H. Noer Alie 1914-1992 H. Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin 1915- s.d. sekarang

134

K. H. Noer Alie 1914-1992

Noer Alie lahir di Desa Bahagia Babelan, Bekasi tahun 1914. Ayahnya bernama H. Anwar dan ibunya bernama Hj. Maimunah. Masa pendidikannya diawali dengan mondok di K. H.A. Mughni Ujung Harapan dan K. H. Ahmad Marzuki ayah K. H.M. Bagir Marzuki di Rawabunga, Jatinegara. Noer Ali dapat melanjutkan pendidikannya ke Makkah dengan meminjam uang dari majikan ayahnya. Sekembalinya ke tanah air, ia merintis pembangunan pesantren at-Taqwa di Ujung Harapan. 290 Foto 49: K. H. Noer Alie Sumber: Ulama-Ulama Nusantara. Diakses dari http:sachrony.files.wordpress.com. Tanggal 12 Maret 2011. Perjuangan Noer Ali dimulai pada masa revolusi 1945, ia masuk KNI Bekasi, Bupati Jatinegara 1948, Komandan Batalyon TNI dari Hizbullah Serang, Ketua Masyumi cabang Bekasi, anggota DPRD Bekasi, dan anggota Konstituante 1955. Setelah Konstituante dibubarkan dan Partai Masyumi 135 dilarang, ia masuk PPP 1973. Namun seiring kebijakan penguasa Orde Baru yang menghendaki semua partai dan organisasi menerima azas tunggal, Noer Ali mengundurkan diri dari PPP. Noer Ali terpilih sebagai Ketua Umum MUI Jawa Barat 1971-1975 dan memimpin Badan Kerjasama Pondok Pesantren Jawa Barat. Noer Ali wafat tahun 1992, di Ujung Harapan, Bekasi. Selama hidupnya, ia dikenal sebagai singa Karawang-Bekasi. Namanya kini diabadikan sebagai nama Gedung Islamic Centre Bekasi. 291 Untuk menghormati jasa-jasanya, pemerintah memberikan beberapa penghargaan, terutama: Bintang Jasa Nararya 1995, Bintang Maha Putra Adipradana 1996, dan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional 2006. 292

K. H. Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin 1915- s.d. sekarang

Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin atau Abah Anom lahir tahun 1915, di Suryalaya. 293 Belajar formal vervooleg school SD Ciamis dan Tsanawiyah Ciawi. 294 Setelah lulus, mondok di Cicariang sampai mendapat harupat tujuh, 295 ke Jambudipa, dan Gentur. Setelah itu, melanjutkan ke Cireungas, Sukabumi, dan ke Citengah, Panjalu. Tahun 1938, Abah Anom menunaikan haji. Selama di sana, mendalami kitab Sirr al-Asrar dan Ghaniyat at-Thalibin kepada syekh Romli seorang wakil talqin di Jabal Gubaiys berasal dari Garut. 296 Sekembalinya dari haji, aktif mengajar di pesantren Suryalaya. Namun tahun 1939-1945, kurang menguntungkan bagi Suryalaya seiring menguatnya pengaruh kolonialisme dan pendudukan Jepang. Hal yang sama, pasca Indonesia 136 merdeka, pesantren Suryalaya harus berhadapan dengan DITII, karena dijadikan basis TNI. Seiring dengan itu muncul fitnah, bahwa ajaran yang dikembangkan di Suryalaya menyeleweng dari ajaran Islam yang benar. Tahun 1950, ketika Abah Sepuh mulai uzur, ia diangkat menjadi pimpinan Suryalaya. Tahun 1956, abah Sepuh wafat. Ketika itu, DITII masih merajalela. Tidak kurang dari 38 kali serangan DITII ke Suryalaya selama tahun 1950-1960. 297 Foto 50: K. H. Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin Abah Anom Sumber: Dokumentasi Pesantren Suryalaya Tasikmalaya. Tahun 1961, untuk memodernisasi pesantren, didirikan Yayasan Suryalaya. Pemrakarsanya adalah H. Sewaka alm.. Melalui yayasan, kemudian berdiri SMPI dan Perguruan Tinggi Dakwah Islam 1963, PGA 6 tahun, MDA 1968, SMA 1975, dan TK 1980. Setelah itu, berdiri Perguruan Tinggi IAILM 1986. Melalui upaya itulah berbagai fitnah dan tuduhan negatif terhadap pesantren Suryalaya berkurang. 298 Sebagai apresiasi terhadap dedikasinya, 137 sejumlah penghargaan diterima pesantren ini, seperti: dari Kodam III Siliwangi, Gubernur Jabar, Pertani, dan PBB.

K. H. Mansoer 1917-1981