160
Black 160 Cyan 160
5 .1 .5 Pola d an B ent u k Ob j ek Geog r af i S esu ai
B ent ang Alam
Setelah membaca peta secara teliti, melalui in- terpretasipenafsiran, kalian dapat mengetahui pola
dan bentuk objek geografi. Dari sebuah peta dapat dibuat interpretasi terhadap berbagai kenampakan
fisik bentang alam. Baik itu sebagai kenampakan fisik semata maupun sebagai objek yang berhubung-
an dengan kehidupan manusia. Beberapa interpretasi misalnya pola iklim, po-
la aktivitas m anusia, pola persebaran flora dan fauna, dan lain-lain.
A. Pola iklim
Iklim dipengaruhi terutama oleh letak astrono- mis lintang tempat dan kondisi fisik dan keadaan
alam wilayah, seperti relief daratan ketinggian tempat, luas daratan, juga jarakposisi daratan ter-
hadap laut. Coba ingatlah kembali yang pernah kalian pelajari di kelas VII.
Berdasarkan letak lintang suatu tempat yang terbaca pada peta, dapat diperkirakan iklim yang
dimiliki. Pengelompokan iklim menurut lintang tempat disebutkan sebagai berikut.
Daerah antara 0q - 23,5q LULS adalah wilayah beriklim tropis, mengalami 2 musim.
Daerah antara 23,5q - 35q LULS adalah wilayah beriklim subtropis.
Daerah antara 35q - 65,5q LULS adalah wilayah beriklim sedang yang mengalami 4 musim.
Daerah antara 66,5q - 90q LULS adalah wilayah beriklim dinginkutubarktik, mengalami
dingin sepanjang tahun. Nah, jika pada peta terbaca letak lintang sua-
tu tempat, maka dapat diperkirakan iklimnya. Mi- salnya suatu tempat berada daerah lintang 40q –
45q LU, tentu dapat diperkirakan bahwa daerah itu beriklim sedang.
Seperti disebut sebelumnya iklim tempat juga dipengaruhi faktor fisik lain. Artinya, selain penga-
ruh iklim akibat letak lintang, suatu daerah juga mengalami kondisi iklim akibat pengaruh fisik.
Pembagian iklim menurut kondisi fisik adalah: Iklim kontinentalbenua, dialami oleh wilayah
di daratan tengah benua jauh dari pengaruh lautan. Kondisi iklinya mempengaruhi adanya
daerah gurun. Ikim lautan, dialami oleh daerah yang dikeli-
lingi oleh lautan. Cirinya penguapan tinggi sehingga curah hujan tinggi.
Iklim ugahari, dialami oleh wilayah dataran tinggi. Cirinya perbedaan suhu siang dan ma-
lam tinggi.
B. Pola aktivitas manusia
Dari bentang alam yang terbaca melalui peta, jenisbentuk kegiatan manusia di wilayah tersebut
juga dapat diinterpretasikan. Misalnya, pola kehidupan masyarakat dapat
diperkirakan berdasarkan ketinggian tempat. Kehi- dupan manusia di dataran rendah dalam peta daerah
ini diberi warna hijau lebih dinamis dibandingkan kehidupan di daerah yang lebih tinggi dalam peta
daerah ini diberi warna cokelat, cokelat tua atau ungu kehitaman hingga putih.
a. Daerah pantai
Daerah pantai dalam peta diberi warna hijau muda. Di wilayah pesisirpantai ini umumnya di -
jumpai kegiatan masyarakat yang berhubungan de- ngan kelautan. Sebagai contoh:
penangkapan ikan di laut; pembudidayaan ikan air payau;
usaha tambak udang; pusat-pusat pelelangan ikan; dan sebagainya.
sum ber:
M aj
al ah T
em po
, 2002
Gambar 5.1.13 Gambaran pola aktivitas manusia di
wilayah dataran rendah pesisir atau daerah pantai.
