Metode pembelajaran Perencanaan Pembelajaran Madrasah Diniyyah An-Nawawi

148 Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah tentang media belajar dalam pembelajaran, dengan kondisi dan bahan yang dikaji oleh madin tentang keagamaan, peneliti menilai media pembelajaran yang digunakan oleh Madin An-Nawawi sudah cukup relevan dengan sesekali juga menggunakan peranti teknologi sebagai sarana pengenalan kepada santri.

i. Penilaian hasil pembelajaran

Penilaian hasil belajar santri merupakan kumpulan dari aspek- aspek pembelajaran yang telah dilalui oleh santri. Hasil akhirnya berupa rapor yang mencakup nilai-nilai dari segi kognitif ataupun akhlaq yang merupakan representasi santri selama belajar ditiap tingkatnya. Namun dalam perumusannya, banyak aspek yang dilibatkan dalam penilaiannya. Tidak hanya aspek kognitif, melainkan dari segi Akhlaq, keaktifan, maupun hal-hal lain. Dalam rapor tersebut nantinya akan ada putusan dari pihak madrasah apakah santri dapat dikatakan lulus dari tingkat sebelumnya, atau tidak tinggal kelas. Aspek-aspek penilaian tersebut secara detail meliputi:

a. Nilai

Nilai adalah aspek yang menjadi acuan utama dan pertama dalam menentukan naik tidaknya santri. Nilai didapat dari ujian tertulis dan ujian praktek. Nilai rata-rata minimal yang ditentukan oleh pihak madrasah adalah 4,6. Dan mulai nilai 4,6 sampai 5,5 menjadi nilai pertimbangan dari nilai maksimal 8. Sementara nilai ujian praktek minimal adalah 6 enam. 149 Hal yang berbeda adalah ujian tertulis dilakukan setiap akhir semester dan soal ujian tertulis merupakan soal essay dengan jumlah soal hanya 8 soal untuk semua pelajaran. Delapan soal dan tidak dibulatkan menjadi genap 10 soal adalah hal aneh langka yang terjadi. Alasan pihak madrasah hanya membuat 8 soal saja sangatlah filosofis Disamping merupakan tradisi Pondok Pesantren An-Nawawi sejak dulu. Dikonfirmasi oleh Pak MJ selaku kepala pondok dan Pak FM selaku kepala madrasah, bahwa soal delapan melambangkan ketidak sempurnaan manusia sebagai insan ciptaan tuhan. Dan kesempurnaan itu hanya dimilki oleh Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan. Bahkan untuk mencapai nilai sembilan pun manusia tidak pantas. Oleh karena itu, tradisi soal hanya delapan masih dipertahankan oleh pihak madrasah. Nilai murni dari hasil Imtihan ujian tersebut nantinya juga akan menjadi acuan pertimbangan perangkingan kelas yang juga akan dikomparasikan dengan aspek lainnya.

b. Akhlaq

Akhlaq menjadi pertimbangan baik dalam kenaikan kelas atau pun pada tahap pemilihan santri teladan. Saat nilai kognitif santri berada pada nilai rata-rata dibawah 5,5 maka pihak madrasah dalam rapat pleno kenaikan kelas akan mempertimbangakan akhlaq santri tersebut. Hal tersebut juga termasuk pelanggaran-pelangaran apa saja dan tingkat pelanggarannya. Jika selama pembelajaran santri berkelakuakan baik, maka santri cenderung untuk dinaikan. Namun