242
7 .1 .6 Ind onesia pad a Masa Ref or m asi
Reformasi dipakai sebagai istilah untuk menye- but rezim kekuasaan pasca kejatuhan Orde Baru.
Sebagaimana sudah kita pelajari, berbagai krisis yang mendera Orde Baru menyebabkan pemerin-
tah Orde Baru mengakhiri kekuasaannya. Tuntutan reformasi yang mulai marak dikemukakan sejak
Soeharto terpilih kembali untuk periode 1998–2003 ditambah krisis ekonomi yang mendera bangsa In-
donesia sejak pertengahan tahun 1997 dan demons- trasi mahasiswa selama bulan Mei 1998 ber hasil
mendesak pemerintah O rde Baru meng akhiri kekuasaannya.
Zaman Reformasi dipakai unt uk menyebut masa kepemimpinan para presiden pasca lengser-
nya Soeharto, yakni B. J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bam-
bang Yudhoyono. Entah sampai kapan kita mema- kai istilah reformasi ini untuk menyebut atau men-
deskripsikan sebuah rezim kekuasaan. Pada sub bab 7.1.6 ini kita akan mempelajari keadaan sosial
politik pemerintahan pada masa reformasi.
A. Presiden-presiden yang memerintah pasca Presiden Soeharto
Setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri, Indonesia mengalami 4 kali pergantian kepala ne-
gara. Berturut-turut Indonesia dipimpin oleh BJ. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekar-
no Putri, dan Susilo Bambang Yudoyono.
a. B.J. Habibie
Habibie menjadi Presiden RI setelah Soeharto menyatakan mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.
Presiden Habibie membentuk kabinet baru yang diberi nama Kabinet Reformasi Pembangunan. Pada Si-
dang Umum MPR tahun 1999, laporan pertang- gungjawaban Habibie sebagai Presiden ditolak
anggota MPR. Oleh karena itu, ia tidak bisa menca- lonkan diri lagi sebagai calon presiden.
Beberapa peristiwa pada masa pemerintahan Habibie antara lain: Sidang Istimewa MPR 10–13
November 1998, pengurangan anggota militer se- bagai anggota DPR secara bertahap, pemisahan
POLRI dari ABRI, Timor Timur lepas dari Indone- sia, munculnya banyak partai, dan Pemilu 1999.
b. Abdurrahman Wahid
Abdurrahman Wahid terpilih sebagai presi- den menggantikan B. J. Habibie setelah memenangi
pemilihan Presiden pada Sidang Umum MPR pada tanggal 20 Oktober 1999. Presiden Abdurrahman
Wahid didampingi Megawati Soekarno Putri seba- gai Wakil Presiden. Kabinet Presiden Abdurrahman
Wahid diberi nama Kabinet Persatuan Nasional. Abdurrahman Wahid menjadi Presiden dari
29 Oktober 1999–23 Juli 2001. Pada tahun 2001, MPR mengadakan Sidang Istimewa dan meminta Abdur-
rahman Wahid untuk meletakkan jabatanny a se- bagai Presiden.
c. Megawati Soekarnoputri
Dalam Sidang Istimewa pada bulan Juli 2001, MPR mengangkat Megawati Soekarnoputri sebagai
Presiden RI menggantikan Abdurrahman Wahid. Pengangkatan Megawati Soekarnoputri ini didasar-
kan pada Tap MPR No. IIIMPR2001 dengan masa jabatan terhitung dari hari di mana Presiden meng-
ucapkan Sumpah Presiden sampai tahun 2004. Se- mentara itu, yang terpilih sebagai W akil Presiden
adalah Hamzah Haz.Presiden Megawati Soekarno- putri akhirnya mengumumkan kabinetnya yang
diberi nama Kabinet Gotong Royong pada tanggal 9 Agustus 2001. Pada masa pemerintahan Megawati
Soekarnoputri, pemerintah berhasil melaksanakan pemilihan umum.
d. Susilo Bambang Yudoyono
Susilo Bambang Yudoyono menggantikan Me- gawati Soekarnoputri menjadi Presiden RI. Susilo
Bambang Yudoyono berpasangan dengan Y usuf Kalla berhasil memenangi pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden dalam Pemilu tahun 2004. Kabinet yang dibentuk Presiden Susilo Bambang Yudoyono
diberi nama Kabinet Indonesia Bersatu.
