Sejak kapan menjadi kepala madrasah sejak kapan?

233 Transkip wawancara dengan santri HariTanggal : Jum’at, 12 Desember 2014 Pukul : 07.00 – 08.30 WIB Tempat : Asrama Narasumber : NH Pekerjaan : Santri tingkat Ulya 1. Bagaimana cara menerangkan guru? Jawaban: Ya ada yang menerangkan, ada yang hanya membaca, tergantung guru dan fokus kelasnya, Wustho = nahwu sorof, Awwaliyah= Al- Qur’an dan peribadahan sehari-hari, Ulya= lebih pada pengembangan dan pemahaman. 2. Apakah diberikan PR? Jawaban: Ulya dan Wustho jarang, tapi saat Awwaliyah ada kadang-kadang. 3. Apakah diperbolehkan membawa alat komunikasi? Jawaban: Biasanya bawa, tapi lagi gak bawa, paling juga bawa cuma buat sms orang tua minta uang. Ya, pinter-pinter nyimpen aja, kaya ndak tahu anak muda saja. Kalo ketahuan paling disita. Kadang juga ada sweeping kalo ketahuan disita, tapi kalau sampai ketahuan pas tidak saat sweeping ya bisa digundul. 4. Berapa hari saat libur madrasah? Jawaban: 2 mingguan, ya menyesuaikan sekolah formal, kalau tidak seperti itu disini jarang yang berangkat juga, berkurang. Apalagi kalau pas sekolah formal libur pondok masuk, pasti ya jadi sepi. 5. Apakah pengajian luar madrasah masuk nilai rapot? Jawaban: Tidak, diabsen itu karena hanya absen rutin saja, tapi tidak masuk nilai pelajaran rapot. Dan tidak ada penilaian juga. Karena disini kan pndok berkembang jadi yang dipentingkan aktif dulu belum mengacu pada kualitas, walaupun juga sedang mengarah kesitu.

6. Awwaliyah sebagai kelas pertama, apakah juga ada pend luar

madrasah yang sore? Jawaban: Ada tapi sehabis ashar saja, bentuknya berupa pengajian sore?. dari duhur sampai ashar kosong. 234

7. Kadang katanya santri Awwaliyah ada yang tidur ya saat madin,

apakah benar? Jawaban: Iya, ya tidak hanya Awwaliyah ya Wustho dan Ulya kadang juga. Taoi ya tergantung gurunya, kalo baik ya dibirakan tidur kalo galak ya disuruh bangun bahkan dihukum. 8. Apakah ada hukuman? Jawaban: Iya, hukuman bervariasi tergantung penghukumnya, ada yang dipaket ke pondok putri, ada yang disuruh baca Al- Qur’an didepan kantor, ada yang disuruh berdiri di kelas, ada yang di rendam di kolam, ada yang digundul, dll. 9. Apakah asrama untuk putra hanya satu tempat ini saja? Jawaban: Tidak ada dua untuk putra, disini dan di dekat geudng pendidikan. Tap yang didekat gedung pendidikan untuk yang sudah besar yaitu yang sudah perguruan tinggi STAIAN dan MAK. Tapi enak disini, karena disini masih ada yang mengawasi, dan yang mengingatkan oleh pengelola pondokpengurus, tapi kalo disana seperti hidip sendiri, tidak ada yang mengawasi, harus hidup mandiri, sekamar hanya untuk orang 4, sepi mas. 10. Apakah ada program beasiswa? Jawaban: Ada, tapi hanya untuk yang dari MAK saja. Beasiswanya ada untuk ke Al-Azhar Mesir dan ke perguruan tinggi milik orang asing turki yang berada di cianjur. Belakangan ini banyak yang lebh tertarik untuk mengambil yang program beasiswa ke cianjur karena perkara jarak yang lebih dekat. Terlebih jika di cianjur beasiswa meliputi sekolah sampai makan, beda dengan di Al-Azhar yang hanya untuk sekolanya saja. Tahun kemarin ada sekitar 3 anak yang bisa masuk beasiswa ke Cianjur tersebut.

11. Saat pembelajaran, alat peraga apa saja yang biasanya digunakan

dimadin? Jawaban: Ya pada dasarnyakan kalau pengajaran madin seperti ini tidak membutuhkan banyak perlatan yang macem-macem karena semuanya bersumber pada kitab. Tapi karena kami masih pondok berkembang kami belum memakai LCD seperti pondok-pondok modern. Tapi kalau hanya mempelajari kitab sebenarnya LCD bukanlah alat yang harus ada. Kitab sudah cukup.

12. Apakah pendidikan formal menggunkan gedung yang sama untuk

madrasah diniyyah? Jawaban: Iya, jadi kalo pagi untuk sekolah formal, MTS dan MA. Kalau sore untuk madin madrasah putri, sedang malam untuk madinnya. Tapi kelas dimadinnya tiap malam tetap tidak pindah-pindah seenaknya