Kelassemester Perencanaan Pembelajaran Madrasah Diniyyah An-Nawawi

142

e. Alokasi waktu

Dinyatakan dalam Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Nomor: 3203 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pengelolaan dan Penilaian Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah, bahwa alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai. Meskipun perencaan Madrasah Diniyah An-Nawawi masih sederhana, namun secara global alokasi waktu tiap pelajaran dalam madrasah diniyyah telah disesuaikan dengan tingkat kesulitan pelajaran yang dipelajari. Dalam tabel dalam hasil penelitian pada halaman 85-87 di atas, telah dipaparkan bagaiamana pelajaran dalam Madrasah Diniyyah An- Nawawi dari masing-masing tingkatan telah diatur secara sistematis. Tabel tersebut mengatur kuantitas jam yang harus ditempuh oleh masing- masing tingkatan dalam satu minggu dan telah menjadi pedoman dari madrasah untuk merumuskan penjadwalan dengan pihak pendidik dalam tiap masa ajaran baru. Hal ini menunjukkan bahwa pengalokasian waktu Madrasah Diniyyah An-Nawawi telah dilaksanakan secara matang dan tersetruktur. Dari tabel tersebut juga dapat kita simpulkan bahwa perumusan jam dalam pembelajaran selama satu minggu juga memperhatikan aspek kesulitan masing-masing pelajaran. Misalnya pada tingkat III MDW, 143 dapat kita lihat bahwa pelajaran Nahwu dan shorof adalah pelajaran terkait gramatika Arab mendapatkan 2 jam pelajaran dalam satu minggu, sementara pelajaran tauhid, pelajaran terkait teologi tentang Aqidatul Awal, sifat-sifat tuhan dan yang berhubungan tentang teologi dasar, dll. hanya mendapat porsi satu jam dalam satu minggu. Hal itu menunjukkan bahwa pertimbangan-pertimbangan alokasi jam pelajaran sudah menjadi perhatian dalam Madrasah Diniyyah An-Nawawi, karena nahwu-shorof mempunyai tingkat kesulitan yang lebih dibanding mata pelajaran di atas. Namun dalam penentuan alokasi jam per fanpelajaran belum menggunakan pertimbangan yang rinci dan detail. Hal ini terlihat dari tidak adanya silabus atau KD yang digunakan dalam menetukan jam pelajaran. Dalam madrasah diniyyah An-Nawawi memang belum menggunakan silabus ataupun KD dalam perencaannya. Walaupun dalam perencanaannya juga sudah mempunyai batasan materi yang harus dikuasai seperti fungsi KD dan silabus, tapi masih dalam bentuk yang sederhana dan global.

f. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Seperti yang telah diungkapkan di atas, bahwa dalam perencanaan pembelajaran Madrasah Diniyyah An-Nawawi belum menggunakan KD kompetensi dasar secara detail. Namun tetap ada batas misteri yang harus dikuasai oleh 144 santri dan batas minimal penyampaian materi masing-nasing fan dalam perencanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran secara spesifik tidak ada secara tertulis dan tersurat.

g. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar santri mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik santri dan KD yang akan dicapai. Untuk sekolah formal, metode dalam madin yang dipaparkan dalam hasil penelitian pada halamam 98-99 di atas, memang terlihat tradisional. Namun untuk madrasah diniyyah yang kajian utamanya adalah ilmu agama dengan sumber utama berupa kitab. cara itu cukup efektif dilakukan dengan sesekali melakukan mencongak dengan menunjuk acak santri agar tetap menjaga konsentrasi santri. Pelajaran hadits yang mempelajari tentang perkataan para orang sholeh jaman dahulu sebagai testimoni keabsahan sebuah ajaran, memang bersifat sangat teoritis dan hanya dapat diperoleh melalui membaca. Tingkatan Ulya dengan umur antara 16-17 tahun, metode ini sudah cukup efektif melihat jenis ilmu yang diajarkan memang tidak membutuhkan praktek dan interaksi yang terlalu banyak. Regulasi sistemik yang dirancang oleh pihak madrasah diniyah juga dinilai peneliti cukup membantu dalam jenis pelajaran yang cenderung lebih dominan pendekatan secara teori. Dimana pihak