B. Peristiwa-peristiwa di bidang politik
Ada beberapa peristiwa pentin g selama masa reformasi yang menandai kehidupan masyarakat
di bidang politik, antara lain kemerdekaan menyam- paikan pendapat di muka umum, belum terwujud-
nya reformasi yang dicita-citakan, pelaksanaan Pemilu 1999, Timor Timur lepas dari Indonesia, pe-
laksanaan Pemilu 2004.
a. Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum
Aspek yang kemudian sangat jelas berubah ada- lah kebebasan warga negara untuk mengungkapkan
kehendak dan pemikirannya. Presiden Habibie membuka keran kebebasan seluas-luasnya bagi ma-
syarakat untuk menyatakan pikiran dan penda - patnya di muka umum sebagaimana diatur dalam
Pasal 28 UUD 1945 sebelum diamandemen. Masyarakat menanggapinya dengan menerbit-
kan berbagai macam media cetak baru. Semangat kebebasan mengemukakan pikiran dan pendapat
ini di dukung dengan penghapusan Surat Izin Usa-
Di unduh dari : Bukupaket.com
243
ha Percetakan dan Penerbitan SIUPP yang selama masa kepemimpinan rezim Orde Baru menjadi
“hantu” yang sangat menakutkan insan pers. Pada saat yang sama lahir UU No. 9 Tahun 1998
tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum. Dengan kebebasan tersebut, semangat
masyarakat untuk menyampaikan opini dan pen- dapatnya dalam berbagai demonstrasi semakin
banyak dan leluasa. Sejak itu berkembanglah ge- rakan transparansi, demokratisasi, dan partisipasi
aktif rakyat dalam kehidupan politik. Pemerintah mulai banyak mendengarkan aspirasi rakyat se-
belum mengambil keputusan karena rakyat tidak segan-segan mengungkapkan tuntutannya dalam
bentuk demonstrasi-demonstrasi. Habibie juga me- nyetujui dibebaskannya beberapa tahanan politik
dan narapidana politik, terutama tahanan politik Or- de Baru.
b. Reformasi setengah hati
Sejak berlakunya UU No. 28 tahun 1999 ten- tang penyelenggaraan negara yang bersih dan be-
bas dari KKN, hampir tidak ada perubahan yang yang berarti dalam praktik pemerintahan Indone-
sia. Desakan untuk menghilangkan praktik korupsi sering lebih menjadi jargon politik daripada upaya
nyata. Meskipun demikian, pemerintah terus berusaha memberantas KKN sebagaimana diama-
natkan UU.
c. Pemilu 1999
Kehidupan politik nasional mengalami peru- bahan yang demokratis sejak pemerintahan Habi-
bie dengan munculnya partai-partai politik baru. Pelaksanaan Pemilu dilakukan pada Bulan Juni
1999. Dari 100 partai politik y ang terdaftar, hanya 48 partai politik yang dinyatakan memenuhi per-
syaratan untuk mengikuti pemilu. Pemilu dilaksa- nakan untuk membentuk sebuah pemerintahan
baru yang kuat, dapat dipercaya, dan mampu me- nyelesaikan berbagai krisis yang melanda bangsa
Indonesia. Pemilihan umum kali ini dilakukan de- ngan sistem distrikperwakilan dan asas Langsung,
Umum, Bebas, dan Rahasia LUBER. Pemilu ber- langsung tertib, aman dan hasilnya bisa diper-
tanggungjawabkan. Lima partai utama yang mengumpulkan suara
terbanyak dalam Pemilu 1999 adalah sebagai beri- kut.
1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP
yang diketuai Megawati Soekarnoputri.
2. Partai Golkar Golongan Karya yang diketuai
Akbar Tanjung.
3. Partai Persatuan Pembangunan PPP yang di-
ketuai Hamzah Haz.
4. Partai Kebangkitan Bangsa PKB yang diketu-
ai Matori Abdul Djalil.
5. Partai Amanat Nasional P AN yang diketuai
Amien Rais.
Karena tidak ada partai politik yang memper- oleh suara mayoritas dalam Pemilu tahun 1999,
maka Abdurrahman Wahid terpilih sebagai Pre-
siden RI dalam sidang umum MPR 1999. Sedangkan Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai W akil
Presiden RI.
Gambar 7.1.6
Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI dalam Pemilihan
Umum pada tahun 1999.
sum ber:
In do
ne sia
in the
S oe
ha rto
Y ea
rs
d. Timor Timur lepas dari Indonesia