Data Reduction Reduksi Data

64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Pendidikan Madrasah Diniyyah An-Nawawi

a. Keadaan dan kondisi Madrasah Diniyah An-Nawawi

Madrasah Diniyah An-Nawawi beralamat di Desa Gintungan, Kec. Gebang, Kab. Purworejo. Merupakan pendidikan nonformal yang bernaung dalam Pondok Pesantren An-Nawawi. Madrasah Diniyah An- Nawawi dilaksanakan di gedung pendidikan Pondok Pesantren An- Nawawi Berjan. Gedung pendidikan tersebut berbentuk huruf U yang terdiri dari 3 gedung utama dan satu masjid di salah satu ujung huruf U tersebut. Dua gedungnya berlantai 2 dan satunya berlantai 3. Secara keseluruhan gedung terlihat bersih dan rapi. Gedung pendidikan tersebut memuat sekitar 25 kelas bagi para santri, sementara jumlah santri per kelas antara 20-40 santri yang sangat dipengaruhi oleh tingkatan kelasnya. Selain digunakan untuk pelaksanaan madrasah diniyyah pada malam hari, gedung ini juga digunakan untuk sekolah formal di siang harinya. Terkait masalah perlengkapan dan sarana pembelajaran gedung pendidikan tersebut sudah menyerupai sekolah formal pada umumnya. Walaupun masih dalam taraf yang sederhana, sarana yang dapat dijumpai seperti white board, alat tulis, meja dan kursi belajar, sampai announcer speaker pengeras. Sarana tersebut sudah cukup memadai jika digunakan untuk pembelajaran madrasah diniyyah yang berbasis agama karena 65 dalam pembelajaran madrasah diniyyah sumber belajar yang terpenting adalah kitab sebagai saran utama untuk mengkaji materi yang dipelajari. Pembelajaran di Madrasah Diniyyah An-Nawawi sangat bergantung pada keberadaan kitab. Oleh karena itu, pendidik dan santri dalam pembelajarannya diharuskan selalu mempunyai kitab satu-persatu agar pembahasan dapat berlangsung dengan kondusif. Media bantu yang sering digunakan dalam Madrasah Diniyyah An-Nawawi adalah alat dan papan tulis. Sarana ini digunakan guru-guru untuk menjabarkan tiap tulisan Arab yang sementara dipelajari, selain itu papan tulis juga digunakan untuk memperdalam kemampuan santri dalam menulis dan memahami tulisan Arab. Namun untuk alat display yang lebih canggih seperti proyektor belum dapat diaplikasikan secara keseharian, walaupun piranti tersebut sudah disediakan oleh sekolah, namun masih dalam jumlah sedikit. Hal ini sesuai pernyataan dari Bapak MJ selaku kepala pondok yang menyatakan sebagai berikut. ―Pertama jelas kitab, namun ketika pelajaran-pelajaran yang memang perlu interaksi tentu dapat kita tulis dipapan tulis, seperti sekolah biasanya. Untuk Awwaliyah, kita prioritaskan untuk menulis, tentunya untuk masalah media dan fasilitas dalam pendidikan madin, kita pun tidak menggunakan piranti seperti projektor, hanya menggunakan papan tulis sebagai media pembantu, khususnya untuk Awwaliyah karena kita fokuskan untuk menulis. Tulisan dalam kitab ditulis ulang sebagai pembelajaran santri menulis‖ Kamis, 11 Desember 2014. Hal tersebut juga dikuatkan oleh pernyataan Bapak FM yang menyatakan sebagai berikut.