Keaktifan Muhafadhoh Perencanaan Pembelajaran Madrasah Diniyyah An-Nawawi

154 WIB sampai 22.15 WIB adalah hal yang dapat ditolerir. Namun untuk kelas Awwliyah yang masih dalam persebaran umur 13 tahun, maka terkadang hal itu menjadi kendala tersendiri. Salah satunya adalah mengantuk saat pelajaran berlangsung. Hal ini juga ditemukan langsung oleh peneliti saat mengamati kelas Awwaliyah. Dimana ada seorang santri yang tertidur saat pembelajaran berlangsung. Santri tersebut tertidur hingga usai kelas. Dengan penuh rasa toleransi pendidik saat itu membiarkan santri itu tidur dengan alasan kasihan karena kelelahan. Hal seperti diatas adalah salah satu kendala saat waktu jam tatap muka dipukul rata menjadi 60 menit untuk semua kelas. Peristiwa tidurnya santri tingkat Awwaliyah dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada berbagai sumber sering terjadi. Oleh karena itu, seyogyanya untuk memperlancar dan agar pembelajaran dapat tepat guna maka pihak madin perlu menilik regulasi terkait jam tatap muka yang dianjurkan oleh kemenag RI agar pembelajaran dapat berlangsung dengan efisien dan efektif. 2 Buku teks pelajaran Dalam regulasi yang dicanangkan oleh Kemenag RI, buku teks pembelajaran digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sementara jumlah buku teks disesuaikan dengan kebutuhan santri. 155 Dalam madin buku teks pelajaran berupa kitab-kitab dari berbagai pelajaran yang diadakan oleh madin. Kitab dalam pembelajaran madin sangatlah penting dan vital. Hal itu dikarenakan kitab adalah acuan dan pedoman utama dari pelajaran yang dipelajari. Kitab menjadi esensial dalam pembalajaran madin karena digunakan oleh para santri untuk menyimak dan menulis apa yang telah diterangkan oleh pendidik. Setiap yang telah diterangkan, diterjemahkan, dijelaskan oleh pendidik ditulis ulang oleh santri dalam kitab masing-masing. Dapat dikatakan semua pembelajaran dimadin berjalan dengan konsep seperti itu. Oleh karena itu, menjadi hal yang wajib untuk para santri untuk mempunyai kitab secara individu dan selalu membawanya saat pembelajaran berlangsung karena merupakan sumber pembelajaran yang utama dalam Madin An-Nawawi. Adanya regulasi khusus terkait kitab pada Madin An-Nawawi terkait pengecekan kitab para santri membuat pembelajaran di madin menjadi lebih efektif. Pengecekan yang diadakan diakhir masa ajar, guna mengecek apakah keterangan-keterangan yang ditulis di kitab masing-masing santri ditulis dengan benar atau tidak, disiplin atau tidak, membuat santri lebih memperhatikan saat KBM berlangsung. Jika diketahui santri menulis keterangan dengan sembarangan atau tidak sesuai dengan apa isi kitab, maka dapat berakibat tinggal kelas. Regulasi madin ini menjadikan pembelajaran saat KBM berlangsung 156 khidmad. Regulasi tersebut sangat melindungi pembelajaran agar belangsung dengan kondusif. Dalam pengamatan peneliti, adanya kitab sebagai sumber pembelajaran yang utama sudah sesuai dengan regulasi Kemenag RI untuk menggunakan buku teks pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam mencapai tujuan pembelajaran. 3 Pengelolaan kelas Pengelolaan kelas merujuk pada kompetensi pendidik dalam membuat kelas menjadi kondusif serta kemampuan pendidik agar materi dapat tersampaikan dengan sempurna pada santri. Mengacu pada anjuran Kemenag RI terkait hal tersebut adalah kemampuan pendidik untuk dapat mengkondisikan santri dalam hal-hal sebagai berikut. a Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk santri sesuai dengan tujuan dan karakteristik pembelajaran b Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh santri c Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah dimengerti oleh santri d Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar santri e Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran