Bagaiman terkait media belajar yang digunakan dalam pembelajaran?

214 Jawaban: Ya kami bersama madrasah, bersama pak arif fuad KA madrasah. Namun finalnya tetap di haturkan ke pak Kyai. Kita hanya pelaksana, tapi yang memutuskan tetap pengasuh pak Kyai. Sebagus apapun rencana kita tapi ketika pak Kyai tidak meridhoi maka tidak kita jalankan. Kita punyai keyakinan, bahwasanya guru itu lebih memahami akan diri kita, ketimbang diri kita sendiri. Guru lebih memahami karakter dalam diri kita, daripaa kita yang mempuunyai karakter itu yang kadang tidak sebegitu dalam memahaminya, itu ketika dlam kita taklim juga menjalskan seperti itu kitab acuan pendidikan ponpes. Maka saat kita mengajukan itu kepada Pak yai maka kita tidak perlu mempresentasikan masing-masing dari rencana atau kompetensi para pendidik secar detail, karena guru sudah mengerti. Etika pesantren seperti itu.

20. Terkait Pendidik muda, Apakah ditradisikan dalam pesnatren atau

Kemauan pribadi? Jawaban: Pada dasarnya, dalam pendidikan di pesantren itu ada istilah berkhitmah. Berkhitmah itu melayani atau mengabdi. kita percaya, kalau pembelajaran di pesantren belum disempurnakan dengan berkhitmah, itu ilmunya belum sempurna. Istilahnya kalau berkhitmah itu membersihkan diri. Dalam rangka menurunkan ilmu, menurunkan apa yang telah kita dapat setelah dimadrasah. Tidak hanya bisa mongong dan tahu saja, tapi bagaimana ilmu yang sduah didapat dan bisa mengamalkannya. Itu secara otomatis dari teman-teman. Walaupun yang ngatur mereka ditempatkan dimana itu dari pondok tapi mereka setelah tamat mau disini atau mau dimana itu dari temen-temen tamatan sendiri yang memilih. Maka dulu kita juga didik bahwa ketika misal kita didik 6 tahun dimadrasah maka ilmumu akan sempurna jika sudah berhikmat 6 tahun juga. Maksudnya ketika kita analogi, ketika kita ngaji tingkat awwliyah, Wustho, Ulya, supaya ilmu kita sempurna, kitapun harus pernah mengajar tingkat awwliyah, Wustho, dan Ulya. Ada menerima ada memberi. Beda saat kita pernah menerima tapi tidak mengmalkan. Karena kadang paham cepat tapi untuk melekatkan itu susahnya. Terkait pendidik dari luar, Itu juga kami lihat loyalitas yang mereka tunjukan. Itupun juga biasanya karena yang sudah menetap dipwr. Ataupun yang dulu santri sini lalu keluar untuk meningkatkan ilmu. Lalu kembali lagi. Misal ada yang madrasah disini lalu melanjutkan belajar diperguruan tinggi di lirboyo surabaya misal lalu kembali mengjar disni. 90a alumni 10 dari luar. Terkait upah, Sebenarnya untuk kita tabu membicarakkannya. Ketika dipesantren itu tabu. Tapi ketika kita berikan imbalan kepada mereka ya mereka istilahnya tidak melihatnya. Karena mereka tidak melihat