Siapa yang merancang konsep-konsep pelaksanaan pendidikan Madrasah

217 Transkip wawancara dengan kepala madrasah HariTanggal : Kamis, 18 Desember 2014 Pukul : 19.30 – 21.30 WIB Tempat : Kantor Pondok Pesantren Narasumber : Pak Ari Fuat Marzuki Pekerjaan : Kepala Madrasah

1. Bagaimana terkait perencanaan pembelajaran dimadrasah Diniyyah

An-Nawawai? Jawaban: Semuanya sudah diatur di manhaj, dan semua keputusan berrdifat bukan dari pengurus madrasah tapi dari intruksi pengasuh, terlebih untuk mapelFan dalam istilah madrasahnya. Kalaupun kita sifatnya hanya mengsulkan dari acc tetap dari pengasuh. 2. Apakah dengan kata lain tidak Berarti tidak menggunakan silabus, kurikulum, KD? Jawaban: Tidak, langsung dimanhaj semuanya, diatur secara global.

3. Bagaimana

terkait penjadwalan dan Perumusannya pembelajarannya? Jawaban: Itu dari kepengurusan madrasah, dimana kalo dari dewan asatitnya guru, karena kita juga merangkul alumni disamping pengajar yang mukim di sekitar pondok, ini kan ada yang dari alumni yang notabene sudah punya kedudukan diluar, mungkin jadi tokoh masyarakat ataupun lainnya sehingga untuk menyesuiakannya kita melihat dari kesibukan masing-masing. Sebelum jadwal terbuat biasanya kita konsultasikan ke masing-masing person, istilahnya untuk bertanya,‖sagete dinten nopo?‖ nanti kalau sudah ada kepastian, kita prioritaskan yang dari luar pondok dulu yang milih waktu, kalau yang dari sini insyaallah setiap waktu bisa. Untuk materi fan yang langsung dari almukarom, itu kalau pelajaran nahwu alat membaca kitabgramatika ataupun yang bersifat gramar bahasa arab eksak kalau dalam bahasa sekolahnya, tidak boleh dihari-hari dimana setelah Magrib ada pengajian dimaksudakan agar beban pikir anak-anak tidak terlalu berat. Karena kalau Magrib sudah ada pelajaran eksak, malem nya nanti kendor kalau pelajaran berat lagi. Diusahakan malamnya diambil palajaran yang tidak berat seperti ahklak, dll. 4. Bagaimana terkait perumusan materikitab? Jawaban: Masing-masing dari setiap kitab, kalau secara keseluruhan sudah ada dari dulu ketika masih berformat pondok salaf murni, nanti 218 kalau ada penambahan perlu pengurangan tentunya kita maturkan ke pengasuh, seperti dulu disini tidak ada kitab, al ikthon, al ngusnu hamidiyah dll, setelah ijasah pondok minta disetarakan dengan ijasah sekolah, oleh kemenag diharuskan untuk menambahkan beberapa mapel tertentu, kemudian kita sowankan ke almukarom ketikan di ACC ya kita masukan, terus ada pelajaran yang dirasa sudah cukup ditingkat bawahnya yang diatas kita kurangi, ataupun kitab-kitab yang disini kiranya belum komplit bisa kita ambilkan di pondok-pondok yang lebih besar, jadi untuk materinya kalau disini tidak ada spesifikasi jurusan, beda kalau pondok-pondok lain yang misal di klirap spesialis nafwu, lirboyo spesialis fiqh. tapi kalau disini walaupun sedikit-sedikit tapi diambil semuanya, tidak dispesifikasi mengarah pada satu mapel. 5. Apakah menggunakan sistem kelas dan semester? Jawaban: Diambil 6 bulan satu semesteran nihfu sanah semester awal dan akhirus sanah semester akhir. 6. Berdasar pada apa perumusan pembagian kelas? Jawaban: Mulai tahun ini, kalau anak-anak yang tidak naik kelas kita jadikan satu agar penanganannya mudah kalau yang dulu disebar. Mulai tahun ini. Kalau kelas A imagenya adalah kelas yang dulu pernah tinggal kelas. Tapi kalau lainnya tidak difavoritkan berdasar kemampuan. Sebenarnya juga ada kekurangan dan kelebihannya, kekurangan tentunya nanti untuk memberikan materinya harus tlaten dan sedikit lambat, motivatornya juga berat, tap kelebihannya mudah untuk fokus. 7. Bagaimana terkait perumusan Aaokasi waktu? Jawaban: Alokasi waktu yang pokok kita ambil setelah isa, dua jam pelajaran diselingi istirahat 15 menit, kalau diluar itu yang setelah madrasah kita adakan ekstra bagi teman-teman yang tidak sekolah, untuk jenjang yang sudah kuliah ada kitab muhadad, ada ngaji sorogan. Untuk yang sudah lulus Ulya, yang Ulya pun boleh ikut asal tidak mengggangu pelajaran pokok mereka. Pokok maksutnya yang setelah isa dari jam 20.00 sampai jam 22.15. diluar itu seua bersifat les, les yang setelah madrasah itu, itu untuk tekanan ke anaknya tidak begitu wajib karena itu sifatnya monggo untuk yang mau ikut. Kecuali kalau memang ada les-les kitab-kitab yang tidak mungkin diakhir tahun ajaran khatam sehingga mengharuskan untuk menambah jam, seperti kitab tafsir. Kemudian kalau bakda subuh, tidak dijawalkan pukul berapa-berapanya karena waktu subuh itu maju dan mundur dengan kalender komariah itu, menganut itu oleh karenanya tidak diberi pukul tetap dan di serahkan untuk masih- masing pengampu untuk memberi sebuah kebiasaan atau bikin kontrak dengan teman-teman santri untuk masuk jam berapa-jam