Fungsi pesantren Pondok Pesantren

36 4 Selain pola di atas, juga ada pondok pesantren yang telah memiliki tempat untuk pendidikan Keterampilan, seperti peternakan, perkebunan dan lain-lain. 5 Pondok selanjutnya, disamping juga memiliki pola seperti pondok keempat, juga terdapat bangunan-bangunan seperti: perpustakaan, dapur umum, ruang makan, kontor administrasi, toko dan lain sebagainya. Pondok pesantren tersebut telah berkembang atau bisa disebut pondok pesantren pembangunan.

2. Pondok Pesantren An-Nawawi

Pondok An-nawawi Berjan, Desa Gintungan, Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo didirikan pada tahun 1870 M oleh Al Marhum Al Maghfurlah KH. Zarkasyi dengan nama “Miftahul Huda”. KH. Zarkasyi adalah putra dari Ky. Asnawi dan dilahirkan di Desa Tempel Tanggul, Sidomulyo, Purworejo. Beliau memperoleh pendidikan agama sejak kecil dari orang tuanya, dan setelah menginjak dewasa beliau meneruskan belajar di Pesantren Bangil Jawa Timur. Tidak hanya di pesantren Bangil, beliau juga belajar di Semarang bahkan sampai di Makkah untuk melanjutkan pendidikannya tentang agama Islam. Setelah bertahun-tahun memperdalam ilmu di berbagai pondok pesantren, kemudian beliau bermukim di Desa Dunglo, Baledono, Purworejo. Oleh Syaikh Sholeh Darat beliau dianjurkan untuk mendirikan masjid di Dukuh Berjan dengan dibekali dua bata merah. Mulai saat itu, 37 berdirilah sebuah masjid yang lambat laun berkembang menjadi sebuah pondok pesantren sampai saat ini. Pada tahun 1965, sewaktu kepemimpinan dilanjutkan oleh KH. Nawawi, bin KH. Shidieq bin KH. Zarkasyi, nama pondok pesantren diganti dengan nama “Roudlotut Thullab” yang berarti taman pelajar atau taman santri, dan kemudian pada tanggal 7 Januari 1996, bertepatan dengan tanggal 16 Sya‟ban 1416 H, kembali diganti menjadi “An-Nawawi” seperti yang dikenal sekarang. Nama terakhir dipilih, karena 2 dua hal alasan pokok, yaitu: a. Dalam rangka tafaulan mengharap barokah kepada muasis atau pengasuh ketiga pondok pesantren, Al Marhum al Maghfurlah KH. Nawawi bin Shidieq. b. Sebagai tonggak sejarah bahwa pada masa KH. Nawawi inilah, sistem atau metode pengajaran yang dikenal dengan sistem madrasi atau dalam duni pendidikan modern dikenal dengan istilah klasikal. Selain itu, pada tahun 1981, dirintis pula pendirian Pondok Pesantren Putri Al Fathimiyyah sekarang Pondok Pesantren Putri An-Nawawi. Dengan kata lain selain memimpin Pondok Pesantren, KH. Nawawi telah berhasil merumuskan dasar pengembangan master plan Pondok Pesantren An-Nawawi. Dalam sejarah kepemimpinannya pondok pesantren ini sejak awal berdirinya sampai sekarang telah mengalami 4 empat kali estafet kepemimpinan, yaitu: