Menumpas Gerakan 30 September 1965PKI

226 jukan kepada jenderal-jenderal anggota Dewan Jen- deral yang akan melakukan kudeta perebutan keku- asaan. Presiden Soekarno berangkat menuju Ban- dara Halim Perdana Kusuma. Presiden Soekarno se- gera mengeluarkan perintah aga r seluruh rakyat Indonesia tetap tenang dan meningkatkan kewas- padaan serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa. Sementara itu di Y ogyakarta, pemberontak G 30 SPKI yang dipimpin Mayor Mulyono menculik Kolonel Katamso Komandan Korem 072 dan Let- kol Sugiyono Kepala Staf . Kedua perwira itu di- bunuh di asrama Batalyon L di Desa Kentungan di luar kota Yogyakarta.

C. Menumpas Gerakan 30 September 1965PKI

Operasi penumpasan G 30 SPKI dilancarkan pada tanggal 1 Oktober 1965. Mayor Jenderal Soe- harto yang menjabat Panglima Komando Strategis Angkatan Darat Kostrad mengambil alih komando Angkatan Darat karena Menteri Panglima Angkatan Darat Letjend Ahmad Yani belum diketahui nasib- nya. Panglima Kostrad memimpin operasi penum- pasan terhadap G 30 SPKI dengan menghimpun pasukan lain, termasuk Divisi Siliwangi, Kavaleri, dan RPKAD Resimen Para Komando Angkatan Darat di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo. Studio RRI pusat, gedung besar telekomu- nikasi dapat direbut kembali. Operasi diarahkan ke Halim Perdana Kusuma. Halim Perdana Kusuma dapat dikuasai pasukan yang dipimpin oleh Kolo- nel Sarwo Edhi Wibowo pada tanggal 2 Oktober 1965. Karena tidak ada dukungan dari masyarakat dan anggota angkatan bersenjata lainnya, para pe- mimpin dan tokoh pendukung G 30 SPKI termasuk pemimpin PKI D.N. Aidit melarikan diri. Atas petunjuk Sukitman seorang polisi, diketa- hui bahwa perwira-perwira Angkatan Darat yang diculik dan dibunuh telah dikuburkanditanam di Lubang Buaya. Pada tanggal 3 Oktober 1965, dite- mukan tempat kuburan para jenderal itu. Pengam- bilan jenazah dilakukan pada tanggal 4 Oktober 1965 oleh RPKAD dan Marinir. Seluruh jenderal korban G 30 SPKI dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto untuk dibersihkan dan disemayamkan di Markas Besar Angkatan Darat. Keesokan harinya bertepat- an dengan hari ulang tahun ABRI, 5 Oktober 1965 para jenasah dimakamkan di Taman Makam Pahla- wan Kalibata. Mereka diberi gelar Pahlawan Re- volusi. Untuk mengikis habis sisa-sisa G 30 SPKI dila- kukan operasi-operasi penumpasan, yakni sebagai berikut.  Operasi Merapi di Jawa Tengah dilakukan RP- KAD dipimpin oleh Kolonel Sarwo Edhi Wibo- wo.  Operasi Trisula di Blitar Selatan dilakukan Ko- dam VIIIBrawijaya yang dipimpin Mayjen M. Yasin dan Kolonel W itarmin.  Operasi Kikis di perbatasan Jaw a Tengah dan Jawa Timur. Dengan adanya operasi-operasi di atas, para pemimpintokoh-tokoh PKI dapat ditangkap seka- ligus ditembak mati. Operasi penumpasan itu me- ngakibatkan kekuatan PKI dapat dilumpuhkan. Sum ber: In do ne sia in the S oe ha rto Y ea rs Gambar 6.2.10 Jenazah para jenderal korban G 30 SPKI dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Mer eka diberi gelar Pahlawan Revolusi. Gambar 6.2.11 Mayor Jenderal Soeharto selaku Panglima Kostrad memberikan keterangan kepada para wartawan berkaitan dengan aksi G 30 SPKI. Sum ber: In do ne sia in the S oe ha rto Y ea rs Di unduh dari : Bukupaket.com 227 Dalam rangka menyelesaikan Gerakan 30 Sep- tember, pada tanggal 6 Oktober 1965 Presiden Soekar- no mengadakan sidang paripurna Kabinet Dwikora. Dalam sidang tersebut Presiden Soekarno menyata - kan sikapnya demikian: “PresidenPanglima Tertinggi ABRIPemimpin Besar Revolusi, Bung Karno menandaskan bahwa mengutuk pembunuh-pembunuh buas yang dilakukan oleh petu- alang-petualang kontra revolusi dari apa yang menama- kan diri Gerakan 30 September. Tidak membenarkan pem- bentukan apa yang dinamakan Dewan Revolusi. Hanya saya yang bisa mendemisioner kabinet dan bukan orang lain.”

D. Kesatuan aksi dalam menumbangkan Orde Lama