Unsur-unsur dalam pesantren Pondok Pesantren

34 mengamalkan ajaran Islam bagi kepentingan kebahagiaan hidup diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa serta negara. Sementara tujuan khususnya antara lain: 1 Membina suasana hidup keagamaan dalam pondok pesantren sebaik mungkin sehingga berkesan pada jiwa anak didik santri. 2 Memberikan pengertian keagamaan melalui pengajaran ilmu Agama Islam. 3 Mengembangkan sikap beragama melalui praktek-praktek ibadah. 4 Mewujudkan ukhuwah Islamiyah dalam pondok pesantren dan sekitarnya. 5 Memberikan pendidikan Keterampilan, civic, dan kesejahteraan, olahraga kepada anak didik. 6 Menyediakan segala fasilitas dalam pondok pesantren yang memungkinkan pencapainan tujuan umum. Tujuan pesantren dapat diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut: 1 Tujuan pendidikan jasmani ahdaf al-jismiyah Tujuan pendidikan jasmani mempersiapkan diri manusia sebagai pengemban tugas khalifah dibumi, melalui ketranpilan-Keterampilan fisik. 2 Tujuan pendidikan rohani ahdaf ar-ruhaniyah Tujuan pendidikan rohani meningkatkan jiwa dari kesetiaan yang hanya kepada Allah semata dan melaksanakan moralitas Islami yang 35 diteladani oleh Nabi Muhammad SAW dengan berdasar cita-cita ideal dalam Al- Qur‟an. 3 Tujuan Pendidikan Akal ahdaf al-aqliyah Pengarahan intelegensi untuk menemukan kebenaran dan sebabnya dengan telaah tanda-tanda kekuasaan Allah dan menemukan pesan ayat-ayat-Nya yang membawa iman kepada sang pencipta. 4 Tujuan pendidikan sosial ahdaf al- ijtima‟iyah Tujuan pendidikan sosial sebagai pembentukan pribadi yang utuh dari roh, tubuh, dan akal. Muhaimin dan Abdul mujib, 1993: 159-160.

d. Pola pesantren

Menurut Nawawi dalam Umiarso dan Nur Zazin 2011:61, ada lima macam pola fisik dalam pondok pesantren: 1 Pondok pesantren yang hanya terdiri dari masjid dan rumah kyai. Pondok pesantren ini masih bersifat sederhana, dimana rumah kyai masih dipergunakan untuk mengajar, kamudian santri datang dari daerah sekitar pesantren itu sendiri. 2 Pondok pesantren selain masjid dan rumah kyai, juga telah memiliki pondok atau asrama tempat menginap para santri yang datang dari daerah-darah yang jauh. 3 Pondok pesantren dengan sistem seperti di atas dan dilengkapi dengan sistem weton dan sorogan, pondok pesantren ini telah menyelenggarakan sistem pendidikan formal seperti madrasah. 36 4 Selain pola di atas, juga ada pondok pesantren yang telah memiliki tempat untuk pendidikan Keterampilan, seperti peternakan, perkebunan dan lain-lain. 5 Pondok selanjutnya, disamping juga memiliki pola seperti pondok keempat, juga terdapat bangunan-bangunan seperti: perpustakaan, dapur umum, ruang makan, kontor administrasi, toko dan lain sebagainya. Pondok pesantren tersebut telah berkembang atau bisa disebut pondok pesantren pembangunan.

2. Pondok Pesantren An-Nawawi

Pondok An-nawawi Berjan, Desa Gintungan, Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo didirikan pada tahun 1870 M oleh Al Marhum Al Maghfurlah KH. Zarkasyi dengan nama “Miftahul Huda”. KH. Zarkasyi adalah putra dari Ky. Asnawi dan dilahirkan di Desa Tempel Tanggul, Sidomulyo, Purworejo. Beliau memperoleh pendidikan agama sejak kecil dari orang tuanya, dan setelah menginjak dewasa beliau meneruskan belajar di Pesantren Bangil Jawa Timur. Tidak hanya di pesantren Bangil, beliau juga belajar di Semarang bahkan sampai di Makkah untuk melanjutkan pendidikannya tentang agama Islam. Setelah bertahun-tahun memperdalam ilmu di berbagai pondok pesantren, kemudian beliau bermukim di Desa Dunglo, Baledono, Purworejo. Oleh Syaikh Sholeh Darat beliau dianjurkan untuk mendirikan masjid di Dukuh Berjan dengan dibekali dua bata merah. Mulai saat itu,