96
Black 96 C
y a
n 9
6
8. Bencana alam atau peperangan yang meng- hancurkan suatu masyarakat.
9. Faktor penghambat perubahan sosial. 10. Penduduk yang heterogen ya ng memiliki
keterbukaan dan orientasi ke depan. Difusi.
Perubahan sosial karena faktor eksternal. Sikap masyarakat yang masih mengagung-
kan adat dan tradisi serta cenderung kon- servatif.
Perubahan sosial dengan dampak yang kecil.
h. i.
j. g.
V. Refleksi
Coba kamu baca ulang materi mengenai faktor- faktor ekstern yang menyebabkan terjadinya per-
ubahan sosial, terutama bagian mengenai kontak langsung dengan masyarakat lain.
Apakah rumah dan lingkungan tempat tinggal- mu terdiri dari masyarakat dari berbagai kelom-
pok sosial dan suku bangsa? Apa saja hal-hal baik yang dibawa oleh tetanggamu yang berbeda suku
tersebut? Apa saja hal-hal yang kurang baik yang dibawa oleh tetanggamu?
Coba tanyakan ke teman-temanmu, bagaimana pengalaman mereka mengenai hal ini? Apakah
mereka juga punya tetangga yang berbeda suku, agama, bahasa, atau kebudayaan?
Bagaimana kita semua seharusnya bersikap ter- hadap orang lain? Apa jadinya jika kamu bersikap
bermusuhan dengan orang lain? Siapa yang akan dirugikan? Bagaimana kamu bisa mengembang-
kan sikap kerja sama dengan orang yang berbeda agama, bahasa, dan suku denganmu?
Di unduh dari : Bukupaket.com
97
Black 97 Cyan 97
Pada umumnya masyarakat lebih menyukai kehidupan mereka berjalan seperti biasa. Sudah
menjadi sifat khas manusia untuk mempertahan- kan hal-hal yang enak dan nyaman. Karena itu,
hal-hal baru yang dapat menimbulkan perubahan pada awalnya cenderung ditolak. Di sini kamu
sendiri bisa memberi contoh. Orang tuamu mung- kin menolak jika kamu meminta sebuah handphone
baru. Bagi mereka, kamu belum cukup dewasa un- tuk menggunakan alat komunikasi tersebut. Di sini
kebanyakan orang lupa bahwa alat komunikasi seperti handphone dibutuhkan semata-mata sebagai
alat penghubung antarmanusia dalam berkomuni- kasi, dan tidak ada hubungan dengan kedewasaan
seseorang. Tentu seorang anak balita tidak mung- kin menggunakan handphone, karena belum mempu
menguasai dan mengoperasikan alat tersebut. Masyarakat umumnya enggan mengikuti per-
ubahan, terutama perubahan-perubahan sosial dan budaya yang melibatkan perubahan kebiasa-
an, lembaga sosial, nilai, dan kepercayaan. Meski- pun demikian, harus dikatakan bahwa tidak semua
hal baru atau perubahan mendapat tentangan seca- ra luas dari masyarakat. Sebagaimana sudah di-
bicarakan dalam Kompetensi Dasar 3.1, masyara- kat dengan karakteristik tertentu m emang sangat
terbuka pada perubahan. Misalnya, masyarakat yang heterogen, masyarakat dengan tingkat pendi-
dikan dan kontak sosial dengan kebudayaan lain sangat terbuka, masyarakat di daerah perkotaan,
dan sebagainya. Sementara itu, masyarakat de- ngan karakteristik yang cenderung menolak per-
ubahan akan menyebabkan lambat atau tidak mulusnya sebuah perubahan sosial. Karena per-
ubahan sosial dan budaya tidak bisa dihindari, baik masyarakat yang terbuka pada perubahan mau-
pun yang cenderung menolak perubahan harus dapat diakomodasi kepentingannya.
ampung J ambangan d i S urabya, e mpat t a- hun yang silam, adalah potret kawasan ban-
taran kali pada umumnya. Kumuh dan penuh Di Jambangan tidak ada lagi sampah yang berte-
baran di mana-mana. Kompos hasil rumah tangga telah menyuburkan pekarangan w arga. Tugas petu-
gas kebersihan kelurahan pun semakin ringan ka- rena gerobak cukup diedarkan sekali setiap dua hari.
