Terkait Pendidik muda, Apakah ditradisikan dalam pesnatren atau
218
kalau ada penambahan perlu pengurangan tentunya kita maturkan ke pengasuh, seperti dulu disini tidak ada kitab, al ikthon, al ngusnu
hamidiyah dll, setelah ijasah pondok minta disetarakan dengan ijasah sekolah, oleh kemenag diharuskan untuk menambahkan
beberapa mapel tertentu, kemudian kita sowankan ke almukarom ketikan di ACC ya kita masukan, terus ada pelajaran yang dirasa
sudah cukup ditingkat bawahnya yang diatas kita kurangi, ataupun kitab-kitab yang disini kiranya belum komplit bisa kita ambilkan di
pondok-pondok yang lebih besar, jadi untuk materinya kalau disini tidak ada spesifikasi jurusan, beda kalau pondok-pondok lain yang
misal di klirap spesialis nafwu, lirboyo spesialis fiqh. tapi kalau disini walaupun sedikit-sedikit tapi diambil semuanya, tidak
dispesifikasi mengarah pada satu mapel.
5. Apakah menggunakan sistem kelas dan semester?
Jawaban:
Diambil 6 bulan satu semesteran nihfu sanah semester awal dan akhirus sanah semester akhir.
6. Berdasar pada apa perumusan pembagian kelas?
Jawaban:
Mulai tahun ini, kalau anak-anak yang tidak naik kelas kita jadikan satu agar penanganannya mudah kalau yang dulu disebar. Mulai
tahun ini. Kalau kelas A imagenya adalah kelas yang dulu pernah tinggal kelas. Tapi kalau lainnya tidak difavoritkan berdasar
kemampuan. Sebenarnya juga ada kekurangan dan kelebihannya, kekurangan tentunya nanti untuk memberikan materinya harus
tlaten dan sedikit lambat, motivatornya juga berat, tap kelebihannya mudah untuk fokus.
7. Bagaimana terkait perumusan Aaokasi waktu?
Jawaban:
Alokasi waktu yang pokok kita ambil setelah isa, dua jam pelajaran diselingi istirahat 15 menit, kalau diluar itu yang setelah madrasah
kita adakan ekstra bagi teman-teman yang tidak sekolah, untuk jenjang yang sudah kuliah ada kitab muhadad, ada ngaji sorogan.
Untuk yang sudah lulus Ulya, yang Ulya pun boleh ikut asal tidak mengggangu pelajaran pokok mereka. Pokok maksutnya yang
setelah isa dari jam 20.00 sampai jam 22.15. diluar itu seua bersifat les, les yang setelah madrasah itu, itu untuk tekanan ke anaknya
tidak begitu wajib karena itu sifatnya monggo untuk yang mau ikut. Kecuali kalau memang ada les-les kitab-kitab yang tidak mungkin
diakhir tahun ajaran khatam sehingga mengharuskan untuk menambah jam, seperti kitab tafsir. Kemudian kalau bakda subuh,
tidak dijawalkan pukul berapa-berapanya karena waktu subuh itu maju dan mundur dengan kalender komariah itu, menganut itu oleh
karenanya tidak diberi pukul tetap dan di serahkan untuk masih- masing pengampu untuk memberi sebuah kebiasaan atau bikin
kontrak dengan teman-teman santri untuk masuk jam berapa-jam
219
berapa, terkait durasi idealnya 45 menit. Terus nanti bagi anak- anak yang tidak ikut formal, waktu dhuha itu juga ada pengajian
kemarin ada dawuh dari almukarom untuk diadakan musyawaroh, namun belum dilaksanakan menunggu setelah liburan baru akan
dilaksanakan, sudah direncanakan sudah dijadwalkan namun pelaksanaannya setelah liburan. Sekitar jam setangah 9 atau jam 9
pagi.
Nanti setelah teman-teman pulang dari madrsah formal, khusus Awwaliyah libur tidak ada kegiatan menimbang mereka baru
setahun pertama dipondok, untuk waktu adaptasi. Ada pengajian bakda duhur satu jam setelah itu istirahat, seorenya setelah jamaah
ashar ada musyawaroh kecuali hari sabtu itu ada pengajian, dan harus senin.
Itu wajib bagi santri yang dipondok bukan laju. Ada absen, artinya nanti jika tidak masuk nanti akan ada teguran atau peringatan.
8. Apakah pend luar madrasah juga msik dalam penilaian dalam rapor?
Jawaban:
Kalau nilai rapot, tidak semata-mata penguasaan materi tapi mencakup kedisiplinan, ahklak selama belajar, dan semangat
sungguh-sungguh.
Karena nanti akhir tahun kita adakan rapat pleno, untuk menentukan siapa yang naik kelas dan yang tidak naik kelas.
Syarat-syarat naik kelas tentunya nilai tidak boleh kurang dari 4. Hapalan sesuai target sesuai dengan kelas masing-masing. Misal
kelas Awwaliyah haru mencapai 2 kitab: aqidatul awam dll.
Kalau pun ada nilai plus itu untuk pertimbangan juara kelas, nanti diWustho target minimal hapal kitab jurmiyah, dan aqidatul widya
tingkat satu Wustho. Kitab. .setoran bersifat nafwu sorof semua. Tapi di Awwaliyah ada tambahan yaitu tajwid dan tauhid teologi
tentang aqidatul awal, sifat-sifat tuhan dan yang berhubungan tentang teologi dasar dll. Tingkat kelas 3 Wustho, minimal syarat
naik kelas: paling tidak hapal 3 kitab naqidatul qirob susunan kata, nadol maksutsorof, muktamimah nafwu.
Kelas satu Ulya: Cuma satu kitab ibnu malik menghapal 600 bait kitab ?. kemudian kelas 2 nya meneruskan kelas satu, melengkapi
400 bait lagi. Terus ditingkat 3 Ulya batas minimal muhafadoh untuk naik kelas titu hapal kitab ?. cari kitab apa saja tiap
tingkatan.
Dipleno selain menetukan yang tidak naik kelas dan yang naik, juga untuk menetukan siapa yang 3 besar kelas masing-masing.
Untuk selanjutnya kita kasih kitab untuk jenjang berikutnya sebagai