Gambar 5.1.12
Wilayah gurun dipengaruhi oleh iklim kontinental.
sum ber:
In do
ne sia
, U nta
ia n M
an ik
am di
Kha tu
lis tiw
a,
Iklim pegunungan, dialami oleh wilayah pegu- nungan. Cirinya udara sejuk, intensitas hujan
sering, terutam ahujan orografis.
Di unduh dari : Bukupaket.com
161
Black 161 Cyan 161
Selain perikanan, berikut ini beberapa kegiatan lain yang dapat dijumpai di daerah pesisirpantai.
Kegiatan kedatangan dan kepergian penduduk dari dan ke luar daerah dengan transportasi la-
ut di pelabuhan lokal antarpulau ataupun pe- labuhan internasional.
Kegiatan perdagangan antarpulau ataupun in- ternasional.
Kegiatan wisata pantai. Lebih jauh dari pesisir, yaitu di lepas pantai
dapat ditemukan pengeboran minyak lepas pantai.
b. Daerah dataran rendah
Dataran rendah dalam peta berwarna hijau tua memiliki kontur landai atau relatif datar. Wilayah
ini memiliki tingkat kedinamisan fisik sangat ting- gi. Jalan-jalan penghubung mudah dibangun se-
hingga tingkat aksesibilitas lebih tinggi. Berbagai jenis kendaraan datang dan pergi dengan mudah.
Dari kondisi tersebut, berbagai kegiatan ma- nusia yang banyak dikembangkan di daerah datar-
an rendah, antara lain: kegiatan pertanianperkebunan tanaman da-
taran rendah; kawasan industri menengah dan besar;
pusat-pusat perdagangan; pusat-pusat pemerintahan dan kebudayaan;
pusat-pusat permukiman. Di daerah aliran sungai DAS, selain kegiatan
pertanian, sering kali dapat dijumpai kegiatan pe- nambangan berbagai macam bahan tambang.
Di wilayah dataran rendah berupa sabana di- kembangkan kegiatan peternakan hewan besar se-
perti sapi, kuda, dan kerbau.
c. Daerah dataran tinggi
Wilayah dataran tinggipegunungan dalam peta berwarna kuning–cokelat memiliki udara lebih
sejuk. Kegiatan yang mungkin dijumpai di wilayah ini, antara lain:
budi daya pertanianperkebunan tanaman da- taran tinggi;
kegiatan wisata gunung atau agrowisata; dan kegiatan kehutanan hutan produksi.
C. Pola kehidupan flora fauna
Perbedaan ketinggian menimbulkan pola ik- lim dan cuaca berbeda. Daerah rendah lebih panas di-
bandingkan daerah tinggi. Suhu semakin turun se- iring dengan kenaikan tinggi suatu tempa dari
permukaan laut. Secara alami, kehidupan flora dipengaruhi
oleh ketinggian tempat terseb ut. Di dataran rendah di wilayah pesisir pantai be-
rawa-rawa, tumbuh tanaman bakau. Di daerah pegunungan dapat dijumpai flora hu-
tan alami, tanaman hutan produksi, tanaman perkebunan dataran tinggi teh, buah-buahan,
sayuran. Di wilayah permukiman baik di dataran ren-
dah maupun tinggi dapat ditemui tanaman budi daya manusia seperti tanaman pertanian
perkebunan.
sum ber:
H ar
ia n K
om pa
s, 2 00
3
Gambar 5.1.14
Kegiatan agrowisata yang diusahakan di daerah dataran tinggi.
Kehidupan fauna secara alami dipengaruhi oleh persebaran flora. Di hutan-hutan alami yang
lebat masih dapat dijumpai hewan-hewan liar se- perti harimau, babi hutan, dan gajah. Di dataran ren-
dah seperti sabana ditemukan zebra, jerapah, dan lain-lain.
D. Pola persebaran jenis tanah