“Perubahan di Jambangan ini tidak terjadi dalam semalam,” kata Lurah Nanang Widodo. “Kami ketuk
hati mereka pelan-pelan,” ujarnya. Sampai kini pun menurut N anang, belum semua warga sadar akan
pentingnya mengelola sampahdemi kebersihan ling- kungan. Mengajak warga mengolah sampah secara
mandiri memang tak gampang Sumber: Tempo, 26 Februari 2006.
Diskusikanlah dalam sebuah kelompok kecil 1. Kutipan di atas menceritakan tentang hal apa?
2. Dalam kisah tersebut, apa yang berubah dalam
hidup m asyarakat K ampung J ambangan? 3. Bagaimana masyarakat dalam cerita di atas ber-
sikap terhadap ajakan untuk berubah?
Sum ber: T
em po
, 26 F eb
ruari 2006.
K
sampah bertumpuk di jalan maupun di saluran air . Akibatnya, banjir menjadi tradisi bila musim peng-
hujan tiba. Tetapi sejak tahun 2005 kampung ini mem- peroleh penghargaan “Merdeka dari Sampah” dari
Wali Kota Surabay a.
Gambar 3.2.1 Guru dan murid di sekolah pembauran di
Medan. Masyarakat yang terbuka hubungannya dengan orang dari beragam kebudayaan cenderung menghasilkan
warga yang lebih mudah menerima kebudayaan baru.
sum ber: T
em po
22 A
gus tus
2004.
Di unduh dari : Bukupaket.com
98
Black 98 Cyan 98
Dalam Kompetensi 3.2 ini kamu akan secara khusus mengenal sikap masyarakat terhadap
setiap perubahan sosial dan budaya. Pemahaman ini akan sangat berguna untuk mengamati dan
memahami sikap-sikap masyarakat dalam me- nanggapi setiap perubahan sosial dan budaya.
3 .2 .1 Lim a Fak t or Pent ing
Ada lima faktor yang cukup berperan dan ber- pengaruh terhadap diterima atau ditolaknya suatu
unsur atau kebudayaan baru. Faktor-faktor terse- but adalah sebagai berikut.
1. Kebiasaan masyarakat dalam berhubungan dengan masyarakat lain yang memiliki kebuda-
yaan yang berbeda. Masyarakat yang terbuka hubungannya dengan orang dari beraneka ra-
gam kebudayaan, cenderung menghasilkan warga masyarakat yang lebih mudah untuk
menerima kebudayaan asing atau baru. Seba- liknya, masyarakat yang tertutup lebih sulit
membuka diri dan mengadakan perubahan. Terbuka dan tertutupny a sebuah masyarakat
tidak harus melalui kontak sosial secara lang- sung. Akses terhadap media komunikasi juga
menjadi faktor penentu terbuka atau tertu- tupnya sebuah masyarakat. Daerah-daerah di
mana surat kabar, media televisi, radio, atau internet sudah bisa diakses akan mudah
mengalami perubahan dibandingkan dengan daerah-daerah yang sama sekali terisolasi.
2. Suatu unsur kebudayaan baru lebih mudah di- terima jika tidak bertentangan dengan ajaran
agama yang dianut masyarakat. Hal ini dise- babkan masuknya unsur kebudayaan tersebut
tidak merusak pranata-pranata yang sudah ada.
Misalnya, sebuah televisi lokal akan mena- yangkan film-film Holywood dengan tema per-
selingkuhan. Film tersebut baik dan dipuji di negara-negara Barat, karena menampilkan
sosok perempuan yang kuat dan mampu mem- balas dendam terhadap perbuatan selingkuh
suaminya. Meskipun film tersebut baik, masya- rakat belum tentu menerimanya. Masyarakat
yang memiliki nilai agama yang kuat, yang memahami perselingkuhan sebagai salah do-
sa akan menolak film semacam itu. Masyara- kat bahkan tidak segan-segan memprotes dan
memboikot jaringan televisi yang berani me- nyiarkannya.
