Tujuan pembelajaran Perencanaan Pembelajaran Madrasah Diniyyah An-Nawawi

147 pembiasan menulis Arab dan salah satunya adalah dengan menulis di papan tulis. Jika dilihat dari sisi perkembangan jaman memang terasa tertinggal dan tidak dapat mengikuti perkembangan dengan kesederhanaan media yang sangat bergantung pada kitab sebagai sumber belajar sementara medianya hanya terbatas pada papan tulis dan perlengkapan tulis menulis. Namun jika di lihat dari segi konten yang diajarkan berupa kajian agama yang bersifat dogmatis dan memiliki ruang sempit dalam hal penemuan atau lainnya, cara belajar ini terasa sudah cukup relevan. Disamping itu walaupun belum menggunakan alat- alat teknologi seperti porjektor, wifi, laptop, namun dalam beberapa kesempatan madin tetap menggunakan alat tersebut sebagai intermezzo atau metode selingan. Hal itu biasanya digunakan pada diskusi besar yang musyawarah kubro. Dimana musyarawah diikuti oleh delegasi dari masing-masing kelas. Dalam diskusi tersebut selain menggunakan laptop dan wifi sebagai penunjang diskusi, juga menggunakan projektor sebagai piranti display. Menunjukkan walaupun dalam pembelajaran keseharian Madin An-Nawawi telihat belum dapat memanfaatkan piranti teknologi namun tetap tidak meninggalkan atau terasing dari teknologi tersebut sebagai media pembelajaran. Terkait dengan standar pemerintah yang tertuangkan dalam Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Nomor: 3203 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pengelolaan Dan Penilaian 148 Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah tentang media belajar dalam pembelajaran, dengan kondisi dan bahan yang dikaji oleh madin tentang keagamaan, peneliti menilai media pembelajaran yang digunakan oleh Madin An-Nawawi sudah cukup relevan dengan sesekali juga menggunakan peranti teknologi sebagai sarana pengenalan kepada santri.

i. Penilaian hasil pembelajaran

Penilaian hasil belajar santri merupakan kumpulan dari aspek- aspek pembelajaran yang telah dilalui oleh santri. Hasil akhirnya berupa rapor yang mencakup nilai-nilai dari segi kognitif ataupun akhlaq yang merupakan representasi santri selama belajar ditiap tingkatnya. Namun dalam perumusannya, banyak aspek yang dilibatkan dalam penilaiannya. Tidak hanya aspek kognitif, melainkan dari segi Akhlaq, keaktifan, maupun hal-hal lain. Dalam rapor tersebut nantinya akan ada putusan dari pihak madrasah apakah santri dapat dikatakan lulus dari tingkat sebelumnya, atau tidak tinggal kelas. Aspek-aspek penilaian tersebut secara detail meliputi:

a. Nilai

Nilai adalah aspek yang menjadi acuan utama dan pertama dalam menentukan naik tidaknya santri. Nilai didapat dari ujian tertulis dan ujian praktek. Nilai rata-rata minimal yang ditentukan oleh pihak madrasah adalah 4,6. Dan mulai nilai 4,6 sampai 5,5 menjadi nilai pertimbangan dari nilai maksimal 8. Sementara nilai ujian praktek minimal adalah 6 enam.