Bagaimana terkait perumusan materikitab?
221
dari golongan umum, tokoh masyarakat, karena acuannya adalah agama.
11. Media pembelajaran?
Jawaban:
Yang utama kitab, Selain kitab paling yang kalau bersifat praktek, itu mungkin kita fasilitasi, misal Awwaliyah untuk ubudiyah
ibadah wajib perlu praktek misal wudhu, Sholat, kita carikan tempat, kita sediakan tempat untuk praktek tersebut. Atau mungkin
yang paling sering saat ujian praktek, kita siapkan dikelasnya, misal ujian prakteknya merawat jenazah itu kita laksanakan
mengambil jam madrasah malam dikelas, karena akan butuh boneka, mori sebagai silmulasi.
Akhirus sanah biasanya banyak prakteknya, misal praktek menyembelih ayam, tapi ayamnya beli sendiritidak disiapkan oleh
madrasah, madrasah pun tidak mematok untuk ayam seperti apa yang penting hidup. Tapi media paling wajib ya itu kitab.
Kalau alat bantu ya sederhana saja semisal papan tulis, spidol pengahapus sudah cukup karena kajian utamanya kitab. Untuk
projektor ataupun lcd itu ada tapi tidak bisa menyadiakan setiap kelas satu. Itu pun paling digunakan saat musyawaroh kubro
musyawaroh besar gabungan antar kelas yang pesertanya delegasi dari masing-masing kelas. Taoi kalau untuk pembelajaran
keseharian belum menggunakan, walaupun tidak menutup kemungkinan besok bisa sampai ketaraf tersebut. Karena melihat
jaman sekarangkan hal tersebut mestinya sudah wajar jika diadakan.
12. Bagaimana terkait penggunaan gedung pendidikan?
Jawaban:
Kalau siang buat formal kalau malam buat madin. Karena status gedungitu sendiri itu adalah iuran dari masyarakat toreqoh,
dipondok ini kan pengasuh juga memilika santri toriqoh. Mereka membangun gedung itu dinamakan gedung pendidikan, agar amal
jariyahnya lebih banyak. Artinya mereka yang sudah infak pahalanya biar mengalis terus, agar sesuai dengan niat mereka dulu
mesodakohkan harta ataupun tenaganya, digunakan semaksimal mungkin, hanya pengaturan waktu saja, kalau pagi digunakan
formal sore digunakan pondok pesantren putri, malam digunakan madin putra. Jadi tidak dinamai gedung MTS, gedung MA, tapi
gedung pendidikan An-Nawawi. Artinya seluruh kegiatan pembelajaran An-Nawawi bisa memakai. Tapi kalau STAIAN itu
sudah sendiri.
222
13. Langkah-langkah pengajaran?
Jawaban:
Aturannya Cuma global tapi lebih spesifiknya bersifat pribadi masing-masing. Tapi ada etika bahwa setiap masuk kelas pertama
ustad harus mendoakan santri, membacakan alfatekah sebanyak 11 kali. Setelah itu membuka dengan salam. Memasuki inti, juga ada
kode etiknya yaitu disesuaikan dengan fokus masing-masing tingkat seperti tadi yang sudah dijelaskan. Sebelum diakhiri
pembelajaran, diadakan tanya jawab, itu dimaksudakan agar materi itu tuntas, artinya saat ada yang belum jelas bisa meminta
penjelasan. Apabila masih diberi kesempatan masih sulit itu tentunya dari dewa asatit yang aktif menanyai. Kalau belum jelas
dipertemuan berikutnya diulang lagi.
14. Diatur secar tertulis?
Jawaban: Yang diatur tertulis Cuma pembacaan doa tadi, selain itu tidak.
15. Bagaimana terkait sistem penilaian madrasah diniyyah?
Jawaban:
Disini maksimal nilai delapan. Minimal bisa satu, hanya saja kalau nilai kurang dari 4 itu berarti nilai tidak tuntas. Nanti kita
kategorikan, kalau nilai 7 itu bagus. Kalau nilai 5,5-7 itu dinyatakan mutawasit atau sedang, nanti kalau 5,5 kebawah itu
dinyatakan tingal kelas atau rodek. Tradisi disini tidak ada nilai 9 10. Walaupun sebenarnya pondok lain ada seperti pondok Gontor,
Pondok Pacitan.