Contoh yang paling nyata dan terjadi di Indo- nesia adalah penolakan terhadap terbit dan
beredarnya majalah Playboy berbahasa Indo- nesia. Majalah untuk pembaca dewasa yang
terkenal dengan gambar-gambarnya yang se- ronok ini ditolak masyarakat, karena berten-
tangan dengan nilai-nilai kesopanan dan aga- ma. Majalah asal Amerika Serikat ini akhirnya
tidak lagi beredar di Indonesia.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat yang menentukan proses penerimaan unsur kebuda-
yaan baru. Struktur yang otoriter akan sukar menerima setiap unsur kebudayaan baru, ke-
cuali kebudayaan baru tersebut langsung atau tidak langsung dirasakan manfaatnya oleh
rezim yang berkuasa. Misalnya, Myanmar dewasa ini hidup di ba-
wah kontrol dan kendali kekuasaan rezim militer yang tidak demokratis. S eluruh aktivi-
tas demokrasi seperti demonstrasi, kebebasan pers, rapat massa, mimbar bebas, bahkan ritual
dan ajaran keagamaan semuanya dikontrol pemerintah. Wartawan asing tidak boleh se-
enaknya masuk ke negara tersebut. Wartawan dalam negeri juga tidak boleh mengirim berita
buruk ke luar negeri. Semua pemberitaan harus seizin dan dikontrol oleh negara. Dalam keada-
an demikian, sulit mengharapkan sebuah per- ubahan ke arah demokrasi di negara Myanmar.
Hal yang sama juga terjadi di Tibet yang diku- asai dan dikendalikan sepenuhnya oleh peme-
rintah China. Kepentingan China adalah Tibet
Gambar 3.2.2 Alat-alat elektronik seperti komputer dan
jaringan internet dan lain-lain akan mudah diterima kalau sudah ada jaringan listrik yang masuk ke dalam lingkungan
masyarakat. Suatu unsur kebudayaan baru lebih mudah di- terima masyarakat kalau sebelumnya sudah a da unsur-unsur
kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur baru tersebut.
Sum ber: T
em po
, 12-19 A
gus tus
2001
Di unduh dari : Bukupaket.com
99
Black 99 Cyan 99
harus tetap berada di bawah kekuasaannya. Sementara rakyat Tibet sendiri ingin memerde-
kakan diri dan membentuk sebuah negara berdaulat. Perbedaan kepentingan politik se-
macam ini menyebabkan pemerintah dan milite China tidak segan-segan menindak
dengan keras setiap aksi protes dan kerusuhan di sana. Pers dan turis asing dibatasi, dan kalau
perlu juga dilarang masuk ke Tibet. Nah, ma- syarakat yang tertutup dengan penguasa yang
otoriter semacam ini akan menutup diri terha- dap segala perubahan, terutama yang memba-
hayakan penguasa sendiri.
4. Suatu unsur kebudayaan baru lebih mudah di- terima masyarakat kalau sebelumnya sudah
ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur baru terse-
but. Misalnya, adanya prasarana jalan yang bisa dilewati kendaraan bermotor di suatu
daerah terpencil akan memudahkan masuknya kendaraan-kendaraan bermotor seperti sepeda
motor atau mobil. Masyarakat setempat pu n akan membe li kendaraan bermotor kar ena
lebih memudahkan mobilitas sosial dibanding- kan dengan sarana transportasi tradisional
seperti kuda, dokar, dan sebagainya. Demikian pula halnya dengan alat-alat elektronik seperti
televisi, VCDDVD player, komputer, lemari es, dan lain-lain akan mudah diterima kalau sudah
ada jaringan listrik yang masuk.
5. Unsur baru yang terbukti mempunyai kegu- naan konkret dan terjangkau oleh kebanyakan
anggota masyarakat akan mudah diterima. Se- baliknya unsur baru yang belum terbukti kegu-
naanya dan tidak terjangkau oleh kebanyakan anggota masyarakat lebih sulit diterima. Pesa-
wat radio dapat diterima dengan mudah oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Menga-
pa? Karena pesawat radio memiliki manfaat yang nyata, yaitu sebagai alat untuk memper-
oleh hiburan dan informasi. Selain itu, keba- nyakan masyarakat juga memiliki kemampuan
untuk membelinya. Contoh lain adalah pro- gram listrik masuk desa. Program itu mudah
diterima warga setempat karena masyarakat bisa tahu manfaat terbangunnya jaringan lis-
trik di daerahnya. Listrik sangat berguna untuk penerangan dan untuk mengoperasikan alat-
alat elektronik yang dibutuhkan warga masya- rakat.
