Sumber belajar dan media pembelajaran

149 Hal yang berbeda adalah ujian tertulis dilakukan setiap akhir semester dan soal ujian tertulis merupakan soal essay dengan jumlah soal hanya 8 soal untuk semua pelajaran. Delapan soal dan tidak dibulatkan menjadi genap 10 soal adalah hal aneh langka yang terjadi. Alasan pihak madrasah hanya membuat 8 soal saja sangatlah filosofis Disamping merupakan tradisi Pondok Pesantren An-Nawawi sejak dulu. Dikonfirmasi oleh Pak MJ selaku kepala pondok dan Pak FM selaku kepala madrasah, bahwa soal delapan melambangkan ketidak sempurnaan manusia sebagai insan ciptaan tuhan. Dan kesempurnaan itu hanya dimilki oleh Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan. Bahkan untuk mencapai nilai sembilan pun manusia tidak pantas. Oleh karena itu, tradisi soal hanya delapan masih dipertahankan oleh pihak madrasah. Nilai murni dari hasil Imtihan ujian tersebut nantinya juga akan menjadi acuan pertimbangan perangkingan kelas yang juga akan dikomparasikan dengan aspek lainnya.

b. Akhlaq

Akhlaq menjadi pertimbangan baik dalam kenaikan kelas atau pun pada tahap pemilihan santri teladan. Saat nilai kognitif santri berada pada nilai rata-rata dibawah 5,5 maka pihak madrasah dalam rapat pleno kenaikan kelas akan mempertimbangakan akhlaq santri tersebut. Hal tersebut juga termasuk pelanggaran-pelangaran apa saja dan tingkat pelanggarannya. Jika selama pembelajaran santri berkelakuakan baik, maka santri cenderung untuk dinaikan. Namun 150 jika pelanggaran yang dilakukan oleh santri banyak dan tidak ada pendidik ataupun mustahiq yang melakukan pembelaan terhadap santri tersebut maka kemungkinan besar santri tersebut rodek atau tinggal kelas.

c. Keaktifan

Keaktifan juga menjadi pertimbangan dalam penilaian hasil belajar. Seperti Alpha dalam satu semester tidak melebihi 15 hari, Catatan bolos dalam satu semester tidak melebihi 10 kali. Hal tersebut berpengaruh pada naik tidaknya santri.

d. Muhafadhoh

Muhafadoh menjadi hal yang sangat berpengaruh dalam menentukan penilaian terhadap santri karena walaupun santri punya prestasi dan sifat yang baik muhafadhoh tetap dapat membuat santri tersebut tidak naik kelas. Namun madrasah masih cukup bijak dalam memandang muhafadhoh sebagai hafalan wajib santri, pasalnya pihak madrasah masih memberi ruang pada santri yang memang secara IQ dan kecerdasan hafalan rendah untuk tetap naik kelas walaupun dia tidak lulus hafalan. Prinsip menghafal di Madrasah An-Nawawi adalah sebagai sarana untuk dapat mengusai suatu disiplin ilmu, dan hafalan bukan tujuannya. Serta pirnsip bahwa kecerdasan dan pengetahuan yang didapat oleh santri bukanlah berasal dari pendidik, melainkan dari Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan Yang Maha Kuasa. 151 Hal-hal yang bersifat nonkognitif seperti diatas, terlihat masih sangat dijaga di pendidikan madrasah. Hal itu mencerminkan bahwa pendidikan pesantren yang direpresentasikan dalam pendidikan madrasah memang bukan pendidikan yang hanya mengejar ilmu secara teori dalam bidang agama, namun yang paling penting adalah implemtasi dan kesungguhan santri dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Itu menjadikan kredit tersendiri dan membedakan dengan lembaga pendidikan lain. Walau berasal dari pesantren yang berbasis salaftradisional, namun dalam pembelajarannya, madrasah diniyyah masih relevan dengan pendidikan sekarang. Hal itu tercermin dari konsep punish dan reward untuk mentreatment para santri. Hukuman diberikan secara variatif dan sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilanggar. Mulai dari disuruh membaca Al- Qur’an di teras kantor pondok, disuruh berdiri di depan asrama putri, berendam dalam kolam, gundul, sampai di keluarkan dari pondok. Pelanggaran yang dilakukan pun bervariatif mulai dari membawa handphone, tidak sholat bejamaah, mencuri pakaian, merokok, sampai ketahuan berhubungan dengan santri putri. Variasi hukuman tersebut dilakukan untuk menimbulkan efek jera pada santri. Hal tersebut juga dirasa efektif dalam menimbulkan efek jera. Saat peneliti mewawancari santri terkait hukuman-hukuman tersebut, santri terlihat sangat takut saat menceritakannya. 152 Sementara reward diperuntukan untuk santri-santri yang berprestasi di kelas. Reward berupa kitab-kitab untuk pembelajaran berikutnya sampai dibebaskan santri dari pembayaran uang SPP untuk setahun kedepan. Ini sangat bagus dalam memacu santri untuk berprestasi. Tidak hanya itu, pihak madrasah juga pada event tertentu mengadakan lomba-lomba yang sifatnya mendidik seperti lomba pidato, paling rajin ke perpustakaan, lomba tahunan pidato perwakilan himpunan, santri teladan. Hadiah berupa kitab, sertifikat, beasiswa misal gratis untuk semester depan. punish dan reward yang diberlakukan di madrasah diniyyah sangat baik dalam menggiring santri untuk lebih bersikap positif.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Madrasah Diniyyah An-Nawawi

a. Persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran

1 Alokasi waktu jam tatap muka pembelajaran Regulasi yang ditetapkan oleh Kemenag RI dalam pengalokasian waktu jam tatap muka dalam pembelajaran adalah bertingkat dari Awwaliyah sebagai kelas terendah sampai tertinggi Ulya. Dengan demikian tiap tingkatan kelas mempunyai durasi jam tatap muka yang berbeda antar satu dan lainnya. Walaupun secara teknis selisih waktu antar satu dan lainnya tidaklah terpaut jauh, hanya berkisar antara 5 sampai 10 menit. Berikut adalah alokasi tatap muka yang dianjurkan oleh Kemenag RI.