensi itu dicapai persetujuan sebagai berikut.  Pembentukan Musyawarah Maphilindo.  Meminta Sekjen PBB, U Thant untuk meneliti dan memastikan kehendak rakyat di Serawak, Brunei, dan Kalimantan Utara Sabah sesuai dengan resolusi Sidang Umum PBB. Sementara itu, pengaruh dan kekuasaan komu- nis di Asia Tenggara seperti di Indonesia, Vietnam, Kamboja, dan Laos semakin menguat. Di Indone- sia terjadi pemberontakan G 30 SPKI pada tahun 1965 untuk menggulingkan pemerintahan yang sah dan mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis. Pemberontakan G 30 SPKI berhasil di- tumpas oleh ABRI bersama rakyat Indonesia. Dalam usaha melaksanakan hubungan kerja sa- ma negara y ang berada di wilay ah Asia Tenggara yang bersifat nonmiliter, pada tanggal 5 - 8 Agustus 1967, diselenggarakan pertemuan lima menteri luar negeri negara-negara Asia Tenggara di Bangkok, Thailand. Kelima menteri luar negeri itu berasal dari Indonesia, Singapura, Filipina, Malaysia dan Thai- land. Pertemuan tersebut menghasilkan Deklarasi Bangkok. Gambar 7.2.10 Penandatanganan Piagam Deklarasi Bangkok oleh lima Menteri Luar Negeri ASEAN, yakni: Adam Malik Indonesia, Thanat Khoman Thailand, Narsisco Ramos Filipina, Raja Ratnam Singapura, Tun Abdul Razak Malaysia pada tanggal 8 Agustus 1967 menandai berdirinya ASEAN secara resmi. Gambar 7.2.9 Lambang Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia T enggara ASEAN

A. Latar belakang pembentukan ASEAN

Terbentuknya ASEAN dilatarbelakangi oleh gencarnya persaingan antara Blok Barat dan Blok Timur untuk mempengaruhi pola politik di tingkat global maupun regional. Penyelenggaraan Konfe- rensi Asia Afrika di Bandung dan pembentukan Gerakan Nonblok di Beograd pada tahun 1961 oleh negara-negara berkembang merupakan reaksi atas perang dingin antara Blok Barat sekutu Amerika Serikat dan Blok Timur sekutu Uni Soviet. Ternya- ta kerja sama yang bersifat global tersebut tidak mampu membendung pengaruh dari kedua keku- atan dunia yang tetap ingin menguasai negara- negara berkembang. Krisis regional yang menuju permusuhan nega- ra-negara di kawasan Asia Tenggara seperti antara Indonesia dengan Malaysia dan Filipina sekitar ta- hun 1960-an tidak terlepas dari pengaruh kekuatan politik antara Blok Barat da n Blok Timur . Untuk mengatasi konflik di Asia Tenggara, pada tahun 1961, Macapagal Presiden Filipina mengajukan gagasan dibentuknya forum Maphilindo. Forum ini adalah forum kerja sama antara Malaysia, Filipina, dan In- donesia dalam bidang politik, ekonomi, dan kebu - dayaan. Gagasan tersebut ditentang oleh negara-negara Blok Timur karena dapat menghalangi pengaruh ko- munisme di Asia Tenggara. Kedudukan Maphilindo menjadi lemah setelah adanya gagasan pembentuk- an Federasi Malaysia oleh Inggris pada tahun 1963. Anggota Federasi Malaysia terdiri dari persekutuan Tanah Melayu Malaya, Singapura, Brunei, Sera- wak, dan Sabah. Indonesia dan Filipina menentang gagasan Fede- rasi Malaysia tersebut. Partai Komunis Indonesia Sum ber: EN I, 1 99 2. Di unduh dari : Bukupaket.com 258 Deklarasi Bangkok ditandatangani oleh lima Menteri Luar Negeri ASEAN, yakni: Adam Malik Indonesia, Thanat Khoman Thailand,Narsisco Ramos Filipina, Raja Ratnam Singapura, Tun Ab- dul Razak Malaysia. Dengan ditandatanganinya Deklarasi Bangkok tersebut, berdirilah Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara Perbara atau ASEAN. ASEAN sing- katan dari Association of South East Asian Nations. ASEAN menganut sistem keanggotaan terbuka. Artinya ASEAN memberi kesempatan kepada ne- gara-negara Asia Tenggara yang belum menjadi anggota pada saat Deklarasi Bangkok ditandata- ngani untuk menjadi anggota. Pada saat Deklarasi Bangkok ditandatangani, negara-negara di kawas- an Asia Tenggara yang belum menjadi anggota ASEAN adalah Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Kamboja Kampuchea, dan Myanmar. Satu per satu negara-negara tersebut kemudian bergabung dengan ASEAN. Brunei Darussalam se- cara resmi bergabung dengan ASEAN dan menjadi anggota ke-6 pada tanggal 7 Januari 1984. Pada tang- gal 28 Juli 1995 Vietnam masuk dan menjadi anggota ASEAN ketujuh. Kemudian disusul oleh Myanmar dan Laos pada tanggal 23 Juli 1997. Kamboja berga- bung dengan ASEAN pada tanggal 30 April 1999.

B. Asas dan tujuan ASEAN