Contoh konkret lainnya adalah kebijakan pemerintah RI mengkonversi atau mengganti
penggunaan kompor minyak tanah dengan kompor gas. Selama ini masyarakat umumnya
menggunakan kompor minyak tanah untuk memasak maupun membuka usaha. Sejalan
dengan semakin mahalnya minyak tanah, pemerintah memutuskan untuk mengubahnya
dengan kompor gas. Tetapi, karena gas tergo- long mahal, pemerintah meluncurkan program
gas tiga kilogram dengan harga yang sangat murah. Bahkan pemerintah pun membagi seca-
ra gratis kompor gas dan sebuah tabung berisi gas. Kebijakan ini dilakukan untuk memper-
cepat proses peralihan dari kompor minyak tanah ke kompor gas.
Perubahan semacam ini tentu menimbulkan pro dan kontra. Meskipun demikian, masyara-
kat akan dengan senang hati beralih dari kom- por minyak tanah ke kompor gas jika perubah-
an ini menguntungkan. Misalnya, memang terbukti benar, bahwa menggunakan kompor
gas jauh lebih murah dari pada menggunakan kompor minyak tanah, baik untuk memasak di
rumah maupun untuk kepentingan usaha.
Demikianlah lima faktor penting yang meme- ngaruhi apakah sebuah masyarakat menerima
atau menolak perubahan sosial. T entu masih ada faktor-faktor lainnya yang tidak disebutkan di sini.
Kamu sendiri coba mencari dan mendiskusikan faktor-faktor lainnya yang memengaruhi diterima
atau ditolaknya sebuah perubahan sosial dan bu- daya. Apakah faktor-faktor tersebut nyata ada
dalam masyarakat?
Gambar 3.2.3 Majalah Playboy asal Amerika Serikat
sempat diterbitkan dalam Bahasa Indonesia untuk beberapa edisi. Karena diprotes masyarakat luas, kantor redaksi
majalah ini sempat pindah ke Bali sebelum akhirnya tidak terbit lagi. Ini menunjukkan perubahan nilai-nilai dan
budaya yang diusung majalah Playboy tidak cocok dengan nilai budaya bangsa Indoensia.
Sum ber:
ht tp:
www .g
am bar
.g oo
gle.c om
m aj
alah
Nah, dengan faktor-faktor tersebut, kamu se- benarnya sudah memiliki pengetahuan meng-
analisis setiap perubahan yang terjadi dalam
Di unduh dari : Bukupaket.com
100
Black 100 Cyan 100
masyarakat. Coba misanya membaca koran atau majalah yang memberitakan suatu kejadian di su-
atu daerah. Mengapa masyarakat menolak pemba- ngunan jalan tol? Mengapa masyarakat menolak
pembangunan reaktor nuklir pembangkit tenaga listrik? Mengapa masyarakat menolak tempat
pembuangan sampah akhir TPA?
Coba pahami berbagai gejala sosial sederhana itu dengan seperangkat teori sederhana yang su-
dah kamu pelajari di atas. Lakukan pengamatan sederhana, misalnya dengan membaca koran, ma-
jalah, atau menonton televisi. Setelah itu diskusikan masalah yang kamu baca tersebut dengan teman-
temanmu. Kemukakan pandangan atau pendapat- mu mengenai peristiwa-peristiwa tersebut. Jangan
takut untuk berpendapat, karena akan sangat membantu pemahamanmu sendiri. Mengapa ma-
syarakat menolak tempat perjudian?
3 .2 .2 K ec end er u ng an M asyar ak at
M em p er t ahank an K eb u d ayaan
Perubahan sosial dan budaya selain disebabkan oleh berbagai kebutuhan hidup yang dihadapi, ju-
ga disebabkan oleh pengaruh atau masuknya un- sur kebudayaan baru atau asing. Ada masyarakat
yang cenderung mempertahankan keadaan sosial budaya yang sudah ada. Mereka melakukan demi-
kian karena unsur yang mereka pertahankan sa- ngat berguna bagi masyarakatnya atau berguna
sebagai pedoman hidup bersama. Maka, jika terjadi perubahan justru akan menggoyahkan keseim-
bangan sistem sosial.
Misalnya, beberapa siswa Sekolah Menengah Pertama SMP membentuk sebuah kelompok te-
man sebaya peer group. Kelompok ini biasanya melakukan banyak hal secara bersama-sama, mi-
salnya m engerjakan tugas yang diberikan guru, melakukan penelitian sederhana, dan sebagainya.
Dalam perkembangannya, kebiasaan beberapa sis- wa yang merokok menyebabkan siswa-siswa lain
pun ikut merokok. Mereka bahkan mulai lupa akan misi awal pembentukan kelompok mereka dan mu-
lai malas-malasan ke sekolah. Mereka juga sering terlibat tawuran dengan siswa dari sekolah lain.
Tentu masyarakat setempat kecew a dengan cara hidup mahasiswa semacam ini. Mereka tidak
mungkin akan bisa mengubah cara dan pandangan hidup masyarakat desa. Masyarakat desa bahkan
mengecam cara hidup mahasiswa ini yang berten- tangan dengan nilai moral dan agama.
Ini adalah contoh sederhana bagaimana masya- rakat memilih mempertahankan nilai-nilai sosial
dan kebudayaannya daripada mengikuti perubah- an cara hidup sebagaimana ditunjukkan para ma-
hasiswa. Di sini tampak sekali kecenderungan kuat dalam masyarakat untuk mempertahankan
beberapa unsur kebudayaannya dan menolak unsur-unsur kebudayaan yang berasal dari kebu-
dayaan lain. Unsur-unsur yang dipertahankan ter- sebut ialah sebagai berikut.
Unsur yang mempunyai fungsi vital dan sudah
diterima luas oleh masyarakat. Misalnya, sistem kekerab atan pada masyara-
kat suku bangsa Batak Karo dan Batak T oba. Sistem kekerabatan dan solidaritas kekerabat-
annya mempunyai fungsi yang amat penting bagi kedua suku bangsa tersebut. Oleh sebab
itu, kedua suku bangsa ini cenderung memper- tahankan sistem kekerabatan mereka. Suku
bangsa lain di Indonesia pun mengalami hal yang sama. Kekerabatan memiliki fungsi sosial
sebagai perekat anggota marga. Karena itu, ma- syarakat akan menolak jika sistem kekerabatan
mereka diganti. Mereka juga akan berusaha mempertahankan sistem kekerabatan dari
ancaman pengrusakan pihak lain.
Gambar 3.2.4 Sistem kekerabatan dalam tatanan sosial
masyarakat Toraja di Sulawesi Selatan sangat kuat dan menjadi pengikat hubungan sosial. Salah satu bentuk
konkretnya adalah tata cara penguburan orang mati. Sistem sosial seperti akan sulit mengalami perubahan,
kecuali dipaksakan dari luar.
Sum ber:
In do
ne sia
n H er
ita ge
, j ili
d 9 , 2002.
Unsur yang diperoleh melalui proses sosialisa- si sejak kecil dan sudah terinternalisasi dalam
diri anggota masyarakat. Misalnya, makanan pokok masyarakat. Seba-
gian besar anggota masyarakat Indonesia sejak kecil terbiasa makan nasi sebagai makanan po-
kok mereka. Maka, meskipun beberapa golong- an masyarakat mengenal makanan lezat dari
Di unduh dari : Bukupaket.com
101
Black 101 Cyan 101
Cina, negara-negara Barat, dan negara-negara luar lainnya, masyarakat Indonesia tetap mem-
pertahankan nasi sebagai makanan pokok. Me- reka tidak menggantikan nasi dengan roti atau
jenis makanan lainnya sebagai makanan pokok sehari-hari.
Hal yang sama juga terjadi dengan beberapa suku dan masyarakat di luar Jawa. Karena sejak
kecil orang Papua diperkenalkan dan terbiasa makan Sagu, mereka akan terus mempertahan-
kan jenis makanan ini. Kita akan melakukan kesalahan jika memaksa masyarakat Papua
mengganti makanan pokoknya dari sagu menjadi nasi.
Unsur kebudayaan yang menyangkut sistem keagamaan atau religi.
Seperti kita ketahui, sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam. Tetapi jauh sebelum
datangnya agama Islam ke Indonesia, agama Hindu dan agama asli Indonesia telah berkem-
bang. Oleh karena itu, meskipun sebagian besar penduduk Indonesia sudah memeluk agama
Islam, namun upacara-upacara yang kental de- ngan tradisi Hindu dan agama asli tetap dija-
lankan. Misalnya, kalau salah seorang anggota keluarga muslim meninggal dunia, pihak kelu-
arga masih mengadakan selamatan untuk al- marhum pada hari ke-3, hari ke-7, hari ke-40,
hari ke-100, dan hari ke-1000 setelah ia mening- gal. Kebiasaan membakar kemenyan ketika ada
yang meninggal dunia juga masih dijumpai. Kebiasaan-kebiasaan ini tidak ada dalam ajar-
an agama Islam, tetapi sebagian umat Islam di Indonesia tetap melaksanakannya.
Unsur-unsur yang menyangkut ideologi dan falsafah hidup.
Tiap masyarakat memiliki ideologi dan falsafah hidup yang dipegang teguh. Misalnya, bangsa
Indonesia, tetap dengan teguh mempertahankan Pancasila sebagai ideologi dan falsafah hidup
bangsa. Beberapa kali ada kelompok, baik yang datang dari dalam maupun dari luar negeri, ber-
usaha mengganti ideologi Pancasila dengan ide- ologi lain. Namun usaha-usaha tersebut tidak
berhasil. Ini membuktikan bahwa Pancasila di- terima dan dipegang teguh sebagai ideologi bang-
sa.
3 .2 .3 K ec end er u ng an M asyar ak at
u nt u k B er u b ah
Ada masyarakat yang cenderung memperta- hankan unsur-unsur kebudayaannya dengan ber-
bagai faktor yang menyebabkan mereka berbuat demikian. Namun, ada juga yang sebaliknya. Ada
masyarakat yang cenderung berubah dengan alasan- alasan pendukungnya.
Mengapa demikian? Kenyataan sosial sehari- hari y ang d ihadapi m asyarakat b ukanlah s uatu
keteraturan yang kaku dan mutlak. Suatu perubah- an dapat terjadi karena faktor-faktor yang berasal
dari dalam masyarakat itu sendiri faktor intern maupun faktor-faktor yang berasal dari luar fak-
tor ekstern seperti yang sudah kita pelajari pada Kompetensi Dasar 3.1 di atas.
Kadang, suatu perubahan sosial dan kebuda- yaan memang dikehendaki oleh suatu masyarakat
sebab kehidupan memang terbuka bagi suatu per- ubahan dan perbaikan. Ada beberapa faktor yang
mendorong munculnya kecenderungan perubah- an dalam masyarakat atau kebudayaan, di antara-
nya sebagai berikut. Rasa tidak puas masyarakat atas keadaan dan
situasi yang ada, sehingga muncul keinginan untuk memperbaikinya.
Kesadaran akan adanya kekurangan dalam ke- budayaan sendiri. Kesadaran ini mendorong
masyarakat melakukan berbagai usaha mem- perbaiki kekurangan dalam kebudayaannya.
Pertumbuhan masyarakat menyebabkan tim- bulnya keperluan, keadaan, dan kondisi baru.
Karena itu, masyarakat menyesuaikan diri de- ngan perubahan tersebut.
Ada kesulitan-kesulitan yang tidak dapat diatasi dengan sistem kebudayaan yang ada. Oleh se-
bab itu, masyarakat mencari cara baru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.
Gambar 3.2.5 Ziarah ke kubur adalah salah satu unsur
kebudayaan yang menyangkut sistem keagamaan atau religi. Kebiasaan ini masih tetap dipertahankan masyarakat
Indonesia di tengah zaman yang berubah.
Sum ber:
In do
ne sia
n H er
ita ge
, j ili
d 9 , 2002.
Di unduh dari : Bukupaket.com
102
Black 102 Cyan 102
Bertambahnya kebutuhan hidup yang didu- kung oleh keinginan untuk meningkatkan taraf
hidup lebih sejahtera. Sikap terbuka dari masyarakat yang bersang-
kutan terhadap hal-hal baru, baik yang datang dari dalam maupun dari luar, dan sikap toleran-
si terhadap hal-hal yang menyimpang dari ke- biasaan.
Bagaimana pun, setiap perubahan selalu mem-
bawa serta akibat atau ekses. Ada dua ekses per- ubahan yang utama, yakni terciptanya integrasi
sosial dan terjadinya disintegrasi sosial. Bagaimana kedua keadaan ini bisa terbentuk akan diuraikan
berikut.
A. Integrasi sosial